43

25.9K 4.4K 94
                                    

Vote dulu sebelum baca✌

###

Dua hari setelah Ashiel uring-ruingan, Zeano datang pada malam harinya dengan wajah lesu dan mata matanya yang menghitam. Ashiel yang memang belum tidur langsung memeberi pelototan tajam pada Zeano.

"Dimana pedang itu?" Tanya Ashiel sambil mengulurkan tangan meminta pedang.

Zeano terdiam sesaat kemudian merapal mantra yang membuat pedang panjang dengan ukiran yang indah khas elf muncul.

Ashiel menatap kagum pedang dihadapannya. Melihatnya secara langsung dan membaca deskripsinya di novel benar-benar memberikan perasaan yang berbeda.

"Mengapa begitu lama? Kau tidak berpikir untuk membuang dan menganti pedang ini kan?" Setelah pedang itu berada ditangannya, Ashiel menatap Zeano meminta penjelasan.

"Darimana kau mendapatkan pedang ini?" Zeano tidak menjawab melainkan balas bertanya. Sungguh, ia penasaran bagaimana anak kecil ini bisa mendapat pedang yang sangat diinginkan banyak orang.

"Tentu saja ditoko pedang." Ashiel berkata jujur, ia tidak berbohong.

Zeano menghela napasnya, ia lupa yang ada dihadapannya hanyalah seorang anak. Ia juga sudah membaca laporan dari Vyn bahwa Ashiel memang pergi ke toko yang menjual pedang bersama Sean.

"Baiklah aku ubah pertanyaannya. Bagaimana bisa kau mendapatkan pedang ini?"

Hmm, Zeano sepertinya penasaran. "Tentu saja aku membelinya dengan uang kakak, aku belum diberi uang saku oleh ayah." Jawab Ashiel dengan senyum manis dibibirnya.

"Mengapa kau memilih pedang itu? Bukankah itu hanya pedang lusuh dan berkarat sebelumnya?"

"Itu pedang berharga."

Benar, kalau tidak salah, Zeano mendengar Ashiel mengucapkan itu saat ia memintanya memoles pedang. "Mengapa kau menyebutnya pedang berharga?" Zeano terus mendesak Ashiel dengan pertanyaan.

Senyum manis Ashiel kini berganti dengan seringai kecil. Lucu sekali melihat pemimpin guild informasi tampak penasaran. "Mengapa kau penasaran? Bukankah itu pedang elf legendaris? Ah, atau-" Ashiel menjeda perkataannya untuk melihat ekspresi Zeano.

"Apa pemilik guild informasi tidak mengetahui nilai pedang ini?" Lanjut Ashiel yang membuat mata Zeano membelalak kaget.

"Kau!?" Bagaimana bisa? Zeano bahkan tidak mengatakan bahwa ia pemilik guild informasi pada siapapun. Hanya Vyn yang mengetahuinya. Lalu anak ini? Zeano semakin yakin anak ini bukan anak sembarangan.

Ashiel mengangkat kedua bahunya acuh. "Memangnya hanya kau yang bisa mencari informasi? Keluargaku juga bisa." Ucapnya dengan santai.

Lagipula Zeano sudah bersumpah padanya, jadi dia tidak akan melakukan hal buruk pada Ashiel karena Ashiel mengetahui rahasianya.

"Nah, dengar. Karena kau sudah disini, aku ingin kau membungkus pedang ini sebagus dan sebaik mungkin. Sekedar informasi, pedang ini akan kuhadiahkan pada kakakku. Jangan berani menjual atau menukarnya. Ingat, kau sudah bersumpah.  Kau akan mati jika melanggar." Ucap Ashiel panjang lebar seolah apa yang ia katakan bukanlah hal mengejutkan.

Ashiel kembali menyerahkan pedang itu pada Zeano yang masih mencerna apa yang baru saja terjadi.

Zeano benar-benar tidak pernah mengira bahwa Ashiel mengetahui identitas aslinya. Ini mengejutkan, belum lagi dengan bodohnya ia menuruti perkataan Ashiel untuk memperlihatkan wajah aslinya.

'Jangan bilang, Marquis dan keluarganya mengetahui tentangku?'

Tidak mungkin jika hanya Ashiel yang mengetahuinya. Xavier dan Sean juga pasti sama!

Adik Protagonis Pria [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang