...

39 6 2
                                    

Arin menatap cemas, dia diam. Setelah serangkaian panjang paragraf yang Evans ceritakan ia merasa sedikit menyesal mendengarnya.

"Dan di mana mereka yang selamat sekarang?"

"Di rumah sakit mu" Evans meraih tangan Arin dan menggenggamnya.

Lukanya sudah di tangani dengan benar sekarang. Ia bersyukur memiliki Arin, andai wanita itu tau.

"Aku di sini, tak perlu lagi khawatir" Jelasnya dan mengecup tangan istrinya.

Arin membalas genggamannya yang hangat.

"Angel punya saudara kembar kan"

Mereka menuju ke pembahasan lain yang menjadi awal dari saling diamnya mereka berdua.

Evans menganggukkan kepala, ia menarik tangannya dan menunduk.

"Apa Virgo sudah menceritakan semuanya?"

Bukankah ini berarti Evans sengaja atau memang membiarkan Virgo menceritakan segalanya?

"Kenapa tidak kamu sendiri yang menceritakannya? Kenapa?"

"Karena kamu sedang marah, aku takut kamu berpikir aku berbohong dan menutupi segalanya "

"Kamu memang menutupi segalanya" Ia sempat terlalu melebihi nada biasa saat bicara begitu.

"Aku hanya berusaha memberi tau di waktu yang tepat"
Evans menatap istrinya seketika.

"Artinya kamu hampir tidak akan memberi tau kan?"

"Jika bisa tidak akan pernah ku katakan padamu, karena tidak ada yang mau bersama dengan seorang pembunuh Arin"
Evans mengatakannya dengan emosional membuat Arin terdiam, bersamaan dengan jantungnya yang seakan di sambar petir.

"Bahkan kamu ketakutan" Matanya dengan sekuat tenaga menatap seseorang yang ia sayangi dengan perasaan amat bersalah.

Tentu saja Arin ketakutan, Evans memang benar, tidak ada yang mau menikah dengan seorang pembunuh tapi Evans suaminya sekarang lantas ia harus bagaimana?

"Tidak aku tidak ketakutan" persetan dengan pembunuhan, dia penjahat dan Arin jatuh cinta pada penjahat.

"Kamu selalu ketakutan di dekat ku setelah hari itu, kamu kehilangan senyuman mu"

"Aku tersenyum Evans" Begitu mengatakannya Arin sadar matanya terbakar dan berkaca-kaca.

Ini bukan lagi bisnis yang mereka rencanakan sejak awal. Pada kenyataannya yang mereka semua katakan benar adanya.
Cinta akan datang dengan segala kebiasaannya.
Arin terbiasa bersama Evans dan Evans tidak akan terbiasa tanpa Arin.

"Virgo yang pasti akan kamu dengarkan tanpa ada rasa terancam, apa kamu bicara dengan baik bersamanya?"

Arin mengangguk.

"Percayalah yang dia ceritakan semuanya adalah kebenaran."

"Kenapa Virgo?" Itu menjadi pertanyaannya sejak awal.

"Kamu sepertinya sudah menemukan kotak kayu lama milikku"

Arin memicingkan mata sambil menyeka air matanya, semoga Evans tidak tersinggung ia mencampuri sesuatu hal yang  menjadi privasi suaminya.

Evans tersenyum geli. Ia melihat kotak itu berantakan di ruang kerja semalam, semoga Arin tidak begitu terkejut.

"Para rombongan remaja di berita itu, salah satunya adalah Virgo. Dia hanya anak muda yang salah pergaulan"

Arin sampai menutup mulutnya, ini dramatis tapi benar-benar begitu mengejutkan.

"Dia sendiri yang datang minta maaf padaku" Evans tersenyum saat mengingat hal itu. Ia memang mudah memaafkan karena pada dasarnya ia juga hanya manusia biasa.

On Business 21+ [ Arin & Evans ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang