67

19.2K 2.9K 176
                                    

Yup, setelah beberapa waktu ga up, akhirnya aku bisa up.

Ga terlalu lama ya kannn, cuma tiga mingguan ko...

Oke, happy reading. Janlup votemen nya guys!

###

Agloria adalah sebuah kekaisaran yang dikelilingi oleh hutan dengan monster berbagai tingkatan. Selama ini, Agloria begitu tenang dan damai berkat sihir pelindung dari artefak. Kekaisaran selalu menggunakan teleportasi untuk menjalin kerjasama dengan kerajaan lain namun hal itu dilakukan selama beberapa kali setiap tahun karena beberapa alasan, salah satunya adalah batu mana serta penyihir.

Suatu hari, beberapa penyihir mulai mengalami penyimpangan. Mereka menemukan buku yang membahas tentang sihir hitam.

Awalnya, sihir hitam digunakan untuk hal-hal yang menguntungkan bagi kekaisaran. Seperti mencuci otak para penjahat di penjara, atau bahkan menjinakkan monster. Seiring berjalannya waktu, pengguna sihir hitam mulai mencuci otak orang-orang yang tidak bersalah dan mencuri harta benda mereka. Pihak kekaisaran yang mengetahui hal ini segera membuat pernyataan bahwa pengguna sihir hitam harus dimusnahkan.

Sayangnya, sebagian dari mereka berhasil bersembunyi dalam waktu yang lama.

Mereka mulai mengambil anak-anak dari daerah kumuh atau anak-anak dari tempat pelelangan untuk mempertahankan sihir hitam agar tidak punah.

Anak-anak dari tempat itu diberi sihir hitam tanpa perhitungan. Siapapun yang mati akan mereka tinggalkan, sedangkan mereka yang hidup dan mampu menggunakan sihir hitam, akan diberi sponsor lalu hidup di tempat yang lebih baik.

Diluar kekaisaran, tempat yang dipenuhi oleh monster, satu-satunya manusia bertubuh kecil dengan rambutnya yang panjang mencapai bahu tengah melihat semua manusia di perbatasan lewat mata monster yang ia kendalikan. Keningnya berkerut heran saat melihat sebuah tempat yang tidak dijangkau oleh para monster. Dari jauh, ia dapat melihat bahwa para manusia itu beristirahat dan mengisi kembali kekuatan mereka di tempat itu.

"Ini aneh. Tempat apa itu? Mengapa para monster tidak dapat mendekatinya?"

"Haruskah aku melihatnya secara langsung?"

Sosok itu terus bergumam lalu memanggil para monster yang tidak diketahui tingkatannya.

"Aku akan melihatnya secara langsung setelah mengirim mereka. Para manusia itu harus mati. Mereka sangat jahat."

Sosok itu tersenyum lebar membayangkan jumlah manusia yang mati karena monster hasil eksperimennya.

###

Setelah membuat kontrak dengan para bangsawan, Ashiel dan Xavier kembali ke tambang batu mana diikuti Xera dan beberapa penyihir dari menara sihir. Ashiel ingin para penyihir membantu memindahkan batu mana itu dengan teleportasi  dari tambang ke tempat dimana artefak pelindung berada agar ia dapat segera mengaktifkan kembali artefak itu. Ashiel benar-benar merasa lelah dan ingin segera menyelesaikan semuanya agar ia dapat beristirahat.

"Ashiel apa kau yakin kita akan segera pergi ke tambang? Sebaiknya kau beristirahat untuk beberapa saat." Tanya Xavier sambil menyentuh kening Ashiel dengan punggung tangannya. Ia dapat merasakan kening Ashiel lebih panas dari biasanya. Putranya sedang demam sekarang.

"Tidak apa ayah, aku baik-baik saja. Kita harus segera mengumpulkan batu mana itu lalu mengaktifkan ulang artefak karena semua orang sudah menunggu." Ashiel berusaha meyakinkan ayahnya.

Xera, yang berdiri di samping Ashiel, melihat kekhawatiran di wajah Xavier. Dia tahu bahwa Ashiel sedang berusaha agar terlihat baik-baik saja dihadapan mereka. Anak normal mana yang tidak sakit setelah menghabiskan waktu beberapa hari dalam dungeon berkedok tambang?

Adik Protagonis Pria [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang