Vote dulu sebelum baca✌
###
Ashiel mengetuk kristal sihir yang diberikan Zeano untuk memanggilnya.
"Aku akan memanfaatkannya sekarang." Ucap Ashiel diiringi senyuman di wajahnya. Sudah lama ia tidak bertemu dengan pemimpin guild informasi itu.
Sebuah cahaya terang perlahan muncul di kamar Ashiel lalu bayangan Zeano kini menjadi lebih jelas.
"Salam tuan muda." Sapa Zeano, wajahnya tampak kebingungan karena panggilan Ashiel setelah sekian lama. Terakhir kali bertemu, Ashiel memintanya memoles pedang elf.
Ashiel memasang senyum manis dibibirnya sambil menatap Zeano. "Aku ingin mencari tambang batu mana." Ucapnya tanpa melepas senyum.
"Ya? Tambang batu mana?" Bukan meminta beberapa batu mana, Ashiel menginginkan tambangnya? Kerutan di kening Zeano semakin dalam saat ia memikirkan apa yang akan dilakukan anak dihadapannya. Belum lagi, anak itu berkata dengan wajah polosnya.
Ashiel mengangguk cepat, mata bulatnya tampak berbinar membuat Zeano seketika tidak dapat menolak keinginannya.
"Kurasa memang ada tambang batu mana didekat sini. Tapi apa kau punya uang?" Zeano tidak bermaksud untuk merendahkan Ashiel, hanya aja jika anak itu tidak memiliki uang yang cukup, mungkin Zeano bisa membelikan tambang itu untuknya. Zeano melakukan ini karena ia belum berterimakasih pada Ashiel yang sudah memberinya harta karun keluarganya.
Raut wajah Ashiel tampak tidak senang mendengar perkataan Zeano. "Tentu saja aku punya, ayahku kaya!" Ucapnya dengan bangga.
Zeano menyesal karena sudah bertanya.
"Jadi bagaimana? Bisa tidak?" Ashiel bertanya untuk memastikan. Sebenarnya ia tidak begitu membutuhkan Zeano, lagipula semua keinginannya sudah dipenuhi oleh Xavier atau Sean. Ia hanya akan memanggil Zeano sesekali. Seperti saat ini misalnya.
"Yah, itu tidak sulit. Baru-baru ini ditemukan tambang batu mana berkualitas tinggi, tapi belum ada yang memilikinya." Jelas Zeano.
'Wah, itu bagus!' Batin Ashiel berteriak senang.
"Buat tambang itu jadi milikku! Jangan lupa, beri aku potongan harga." Ucap Ashiel yang tidak menghilangkan kerutan di kening Zeano.
'Jika aku menjual batu mana itu, aku akan memiliki uang. Selain itu, jika batu mana yang diperlukan untuk mengaktifkan kembali artefak ternyata sedikit, aku bisa menyimpan sisanya.' Ashiel tersenyum membayangkan apa yang akan terjadi nanti.
"Kau bilang kau kaya." Sindir Zeano. Orang kaya mana yang menginginkan potongan harga?
"Kau tuli ya? Kubilang 'ayahku kaya!' Bukan aku." Balas Ashiel dengan senyuman di wajahnya.
Zeano berusaha tersenyum pada Ashiel walaupun ia merasa sangat kesal. Sesekali ia berharap orang yang menemukan harta keluarganya itu bukanlah Ashiel. Tapi itu hanya harapan.
"Apa hanya itu yang kau butuhkan?"
Ashiel tidak segera menjawab, raut wajahnya tampak sedang berpikir. "Apa ya? Um, ah!" Ashiel mengalirkan mana miliknya pada cincin yang pendah diberikan Chasire. Satu buah buku berisi salinan buku kuno kemudian muncul ditangan Ashiel. "Ini, berikan ini pada guild petualang. Kita harus segera berisap." Ashiel memberikan buku itu pada Zeano.
Pemilik guild informasi itu menatap Ashiel dengan penasaran. Namun tangannya terulur meneruma buku itu. Karena penasaran, Zeano membuka lalu membaca buku itu.
"I-ini." Zeano kembali membuka halaman lainnya hingga akhir. "Apa ini sungguhan? Lelucon macam apa ini?" Tanyanya.
Melihat Zeano yang sepertinya tidak percaya dengan buku yang ia berikan, Ashiel menghela napasnya. "Kau pasti tahu ada pendeta agung disini beberapa hari terakhir. Pendeta agung kemari karena mencari orang terpilih yang akan memberi petunjuk bagi kekaisaran. Dan orang terpilih itu aku." Ucap Ashiel dengan santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adik Protagonis Pria [END]
Fantasía#Story Transmigrasi Saat ia membuka mata, ia mendapati dirinya dalam tubuh anak kecil yang dikurung disebuah sel sempit. Sampai suatu hari, beberapa kesatria datang dan membawanya keluar dari tempat itu. ### ❗️UDAH END, TAPI JANGAN LUPA APRESIASI...