19

40.5K 4.7K 11
                                    

Vote dulu, baru baca✌

###

Note : Aku ganti judul ya. Dari Reincarnated as Useless Young Master. Jadi Adik Protagonis Pria.

Soalnya pas aku baca ulang, judul sama isinya ga sesuai.

###

Ashiel menatap bingung kalung dengan bandul bulat yang diberikan Xavier. Warna kalung itu sama persis dengan inti monster yang ia genggam namun dengan ukuran yang lebih kecil.

Saat ini hanya ada Ashiel dan Xavier karena Lavina pergi mengurus satu hal sementara Sean harus mengawasi kesatria yang berlatih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini hanya ada Ashiel dan Xavier karena Lavina pergi mengurus satu hal sementara Sean harus mengawasi kesatria yang berlatih.

"Ini, untukku?"

Xavier tersenyum sebelum menjawab. Pria dua anak itu mengacak pelan rambut Ashiel. "Benda kecil berwarna ruby itu adalah inti monster yang sama seperti yang kau bawa sebelumnya."

'Begitu ternyata.' Ashiel membantin sambil mengangguk samar.

Beberapa jam setelah ia berdiskusi dengan Xera, kembarannya itu kembali dengan kalung yang memiliki inti monster sebagai bandulnya.

"Aku masih tetap mengujinya. Tapi ini aman bagi Ashiel dan mampu menekan lonjakan mana yang ia alami. Kemungkinan besar, seiring bertambahnya usia Ashiel, tingkatan inti monster yang ia butuhkan juga bertambah."

Xavier terlihat senang karena lonjakan mana Ashiel bisa ditekan oleh inti monster. Ia menerima kalung tersebut kemudian membawanya ke kamar Ashiel.

'Itu artinya aku bisa keluar dari mansion dan menjelajahi dunia ini!'

"Ayah, apa dengan ini aku bisa menggunakan pedang? Aku tidak akan kesakitan jika aku menggunakan kalung ini kan?" Tanya Ashiel dengan antusias.

Ada banyak yang ingin ia coba didunia ini. Sekarang, kondisinya sudah memungkinkan untuk mencoba banyak hal. Ia hanya perlu izin dari Xavier.

"Tentu, kau bisa menggunakan pedang dan juga belajar sihir." Xavier membernarkan perkataan putranya. Ia juga ingin mengajari Ashiel menggunakan pedang.

"Terimakasih ayah!" Melihat ekspresi senang Ashiel yang sama seperti Lavina kecil mau tidak mau membuat Xavier merasa gemas. Ia mencubit pelan pipi anaknya yang kini sudah berisi lalu memeluknya dengan erat namun tidak menyakiti Ashiel.

Xavier tertawa pelan sebelum menjawab. "Sama-sama, tapi kau harus ingat satu hal. Tetap jaga kondisimu dan jangan terlalu lelah. Bibimu Xera masih menguji inti monster. Kau mengerti?"

Ashiel mengangguk cepat, ia sudah tidak sabar untuk menjelajahi dunia ini.

"Ayah, aku akan berjalan disekitar mansion bersama Luke. Ayah bisa pergi sekarang." Ashiel memakai kalung yang diberikan Xavier dengan tergesa. Ia menggoyangkan lonceng kecil kemudian Luke muncul tidak lama setelah itu.

Merasa dirinya sudah tidak diperlukan lagi, Xavier mendengus pelan namun bibirnya tetap tersenyum.

Luke menunggu Ashiel mengatakan keinginannya jadi ia tidak berbicara sama sekali selain membungkuk hormat pada Xavier.

"Luke! Ayo berkeliling mansion! Ayah memberiku ini." Ashiel menunjukkan kalung yang baru saja ia pakai pada Luke.

Binar dimata violet itu benar-benar membuat siapapun yang melihatnya tidak dapat menolak keinginan Ashiel. "Tentu tuan muda." Luke mengangguk pelan dengan senyum diwajahnya.

"Jangan biarkan dia kelelahan dan melupakan jadwalnya meminum ramuan." Xavier memperingati Luke. "Nikmati harimu." Ia mengusap pelan rambut Ashiel kemudian meninggalkannya dengan putra Rien.

"Mari tuan muda." Luke mengulurkan kedua tangannya lalu menggendong Ashiel yang menurutnya masih ringan dengan hati-hati. Sebelumnya, ia pernah menawari Ashiel untuk berjalan mengelilingi mansion namun saat itu, tuan mudanya tidak dalam kondisi yang baik.

Mereka berjalan melewati lorong yang dilalui banyak pelayan. Beberapa diantara pelayan menghentikan kegiatan mereka untuk mengintip atau menatap Ashiel yang berada digendongan Luke.

Satu mansion sudah tahu bahwa Ashiel mengalami lonjakan mana karena mananya disegel saat peristiwa penculikan itu. Semua orang turut berduka atas kemalangan yang menimpa tuan muda kedua. Tidak jauh berbeda denga Luke, mereka juga memperlakukan Ashiel seolah-olah ia adalah barang yang mudah pecah.

'Aku sudah baikan sekarang. Aku akan mulai berlatih pedang tidak lama lagi. Setidaknya aku bisa melindungi diriku sendiri.'

"Tuan muda, sebelah sini adalah perpustakaan. Disampingnya ada ruang baca dan juga ruangan untuk menerima tamu..." Sambil menggendong Ashiel, Luke terus berceloteh memberitahu fungsi dari ruangan yang mereka lewati.

Ashiel mendengarkan dengan tenang, ia juga mengingat semua yang dikatakan Luke dengan jelas. Entah kemampuam tambahan atau bukan, Ashiel merasa ia sangat mudah mengerti dan mengingat dengan jelas apa yang dikatakan orang lain.

"Luke kapan aku mulai belajar?" Ashiel memberikan tatapan polosnya. Jujur saja, Ashiel belum bisa membaca dan menulis huruf didunia ini. Ia bahkan belum pernah melihatnya.

"Anda bisa fokus pada pemulihan terlebih dahulu. Saya yakin tuan tidak akan mempermasalahkannya." Luke menjelaskan dengan yakin. Walaupun sebelumnya, Sean sudah mampu menguasai banyak hal diusia Ashiel, kali ini Xavier tampak ingin membuat Ashiel menikmati hidupnya tanpa tekanan.

"Benarkah? Apa Luke bisa membaca?"

Luke mengangguk sebagai jawaban. Sebelumnya, ia dan ibunya tinggal terpisah dari Rien. Hanya saja saat Rien membawanya ke mansion Ailos, Lavina yang saat itu seperti orang gila tampak sedikit tenang setelah melihat Luke. Xavier pun meminta Rien untuk membawa istri dan anaknya tinggal di mansion.

Luke mendapat pendidikan yang sama seperti Sean, ia juga terkadang berkunjung melihat Lavina. Luke berjanji pada dirinya sendiri untuk mengabdi pada Ailos karena berkat Ailos Luke bisa menjadi seperti ini.

"Ajari aku! Ajari aku!" Ashiel memohon dengan semangat.

Luke menggigit bagian dalam pipinya menahan gemas pada anak yang ia gendong.

"Kita bisa belajat nanti. Agenda kita hari ini adalah berjalan mengelilingi mansion." Luke bisa saja mengajari Ashiel sekarang, namun ia yakin Xavier pasti sudah menyiapkan yang terbaik untuk pendidikan Ashiel.

"Ah itu benar! Ayo pergi melihat kakak!" Ashiel penasaran dengan tokoh utama yang tengah berlatih.

~•~•~•~

Adik Protagonis Pria [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang