39

29.2K 4.1K 81
                                    

Vote dulu sebelum baca✌

###

Note : Oke, jadi karena aku udh nulis ch ini. Aku up sekarang aja, aku kira bakal selesai tar sore.

###

Sean berjalan kesana-kemari dengan gelisah. Ia menggigit kukunya berharap kegelisahannya berkurang.

Adiknya belum pulang!

Sebelumnya, Sean akan memberi toleransi pada Chasire karena menculik adiknya sejak pagi hari. Jika Chasire tidak membawa Ashiel kembali sebelum jam makan malam, maka ia akan menyusul Chasire ke mansion Grey lalu membawa pulang adiknya.

"Ashiel baru sadar kemarin, dan seharusnya ia beristirahat sekarang."

Melihat tuannya yang tidak bisa diam, Dion juga ikut merasa pusing.

"Seandainya kita bisa melacak keberadaan tuan muda kedua." Gumamnya namun masih terdengar oleh Sean.

Sean menghentikan langkahnya. Apa tadi? Melacak?

Sulung Ailos itu menepuk dahinya. Ia lupa bahwa ia meminta pengrajin yang membuat kalung Ashiel memberinya sihir pelacak. Sean memasang senyum diwajahnya lalu menatap Dion. "Aku akan memberitahu ayah untuk memberimu kenaikan gaji."

"Ya?" Wajah Dion tampak kebingungan namun ia tidak mendapat jawaban dari Sean karena tuannya itu menghilang setelah berteleportasi.

Sean tiba ditempat dimana ia membelikan Ashiel pedang lusuh dan inti monster. Kepalanya menoleh kesana kemari mencari keberadaan adiknya. Matanya menyipit saat melihat adiknya tengah bersama dua orang yang ia kenal. "Ashiel."

Sean berjalan dengan cepat menghampiri adiknya. "Ashiel, kau baik-baik saja? Mengapa wajahmu tampak pucat?" Sean memeriksa seluruh tubuh Ashiel dan memastikan tidak ada luka satupun.

Ashiel menoleh pada kakaknya. Mengapa Sean disini? Pertemuan Sean dan Luna tidak seperti dalam novel. Ahh, sepertinya alur novel sudah berubah sejak ia mengingat kembali kenangan kehidupan sebelumnya.

"Kakak." Panggilnya. Ia menyandarkan kepalanya didada Sean, entahlah. Ia merasa tenang saat kakaknya disini. Mungkin naluri anaknya kembali muncul. Persetan dengan itu.

"Ya, aku disini." Sean mengusap rambut Ashiel yang berwarna serupa dengannya. Tindakannya ini membuat Ashiel mengantuk. "Tunggu, dimana Chasire?" Tanya Sean sambil mencari keberadaan temannya.

"Apa maksudmu tuan muda Grey? Luna dan aku menemukan adikmu tidak sadarkan diri sendirian disini." Ucap Derian dengan kesal. Jika ia dan Luna tidak menemukan Ashiel, mungkin ia bisa menghabiskan waktu berdua dengan sepupunya.

"Derian." Tegur Luna sementara yang ditegur hanya mendecakkan lidahnya. "Awalnya adikmu sedang duduk, lalu tiba-tiba ia terjatuh dan tidak sadarkan diri." Luna menjelaskan pada Sean.

Hah!

Sean menghembuskan napas kasar. Ia kesal, bagimana bisa Chasire meninggalkan adiknya sendirian? Bagaimana jika adiknya kembali diculik? Ck! Memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang buruk itu membuatnya ingin mengumpat.

Beruntung, tersangka yang membuat Sean kesal muncul dengan napas terengah sambil membawa sebuah bungkusan berisi makanan.

"Hah, hah. Tempat itu penuh, aku beruntung masih mendapatkan beberapa untukmu." Ucapnya sambil menatap Ashiel yang sudah memejamkan mata.

Chasire kemudian menyadari bahwa Ashiel kini tidak lagi sendirian. Ada sepasang sepupu yang dirumorkan menjalin kasih dan juga Sean yang memberi tatapan seolah-olah akan membunuhnya sekarang juga.

"Bodoh sekali kau meninggalkan anak kecil sendirian!" Derian yang pertama mengumpat pada Chasire. Acara berduaannya dengan Luna gagal karena orang ini. "Kita sudah tidak punya urusan dengan mereka. Ayo pergi." Ia meraih tangan Luna lalu mengajaknya pergi dari tempat ini.

Adik Protagonis Pria [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang