Vote dulu sebelum baca✌
###
Note : ada yg kangen gaa?:v
Maaf ya, kemaren lagi ga sehat. Aku tim yang jarang sakit, tapi sekalinya sakit lama😩
###
Ashiel terbangun di suatu tempat yang tidak dikenal. Semua yang ada di sekitarnya adalah warna putih murni. Dia meraba-raba tubuhnya dan merasa segalanya normal, kecuali dia tidak tahu bagaimana dia bisa berada di tempat ini.
Tiba-tiba, sebuah kehadiran muncul di hadapannya. Seorang wanita dengan rambut panjang berwarna emas dan berpakaian serba putih. Dia memiliki aura yang indah dan menenangkan.
"Ashiel, aku merasa sangat senang karena bisa bertemu denganmu." Kata wanita itu dengan suara lembut.
Ashiel terkejut dan bertanya-tanya siapakah wanita cantik ini. "Siapa kau?" tanyanya.
"Aku adalah dewi yang melindungi kekaisaran ini," Jawab wanita itu dengan tenang.
"Dewi yang melindungi kekaisaran? Mengapa kau tidak melindungi dunia ini?"
Dewi itu tersenyum pada Ashiel. "Dunia ini dipenuhi banyak dewa dewi. Setiap kerajaan atau kekaisaran masing-masing memiliki dewi yang melindunginya."
"Jadi, mengapa aku disini?"
"Aku datang untuk berterima kasih padamu."
Ashiel memandang ke arah dewi itu, masih bingung tentang apa yang sedang terjadi. "Mengapa?" Tanya Ashiel bingung.
"Kau adalah orang yang aku pilih untuk membantu menyelamatkan kekaisaran kami dari kehancuran." Jawab dewi itu dengan tersenyum. "Karena itu, aku ingin memberikan sesuatu yang spesial padamu."
Dewi itu memasukkan tangannya ke dalam kantong kecil yang tergantung di pinggangnya, kemudian mengeluarkan sebuah kristal yang bercahaya. Wanita itu menempelkan kristal tersebut di dahi Ashiel dan tiba-tiba saja semua ingatannya kembali. Ingatan saat ia masih balita hingga ia berusia dua puluh tahun di bumi. Bagaimana kehidupannya, juga bagaimana ia bisa berada disini.
Ashiel juga mengingat bahwa ia pernah bertemu dengan wanita ini saat ia ditinggal oleh Chasire. Hanya saja, fisiknya tampak lebih muda daripada saat pertama kali ia melihatnya.
Wanita itu melanjutkan, "Tubuhmu di bumi sudah mati dalam sebuah kecelakaan, Ashiel Altarian. Kamu sekarang bisa hidup di dunia ini sebagai Ashiel De Ailos."
Ashiel termenung memikirkan perkataan sang Dewi. Itu wajar jika ia sudah mati, lagipula Ashiel disini sudah hampir sepuluh tahun. Mungkin tiga puluh?
Seakan mengerti apa yang dipikirkan Ashiel, Dewi itu kembali berbicara. "Jangan khawatir tentang usiamu di bumi dan disini. Kau tetaplah anak kecil, Ashiel."
Dewi itu tidak melepaskan senyum diwajahnya. Ia mengusap rambut biru gelap milik Ashiel kemudian berbisik. "Ada hadiah lain yang aku siapkan untukku. Aku akan memberimu kekuatan dan kau akan memilikinya saat kau bangun nanti." Tangan Dewi itu mengeluarkan cahaya yang membuat Ashiel memejamkan kedua matanya.
###
Ashiel terbangun dari tidurnya dengan napas terengah-engah, tubuhnya terasa sangat panas dan berkeringat. Dia merasa tidak nyaman dengan sensasi ini dan mencoba untuk mengatur napasnya agar menjadi lebih tenang. Namun, dia merasa bahwa napasnya semakin sesak dan tubuhnya terus merasa panas.
"Hadiah apa yang dia maksud? Tubuhku terasa panas." Ashiel berucap dengan napas terengah.
Tangannya refleks memegang inti monster sebagai bandul kalungnya. Ia melepaskan kalung itu karena ia yakin penyebab tubuhnya terasa panas berasal dari kalung itu.
Tiba-tiba, Ashiel merasakan suatu lonjakan energi yang melintas di tubuhnya dan dia merasa seperti sedang diserap oleh sesuatu. Dia merasa kehilangan kendali atas tubuhnya sendiri dan keadaannya semakin buruk.
