Vote dulu sebelum baca✌
###
Astalan menatap Ashiel dengan sedih. Seumur hidupnya menjadi pendeta agung, baru kali ini ia dianggap mencurigakan. Padahal ia tidak pernah berbuat jahat pada anak dihadapannya.
"Aku perlu tinggal disini untuk menulis tafsiranmu, tuan muda."
"Aku tidak percaya! Tadi kau bilang kau hanya pendeta. Tapi kakakku memanggilmu pendeta agung. Itu artinya kau sudah berbohong! Bagaimana bisa pendeta berbohong?" Ashiel beralibi, mata bulat violet itu semakin membesar saat memberi pelototan pada Astalan.
Ah, Astalan mengerti sekarang. Ini kesalahannya karena tidak menyebutkan gelarnya. "Maafkan aku karena sebelumnya sudah berbohong. Tapi aku bersungguh-sungguh saat mengatakan bahwa aku akan tinggal disini untuk menulis ulang tafsiranmu itu."
Ashiel mendengus pelan tapi ia tidak memiliki alasan lain untuk menolak keinginan pendeta itu.
"Sungguh?" Ashiel bertanya untuk memastikan. Bukan apa-apa sebenarnya. Ia hanya tidak ingin Astalan berubah menjadi seperti Chasire atau Sean yang memperebutkan dirinya. Dia itu kan bukan barang!
Yah, sebenarnya tidak hanya Sean dan Chasire sih.
Astalan kembali tersenyum lalu mengangguk pelan. Syukurlah, Ashiel tidak lagi meragukan dirinya.
"Permisi, tuan muda Ashiel. Jika tidak keberatan, bisakah kau memberitahu apa yang ada di buku itu?" Luna menyela sambil menunjuk buku kuno di dekat Ashiel. Ia sudah menahan diri untuk tidak bertanya tapi bibirnya terasa gatal.
Ashiel menatap buku yang sebelumnya ia baca. Disana, tulisan itu tetap sama. Tulisan yang menjadi judul buku tersebut.
"Kelemahan monster dibalik sihir pelindung."
Ruangan itu hening sejenak setelah suara Ashiel terdengar. Mereka memikirkan hal yang sama. Mungkinkah buku ini merupakan petunjuk atas apa yang baru saja terjadi?
Belum lama ini monster tingkat rendah muncul dalam jumlah yang besar dan menyerang seluruh kekaisaran.
"Sihir pelindung?" Derian yang sedari tadi menyimak kini bersuara.
Ashiel menganggukkan kepalanya. "Bukankah kekaisaran dilindungi oleh sihir pelindung? Itu sebabnya selama ini tidak begitu banyak monster selain di hutan kan?" Tanya Ashiel pada tokoh antagonis itu.
Derian mengerjap pelan saat mata bulat itu menatapnya dengan penasaran. "Y-yaa, itu benar." Ucapnya dengan kaku. Luna yang disampingnya tertawa pelan melihat Derian tidak bertingkah seperti biasanya.
Sementara itu, Reinhart, Sean dan Chasire memikirkan perkataan Ashiel mengenai sihir pelindung.
"Lalu mengapa buku ini menuliskan kelemahan monster itu?" Tanya Chasire. Tangannya memainkan slime dikandang yang sesekali mendengkur pelan seperti kucing. Jangan salah, slime ini seperti pipi tembam Ashiel. Kenyal dan elastis!
Ashiel menunggu dengan sabar, berharap kakaknya atau putra mahkota dapat menghubungkan isi buku kuno dan sihir pelindung kekaisaran. Hanya mereka berdua yang belum berpendapat mengenai judul buku kuno yang ia baca sebelumnya.
"Apa mungkin sihir pelindung mulai tidak berfungsi?" Sudah Ashiel duga! Kakaknya yang cerdas dapat menghubungkan kedua hal itu.
"Itu sebabnya terjadi gelombang monster diseluruh kekaisaran? Hah! Ini tidak terpikirkan sebelumnya." Sambung Reinhart, putra mahkota itu memijat pelan pelipisnya karena kepalanya mulai berdenyut.
Memikirkan tentang sihir pelindung yang melindungi kekaisaran sejak lama mulai melemah jelas membuatnya pusing. Bagaimanapun, ia akan memimpin kekaisaran ini dimasa depan. Bagaimana jika situasinya tidak membaik saat itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Adik Protagonis Pria [END]
Fantasi#Story Transmigrasi Saat ia membuka mata, ia mendapati dirinya dalam tubuh anak kecil yang dikurung disebuah sel sempit. Sampai suatu hari, beberapa kesatria datang dan membawanya keluar dari tempat itu. ### ❗️UDAH END, TAPI JANGAN LUPA APRESIASI...