1 Month Later.....
Matahari telah berulang kali terbit dan terbenam setiap hari.
Kehamilan Fiony benar-benar memberi warna pada keluarga besar Ara.
Setiap hari mereka akan memanjakan Fiony dengan berbagai macam hal.
Seperti malam ini, saat makan malam semua orang berganti-gantian menyenangkan Fiony.
"Fio, papa sudah membuat puisi untuk bayimu nanti. Ini adalah hadiah" Ucapan Tn.Allan yang penuh dengan semangat terdengar di seluruh ruangan.
Fiony tersenyum manis mendengar itu, dia kemudian mengucapkan terima kasih yang panjang.
"Paa, kalau ingin memberi cucumu hadiah sebaiknya saham. Jaman sekarang gak ada bayi yang suka puisi" Celetuk Gracia.
Anggota keluarga lain yang mendengar celetukkannya tanpa sadar mengangguk.
"Tapi dulu kamu menyukainya, kamu akan tertidur setiap papa membaca puisi" Balas Tn.Allan tidak terima.
Gracia memutar matanya malas, jika dia tidak salah. Dulu setiap Tn.Allan membacakan puisi untuknya dia akan dengan sengaja menutup mata dan pura-pura tidur.
"Gapapa, puisi juga bagus kok" Sela Fiony, takut jika papa mertuanya menjadi kecil hati.
Tn.Allan mengangkat dagunya bangga ke arah Gracia.
"Ngomong-ngomong soal Dr.Zee gimana pa?" Kali ini Ara yang bertanya.
Meskipun dokter yang menangani kehamilan Fiony saat ini melakukan pekerjaan yang bagus akan tetapi Ara entah mengapa lebih mempercayai Zee daripada dokter yang lain.
Bukan hanya itu, tampaknya Fiony juga memikirkan hal yang sama.
"Harusnya bulan ini dia sudah pindah ke sini, kamu harus bersabar. Dia bukan dokter sembarangan yang boleh pindah begitu saja" Jawab Tn.Allan jelas.
Suasananya kembali hening, hanya ada suara denting garpu dan sendok yang beradu di atas piring.
"Ekhem..."
Kenzo yang sejak tadi diam dan memilih untuk mengamati berdehem pelan yang membuat semua mata tertuju kepadanya.
"Apa itu?" Alis Tn.Allan terjerat tanda tidak suka.
"Aku akan melakukan perjalanan bisnis selama seminggu" Jawab Kenzo matanya mengamati anggota keluarganya satu persatu.
"Kemana?"
"Hmm hanya keluar kota, tapi...."
Kata 'tapi' yang dijeda oleh Kenzo sekali lagi menarik perhatian semua orang.
"Salah satu relasi bisnis perusahaan mengadakan pesta ulang tahun pernikahan, aku tidak bisa hadir. Gracia sejujurnya tidak dapat diandalkan..."
Mata Ny.Alise melotot mendengar ucapan Kenzo. Dia tahu jika putrinya memang bodoh tetapi tidak harus mengatakannya sejelas itu kan?
Gracia yang tidak memiliki rasa percaya diri memajukan bibirnya kesal.
"Apa kamu boleh datang ke pesta?" Mata Kenzo beralih menatap Ara.
Kening Ara terlipat, sejujurnya dia benar-benar tidak suka terlibat dengan bisnis keluarganya. Tetapi saat melihat wajah memohon Kenzo dia sedikit bimbang.
"Aku...aku gak mungkin ke pesta sendirian, tapi Fiony sedang hamil muda-"
"Aku akan meminta Christy menemanimu" Potong Kenzo cepat.
Ara sedikit terkejut mendengar nama Christy.
"Mungkin kali ini benar-benar penting, gakpapa aku bisa tinggal di rumah. Lagian ada mama juga" Fiony yang tidak ingin Ara terlalu banyak berpikir akhirnya membuka suara.
Mendapat tanda setuju dari Fiony, Ara menghela nafas dan detik berikutnya dia mengangguk.
Kenzo tersenyum miring saat menerima tanda persetujuan dari Ara.
"Christy ini...dia sebenarnya siapa?" Tn.Ben yang sejak tadi diam membuka suara.
"Kakek dia adalah wanita yang bang Kenzo kejar dari dulu tapi gak berhasil"
Pletak!
"Aww..." Pekik Gracia kemudian.
Sebuah jitakan keras hinggap di kepalanya yang membuat dia meringis.
"Jaga bicaramu" Geram Kenzo, wajahnya memerah karena menahan malu.
"Apa? Gak salah kan?"
"Diam..." Kenzo benar-benar ingin mencabik-cabik saudara perempuannya yang satu ini sekarang.
Gracia yang tidak ingin mendapatkan jitakan kasar dari Kenzo untuk yang kedua kalinya akhirnya mengatupkan bibirnya.
•••
Sejak kematian Tn.Torres hidup Chika berubah banyak.
Tn.Harres yang melihat perubahan emosi Chika yang tidak teratur memilih untuk lebih banyak diam dan hanya mengamati dari sudut ruangan.
Saat ini keduanya tengah berada di ruang kerja.
Chika yang mengambil cuti beberapa hari tampak serius dengan lembaran kertas di depannya, ada banyak pekerjaan yang terbengkalai dan sekarang meskipun jam sudah menunjukkan angka 2 dini hari dia tetap tidak bergeming dari mejanya.
Ruang kerja yang besar itu dipenuhi dengan keheningan yang dalam.
Mata tua Tn.Harres hanya mampu memandangi wajah pucat Chika yang serius, tampaknya selama beberapa hari ini dia kekurangan banyak berat badannya. Lingkaran hitam di bawah matanya semakin membuat jantung Tn.Harres sakit.
"Nona..." Tn.Harres yang sudah tidak tahan lagi akhirnya memanggil.
Suaranya yang bergetar membuat konsentrasi Chika buyar.
Bulu mata Chika sedikit bergetar saat mengangkat wajahnya, mata cokelatnya terpaku pada sosok tuan Tn.Harres.
"Sudah larut malam, sebaiknya lanjutkan itu besok ketika di kantor. Kembali ke kamarmu dan istirahat dulu"
"Paman aku tidak lelah"
"Lelah atau tidak istirahat dulu, jangan lupa kamu akan menghadiri pesta ulang tahun pernikahan di luar kota"
Chika yang mendengar itu kembali menurunkan wajahnya acuh tak acuh, tetapi detik berikutnya matanya menjadi berkaca-kaca.
Ekspresinya penuh kesedihan yang belum pernah dilihat siapapun.

KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Home (ChikaxAra)
FanfictionSupaya nyambung dengan ceritanya baca dulu Sugar Mommy (ChikaxAra)