Di bar tepat di tengah kota.
Di dalam ruangan dengan cahaya remang-remang seorang pria dan wanita duduk dengan wajah datar. Alis keduanya berkerut tanda tidak senang.
Ceklek...
Tiba-tiba pintu masuk di ruangan tersebut terbuka perlahan menampilkan sosok pria tinggi dengan wajah yang sudah di makan usia.
"Lama tidak bertemu? Apa kabar?"
"Kenzo, saya tidak bisa melakukannya"
Kenzo menatap tidak suka pria di depannya.
"Kalau begitu jangan lakukan, tapi tentang putrimu aku tidak akan memberitahumu" Ucap Kenzo datar, matanya yang tajam memicing.
Mendengar ancaman Kenzo, pria yang baru saja datang dengan penuh tekad mengepalkan tangannya dan tampak merasa bersalah.
"Kita berdua tidak menyuruhmu membunuh siapapun, hanya bawa bayi itu ke sini dan selesai...."
Christy yang sejak tadi diam mendengarkan akhirnya tidak tahan untuk bersuara.
"Kudengar Chika akan membuat pesta untuk 3 bulan anaknya? Saat hari itu tiba bawa bayi itu ke sini dan kita berdua akan memberitahu keberadaan putrimu yang hilang"
"T-tapi-"
"Mau atau tidak?" Potong Kenzo cepat.
Ruangan jatuh dalam keheningan yang dalam, hanya suara dengung dari musik di luar yang samar-samar terdengar.
"Apa yang akan kalian lakukan dengan bayi itu?"
"Tenang saja kita berdua tidak akan membunuhnya" Jawab Christy santai.
•••
Di kediaman Chika dan Ara, suara hikuk-pikuk terdengar di setiap sudut rumah.
Ada banyak orang yang berlalu-lalang sambil membawa barang-barang.
Ara yang hari ini sengaja memgambil cuti untuk pesta 3 bulanan putranya tersenyum puas. Rumah mereka yang tadinya terlihat damai kini berubah menjadi pesta yang mewah dan tampak hidup.
"Terlalu menyilaukan" Seorang wanita bergumam.
Ara memicingkan matanya dan menatap sepupu yang baru dikenalnya itu.
"Terlalu cerewet" Balas Ara tidak terima.
Mendengar itu sepupunya memutar mata santai, wajahnya yang seputih salju terlihat memerah saat ini karena kelelahan.
"Cuaca di negara ini tidak cocok untukku, setelah ini semua selesai aku akan pulang"
"Kamu akan pulang? Secepat itu?" Chika yang berjalan turun dari lantai dua dengan baby Aaron di gendongannya bertanya.
"Yahh, Dokter Marsha sangat sibuk jadi aku akan pulang" Sepupu Ara yang tidak lain adalah Dokter Marsha menjawab dengan nada prihatin.
"Kenapa begitu cepat?" Tanya Chika lagi.
"Sudah aku bilang dokter sepertiku sibuk, sangat sibuk" Jawab Dokter Marsha lagi.
Chika tersenyum tipis, baby Aaron yang bermain di gendongannya mengeluarkan rengekan kecil saat melihat bibinya.
"Mumumu...mau bibi gendong?" Dokter Marsha menoel pipi gemuk baby Aaron.
"Jangan menciumnya!" Ara berseru.
Mendengar itu Dokter Marsha menggembungkan pipinya tidak suka.
"Aku jarang bertemu kalian, kenapa harus bersikap dingin" Rengek Dokter Marsha.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Home (ChikaxAra)
Fiksi PenggemarSupaya nyambung dengan ceritanya baca dulu Sugar Mommy (ChikaxAra)