14

40.5K 5K 14
                                    

Vote dulu, baru baca✌

###

Turun dari kereta kuda dengan meloncat, Ashiel hampir mendapat omelan dari kakaknya namun urung karena ia segera meminta maaf.

Sean juga terlihat senang melihat adiknya yang antusias dibawa keluar.

Ashiel menarik tangan Sean dan membawanya keluar masuk banyak toko. Kedua tangan kecil itu dipenuhi beragam makanan yang ditusuk. Sean sudah menawarkan diri untuk memegangi beberapa namun Ashiel menolak. Ia penasaran dengan rasa makanan yang dijual didunia ini.

'Hmm. Aku tidak tahu dimana inti monster dijual. Apa aku harus pergi ke guild petualang? Tapi aku juga tidak mengetahui dimana tempatnya.'

Ashiel mendengus pelan. Dalam ingatannya, ia hanya pernah menjelajahi daerah kumuh saat ia kabur dari tempat pelelangan budak yang pertama. Tidak ada tempat lain yang ia kunjungi selain itu.

Mata bulat berwarna violet itu menyipit saat melihat sebuah bangunan yang terasa familiar.

"Kakak, ayo pergi kesana!" Ashiel menunjuk toko senjata yang deskripsinya dijelaskan didalam novel.

Dalam novel yang ia baca, Sean mendapatkan sebuah pedang elf legendaris yang ditempa oleh kurcaci terkenal saat ia datang ke pelelangan. Selain harganya yang menguras dompet, pedang itu benar-benar luar biasa. Pedang itu bahkan dapat menebas pedang lain layaknya memotong daging.

Sebelumnya, pedang itu berada ditoko senjata yang bahkan tidak menarik perhatian siapapun. Suatu hari, seorang kurcaci yang mengunjungi toko itu mengenali pedang tersebut. Ia menyarankan agar pemilik toko melelang pedang tersebut karena pedang itu sangat berharga dan juga luar biasa.

'Bukankah lebih baik jika kakakku memiliki pedang itu sekarang?'

Dering lonceng berbunyi saat ia dan Sean yang diikuti Jesse dan Kayle memasuki toko tersebut.

Sean mengerutkan keningnya heran. Mengapa adiknya membawanya ke toko senjata? Ia sudah memiliki pedang yang cocok untuknya. Apa mungkin Ashiel ingin belajar pedang?

"Paman! Aku ingin pedang itu." Ashiel menunjuk sebuah pedang yang disimpan dibagian bawah lemari.

Melihat pakaian yang digunakan Ashiel dari atas kebawah, pemilik toko menilai bahwa pelanggannya mungkin saja seorang bangsawan yang tengah menyamar. Ia menampilkan ekspresi ramah pada Ashiel.

"Tuan, jika anda menginginkan pedang yang bagus, saya bisa merekomendasikannya untuk anda. Pedang yang anda tunjuk sebelumnya tidak cocok untuk anda." Ucapnya memberi pengertian.

Ashiel merengut kesal. Mengapa penjual itu tidak langsung memberikan pedang itu padanya? Ia tidak ingin berlama-lama berada disini.

"Untuk apa pedang itu Ashiel? Dia benar, kau tidak cocok menggunakan pedang itu." Sean ikut bersuara walaupun ia bertanya-tanya mengapa adiknya ingin pedang lusuh dan berkarat.

"Tapi aku ingin pedang itu. Apa aku tidak bisa memilikinya?"

Melihat tatapan memohon dari adiknya, mau tidak mau Sean menghela napas dan mengabulkan keinginannya.

'Lagipula ini hanya pedang lusuh dan berkarat, Dia tidak mungkin akan terluka olehnya.'

"Berikan pedang itu." Sean mengeluarkan sebuah koin emas dan menaruhnya dihadapan pemilik toko.

Melihat emas yang bersinar dihadapannya, pemilik toko itu segera mengangguk lalu mengambil pedang yang Ashiel tunjuk tanpa pikir panjang kemudian menyerahkannya.

"Pedang itu mungkin akan menjadi lebih bagus saat dipoles kembali." Ucap pemilik toko. Bukannya ia tidak ingin memoles pedang tersebut, hanya saja, pendapatannya saat ini tidak mencapai target. Belum lagi, memoles pedang memerlukan biaya yang cukup mahal. Itu sebabnya ia tetal membiarkan pedang itu berada dilemari bagian bawah. Beruntung, pedang itu kini dibeli oleh tuan muda yang kaya.

Ashiel merima pedang itu dengan tatapan senang. Setelah memastikan bahwa pedang itu sesuai dengan deskripsi didalam novel, Ashiel mengangguk puas.

"Kau terlihat senang." Ucap Sean sambil tersenyum tipis.

Ashiel mengangguk cepat. "Tentu saja!"

'Jika aku membuat kakakku menjadi kuat lebih awal, bukankah itu juga baik untukku?' Ashiel mengangguk lagi setelah membuat kesimpulan.

Sekarang, waktunya untuk mencari inti monster!

~•~•~•~

Doble up!
Kemaren ga up karena sakit kepala:(

Adik Protagonis Pria [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang