1

132K 8.3K 112
                                    

Bismillah dulu ga sih, biar lancar revisinya wkwkwkw

Bismillah dulu ga sih, biar lancar revisinya wkwkwkw

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Revisi : 31.08.2023

###

Bruk

Roti keras yang sedikit berjamur itu mengenai kepala sosok anak didalam penjara. Masing-masing dari penjara itu diisi oleh dua atau tiga orang anak.

Bukan sebagai pelaku kejahatan, anak yang dikurung itu tidak hanya satu, melainkan berjumlah belasan. Mereka merupakan anak yang dipungut dari daerah kumuh yang akan segera dilelang.

"Bersyukurlah kalian, karena aku mau memberi makan!" Pria bertubuh gempal dengan kumis tebal diwajahnya itu berkata dengan sinis.

"Beberapa diantara kalian akan keluar dari tempat ini dan mendapatkan tempat yang bagus. Pastikan kalian terlihat berguna saat aku kembali." Ucapnya lalu pergi meninggalkan anak-anak yang menampilkan raut sedih dan takut.

"Pe-permisi, bisakah aku mendapatkan minum?" Ashiel, anak laki-laki berambut biru itu menyuarakan keinginannya dengan suara pelan.

Pria dewasa dihadapan Ashiel segera menghampiri Ashiel. Tanpa aba-aba, pria itu menarik rambut biru Ashiel.

"Ah, sa-kit. Tolong lepas." Ucap Ashiel dengan suara yang bergetar.

Pria itu menghiraukan ucapannya. "Diam kau anak sialan! Kau sudah lama berada disini dan tidak ada yang mau membelimu. Mengapa aku harus menyediakanmu minum? Seharusnya kau berterimakasih kepadaku."

Pria itu ingat, Ashiel merupakan anak yang ia pungut di daerah kumuh. Sialnya, anak itu tidak hanya lebih kecil dari anak-anak seusianya, Ashiel juga sangat lemah dan penyakitan.

Sering kali pemiliki tempat pelelangan budak itu mendapat laporan dari bawahannya mengenai Ashiel yang terbatuk atau demam didalam penjara.

Dugh

"Pria itu membenturkan kepala Ashiel ke tembok dan membuatnya tidak sadarkan diri.

Aku akan membuangmu besok. Tidak ada gunanya kau tetap disini. Cih! Mengotori saja." Pria itu merapikan bagian tangan kemejanya yang sedikit kusut lalu meninggalkan ruangan.

Tidak ada yang menolong Ashiel karena semuanya berada didalam penjara yang terkunci.

Saat kepalanya terbentur, Ashiel merasa dunia tengah berputar. Pandangannya terasa buram lalu semuanya menjadi gelap. Saat itu pula, ingatan-ingatan asing mulai memasuki kepala Ashiel.

Kerutan tipis sesekali muncul di kening Ashiel yang tidah sadarkan diri.

###

Read my stories on wattpad, https://www.wattpad.com/story/333555995-adik-protagonis-pria

Kedua mata itu perlahan mengerjap. Sesaat, setelah semuanya terlihat jelas, Ashiel bangun dengan pelan. Ia menyandarkan dirinya ke tembok.

'Apa-apaan!?'

Rian, pria yang kini menempati tubuh Ashiel menatap roti yang berjamur dengan tatapan kosong. Ia tengah berpikir bagaimana bisa ia menempati tubuh orang lain. Rian tidak tahu pasti berapa usia dari tubuh yang ia tempati sekarang karena tubuhnya begitu kecil dan kurus. Rian hanya mengira-ngira bahwa tubuh yang ia tempati sekarang kemungkinan berusia tujuh tahun.

Rian, tidak, Ashiel menatap sekeliling untuk memastikan. Ia mendapati dirinya disebuah penjara dengan dengan luas 1x1m. Anehnya, Ashiel hanya mengingat kehidupannya selama tujuh tahun didunia ini. Walaupun begitu, Ashiel merasa bersyukur karena ia tidak mengingat saat ia terlahir di dunia ini. Memikirkan hal itu, membuat Ashiel merinding. Mungkinkah ia mengalami reinkarnasi? Kemudian ingatan kehidupan lamanya baru kembali sekarang?

'Itu mungkin saja terjadi. Tapi bagaimana aku mati sebelumnya? Aku tidak ingat.' Ashiel mengangguk menyimpulkan semuanya.

Ugh!

Perutnya sakit sekarang, sepertinya ia masih lama kelaparan. Lupakan saja masa lalu, sekarang ia harus makan.

Menatap roti berjamur ditangannya, Ashiel dengan ragu mengambil sedikit roti itu kemudian memasukkannya kedalam mulut.

Masih ada setengah potong roti ditangan Ashiel namun anak itu menghentikan kegiatannya. Tangan kanannya mencengkram perutnya yang kini terasa sakit.

Hoek!

Ashiel memuntahkan roti yang sebelumnya ia makan diringi cairan berwarna merah.

Bau besi seketika menyebar didalam mulutnya namun Ashiel tidak memperdulikan itu. Perutnya seperti diperas! Rasanya mual dan sakit.

Anak itu kini meringkuk kesakitan dengan tubuhnya yang bergetar.

'Sialan! Ini sakit. Apa aku akan mati lagi?' Pikir Ashiel sebelum kedua matanya tertutup.

~•~•~•~

Adik Protagonis Pria [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang