Vote dulu sebelum baca✌️
###
Mansion Ailos.
Setelah Ashiel pergi bersama Zeano.
Rien sedang mencari Xera dan menemukannya di ruang makan.
"Maaf, lady Xera. Ada hal penting yang perlu saya sampaikan."
"Ada apa, Rien? Mengapa kau terlihat begitu terburu-buru?" Xera menyela saat memasukkan sepotong daging ke mulutnya. Setelah melihat bahwa Lavina terlihat tidak ingin diganggu, Xera memutuskan untuk makan karena dia merasa lelah.
Rien menundukkan kepala sambil menyerahkan surat yang ditemuinya di kamar Ashiel. "Saya menemukan surat ini di kamar tuan muda Ashiel. Sepertinya dia berniat pergi mencari Marquis dan meminta maaf. Saya pikir anda perlu mengetahuinya."
Xera terkejut mendengar berita itu dan mengambil surat dari Rien.
Xera menggeram pelan, tangannya meremas surat itu dengan keras. "Lavina! Bagaimana kamu bisa memarahi Ashiel sebegitu rupa sehingga dia merasa perlu pergi mencari ayahnya sendiri?"
Rien mengangguk, menyetujui perkataan Xera.
Xera menarik napas dalam-dalam, berusaha mengendalikan emosinya.
"Terima kasih, Rien. Aku akan berbicara dengan Lavina tentang ini. Semoga dia menyadari kesalahan yang telah dia lakukan."
Rien mengangguk dan pergi meninggalkan Xera dalam keheningan.
Xera berjalan menuju kamar Lavina, merasa marah dan kecewa pada kakak iparnya. Xera juga tidak pernah membayangkan bahwa keponakan kecilnya akan pergi mencari Xavier sendirian. Apa jadinya jika terjadi sesuatu buruk pada keduanya?
"Lavina, apakah kamu akan terus bersedih dan mengurung diri di sini?" Xera berusaha menahan amarahnya agar tidak meledak. Ia memberikan surat dari Ashiel yang sudah diremasnya sebelumnya.
Lavina menerima surat itu dengan ragu dan mulai membacanya perlahan. Air matanya yang hampir mengering kini kembali membasahi pipinya. Apa yang sudah ia lakukan?
Tanpa memberikan kesempatan pada Lavina untuk merenung, Xera melanjutkan berbicara. "Ashiel merasa terdesak dan pergi mencari ayahnya sendiri karena perlakuanmu terhadapnya. Kamu harus menyadari konsekuensi dari kata-katamu, Lavina!"
Lavina terdiam, menyesali tindakannya.
"Aku... aku benar-benar tidak bermaksud seperti itu. Aku marah dan tidak berpikir dengan jernih. Aku menyesal," ucap Lavina dengan suara pelan.
"Kau harus meminta maaf pada Ashiel. Ini bukanlah kesalahan Ashiel sepenuhnya." Xera mengusap punggung Lavina. Ia tidak bisa marah lebih dari ini pada Lavina. Dia juga pernah mendengar dari Xavier bahwa Lavina mengalami gangguan mental karena Agatha Corbin pada waktu itu.Ia juga merasa menyesal karena membiarkan keponakannya pergi begitu saja. Seharusnya ia mengikutinya.
Lavina mengangguk pelan. Ia pasti akan meminta maaf pada putra keduanya.
###
Ashiel tidak pernah mengira bahwa ia dan yang lainnya akan di teleportasikan ke tempat yang Ashiel ketahui, tempat dimana artefak pelindung kekaisaran berada. Selain itu, Ashiel bahkan mendapati Sean ada disini.
"Ashiel."
"Kakak!?"
Keduanya saling memanggil secara bersamaan.
"Bahkan ayah juga ada disini? Tidak- mengapa kalian ada disini, dan- bagaimana?" Tanya Sean dengan wajah heran.
Sean memang mendapat pesan dari Rien bahwa ayahnya akan pergi memeriksa tambang batu mana milik Ashiel secara langsung, lalu mengapa adiknya juga berada disini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Adik Protagonis Pria [END]
Fantasy#Story Transmigrasi Saat ia membuka mata, ia mendapati dirinya dalam tubuh anak kecil yang dikurung disebuah sel sempit. Sampai suatu hari, beberapa kesatria datang dan membawanya keluar dari tempat itu. ### ❗️UDAH END, TAPI JANGAN LUPA APRESIASI...