Namun tidak lama setelah itu, semuanya berhenti. Ashiel merasakan hawa hangat menjalar di seluruh tubuhnya dan sensasi panas di tubuhnya mulai berkurang. Dia merasa lega dan menarik napas dalam-dalam, merasa bahwa napasnya kembali normal dan dia merasa lebih baik.
"Hah... Hadiah ini, hah... Menyebalkan. Tapi terimakasih." Monolognya.
Setelah dirasa membaik, Ashiel menyadari bahwa dirinya berada dikamarnya. 'Apa sekarang aku punya kekuatan? Apa ini saatnya?' Batin Ashiel kegirangan.
Buff dari isekai! Ini dia! Ashiel akhirnya mendapatkan sesuat yang amat sangat berharga. Sekarang ia dapat menggunakan sihir!
"Mari kita coba seberapa overpower nya aku!" Ashiel menatap benda disekitarnya dan mendapati sebuah vas bunga yang kosong. Tangan pendeknya menunjuk vas bunga itu. Tatapannya begitu fokus dan serius, ia menarik napas dan menghembuskannya secara perlahan.
"Air!"
.
.
.
.
Mata violet itu mengerjap saat tidak terjadi apa-apa pada vas itu."Air!"
"Air!"
"Air!
"Hahh, kenapa tidak ada air yang keluar dari tanganku?" Ashiel mengacak rambutnya frustrasi. Bukankah dewi itu bilang akan memberinya kekuatan? Lalu apa yang ini? Ashiel tidak dapat mengeluarkan air dengan sihir. Apa dewi itu berbohong?
"Api!"
"Angin!"
"Tanah!"
Ashiel mencoba sekali lagi namun tetap tidak ada yang terjadi.
Bibir mungil itu maju beberapa mili, napasnya memburu karena menahan marah. Ia kembali merebahkan tubuhnya sambil merentangkan tangan.Ashiel bertanya-tanya mengapa dirinya tidak dapat menggunakan sihir? Bukankah ia sudah mendapat buff isekai? Seharusnya ini mudah!
Ashiel pernah membaca sebuah manga dimana seseorang dipindahkan kedunia lain dan terdampar di hutan. Orang itu bisa langsung menggunakan sihir dan membunuh serigala dihutan dengan sekali rapalan! Mengapa Ashiel tidak bisa?
Tunggu sebentar, pertama-tama, Ashiel sudah dapat merasakan mana yang mengalir ditubuhnya. Apa mungkin ia perlu membayangkan sihir yang akan ia gunakan? Yah, itu bisa dicoba.
Ashiel kini duduk diatas tempat tidurnya. Ia memejamkan mata sambil merasakan mana yang mengalir di tubuhnya. Ashiel memusatkan mana itu pada tangannya lalu membayangkan api besar muncul dihadapannya.
Ashiel membuka matanya perlahan untuk mengintip, matanya seketika melebar mendapati api yang begitu besar berada dihadapkannya. Tangannya menghempas ke kanan, lalu api besar itu melahap gorden kamarnya.
"Hah!" Mulutnya terbuka karena terkejut.
Ashiel segera tersadar lalu kembali memejamkan matanya. Kali ini ia membayangkan bola air yang begitu besar ada dikamarnya. Karena panik, Ashiel tidak menyadari bahwa bola air yang ia bayangkan amat besar bahkan hampir mengisi seluruh kamarnya. Ashiel mengarahkan tangannya menuju gorden itu sambil menutup mata.
Byurr!
"Ashiel!"
"Apa yang terjadi?"
"Ada apa ini?"
Setelah diberitahu pelayan bahwa kamar Ashiel tampak terbakar, baik Xavier, Lavina dan Sean segera mendatangi kamar Ashiel untuk memastikan. Setelah pintu terbuka, mereka mendapati kamar Ashiel yang begitu kacau. Tidak hanya Ashiel, ruangan ini juga dipenuhi genangan air.
"Hic!" Ashiel menutup mulutnya dengan kedua tangan saat suara cegukan itu terdengar.
~•~•~•~
Semangat puasanya bestie!
Happy 500k+ readers juga!

KAMU SEDANG MEMBACA
Adik Protagonis Pria [END]
Fantasy#Story Transmigrasi Saat ia membuka mata, ia mendapati dirinya dalam tubuh anak kecil yang dikurung disebuah sel sempit. Sampai suatu hari, beberapa kesatria datang dan membawanya keluar dari tempat itu. ### ❗️UDAH END, TAPI JANGAN LUPA APRESIASI...