Vote dulu, baru baca✌
###
Note :
Bosen ga sih? Udh belasan part tapi masih bahas lonjakan mana?
Harap bersabar yaa, alur story ini sengaja aku buat lambat.
###
Lonjakan mana merupakan salah satu kondisi yang menyebabkan kematian lebih banyak di kekaisaran. Sejak dulu, para penderita lonjakan mana tidak dapat hidup dalam waktu yang lama. Usia mereka yang paling panjang hanya berakhir di angka dua puluh lima atau seperempat abad.
Sangat menarik menemukan bocah yang bahkan belum genap sepuluh tahun menemukan metode untuk menekan lonjakan mana tersebut.
Sama seperti Ashiel, Chasire juga memiliki seseorang yang mengalami lonjakan mana.
"Luar biasa. Mungkin karena usia Ashiel yang masih muda, mana miliknya menjadi stabil hanya dengan inti monster tingkat rendah." Xera bergumam namun masih terdengar oleh semua orang.
"Ini benar-benar sebuah penemuan yang luar biasa. Aku tidak pernah meneliti inti monster karena menurutku itu tidak berguna."
Lavina mengusap rambut Ashiel. Ia tersenyum lega sekarang.
"Akan lebih baik jika kita membuat aksesoris dengan inti monster sebagai hiasannya. Itu akan mempermudah Ashiel untuk membawanya." Lavina memberi saran.
"Ide bagus, sekarang biarkan Ashiel beristirahat. Sean, kau juga harus menyambut tuan muda Chasire dengan benar. Bagaimanapun, ia merupakan calon Duke berikutnya." Ucap Xavier lalu melangkahkan kakinya keluar kamar diikuti Xera.
Sean menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, Chasire dengan inisiatif mengikutinya dan sekarang ia harus menyambutnya? Huh! Padahal ia ingin bersama Lavina menemani adiknya yang tengan tertidur.
"Kalau begitu aku dan Chasire pamit bu." Ucap Sean yang diangguki Lavina.
Wanita dua anak itu tetap ingin berada dikamar Ashiel untuk menemaninya."Aku turut senang karena adikmu tidak akan lagi menderita. Apa ini sebabnya tidak banyak rumor tentang Ashiel?" Chasire membuka percakapan. Ia dan Sean kini berjalan dilorong menuju ruang tamu.
Sean tersenyum tipis sambil mengangguk sebagai jawaban. Rumor tentang adiknya yang ditemukan ditempat perbudakan sudah diketahui banyak orang. Jika fakta bahwa Ashiel menderita lonjakan mana, adiknya mungkin akan dicibir banyak orang dan dianggap tidak berguna bagi keluarganya.
"Sean, aku harus pergi sekarang. Sampaikan ucapan terimakasih ku pada adikmu. Sampai jumpa!" Bayangan Chasire perlahan menghilang karena ia melakukan teleportasi.
Mengangkat alis karena heran, Sean akhirnya mengangkat kedua bahunya. Ia berbalik kemudian berjalan menuju kamar adiknya. Lebih baik menemani Ashiel dan Lavina sekarang.
Sean merasa tidak sabar, ia ingin melatih adiknya menggunakan pedang. Akan menyenangkan sepertinya, jika ia dan adiknya berlatih bersama setiap hari. Yah, Sean akan meminta izin ayahnya nanti.
Sean ikut merebahkan tubuhnya ditempat tidur Ashiel kemudian kedua matanya tertutup.
###
Xera dan Xavier duduk berhadapan, kembaran itu tentu merasa senang karena menemukan solusi untuk menekan lonjakan mana yang diderita Ashiel.
"Bagaimana jika kita membuat aksesoris dengan inti monster sebagai hiasan? Tidak mungkin Ashiel membawa inti monster itu secara untuh setiap saat." Xavier memberi saran.
Xera tidak langsung mengiyakan saran kembarannya. Masih ada yang harus ia teliti tentang inti monster sebagai penekan lonjakan mana.
Melihat Xera yang tak kunjung menjawab, Xavier mengerutkan kening.
"Ada apa?"
"Aku akan menguji beberapa tingkat inti monster. Aku takut jika Ashiel menggunakan inti monster tingkat tinggi, mana milik Ashiel akan terserap semua dan membahayakan nyawanya."
"Baik, lakukan apa yang harus kau lakukan." Xavier menyandarkan tubuhnya ke kursi. Menghela napas pelan, ayah dari dua anak itu merasa lega karena anak keduanya kini bisa seperti anak-anak yang lain.
~•~•~•~
KAMU SEDANG MEMBACA
Adik Protagonis Pria [END]
Fantasy#Story Transmigrasi Saat ia membuka mata, ia mendapati dirinya dalam tubuh anak kecil yang dikurung disebuah sel sempit. Sampai suatu hari, beberapa kesatria datang dan membawanya keluar dari tempat itu. ### ❗️UDAH END, TAPI JANGAN LUPA APRESIASI...