Vote dulu sebelum baca✌
###
Note : Kira-kira bentukan Ashiel tuh kek gitu yaa. (Di mulmed)
###
"Kau tidak mengundangku? Tega sekali, padahal aku sahabat terbaikmu." Chasire tampak merengek pada Sean.
"Kau juga tidak memberitahuku padahal aku ini kakakmu." Chasire memberikan tatapan memelas pada Ashiel yang juga berada diruangan yang sama dengan mereka.
Sean memelototi Chasire. Apa-apaan? Adiknya dia bilang? Dalam mimpi!
Hari ini Chasire tiba-tiba muncul dihadapan keduanya. Ashiel dan Sean sama-sama sedang membaca buku diperpustakaan. Sean yang membaca buku pemberian Xavier kemarin, sementara Ashiel membaca buku yang Rien berikan.
'Seingatku memang ada sesuatu yang cukup berguna untuk Chasire. Apa aku harus membelikannya untuk Chasire?' Tidak begitu bagus seperti pedang elf sih, hanya saja itu mungkin bisa membuat Chasire tidak begitu menempeli dirinya.
Sean mengangguk menyetujui perkataan adiknya. "Ayo pergi." Ajak Sean lalu menggendong adiknya.
"Hei! Tega sekalian kalian padaku!" Chasire mengikuti keduanya dengan wajah kesal. Apalagi setelah mendengar dari Luke bahwa Ashiel memberikan pedang elf legendaris untuk Sean sebagai hadiah. Jujur saja Chasire iri. Tidak bisakah ia membawa Ashiel kerumahnya? Melihat interaksi Ashiel dan Sean membuatnya menginginkan seorang adik.
"Kak Chasire, jika kubelikan kau sesuatu, apa kau akan diam? Maksudku, berhenti merengek seperti itu. Kau kan sudah tua!" Ucap Ashiel di gendongan Sean.
Sudah ia putuskan, lebih baik ia membeli sesuatu untuk Chasire. Lagipula sahabat kakaknya itu sangat baik walaupun tingkahnya sangat menyebalkan.
"Sejak kapan dia menjadi kakakmu?" Sean bertanya dengan alis terangkat. Apa yang diberikan Chasire hingga Ashiel memanggilnya kakak?
Raut Chasire tampak semringah mendengar panggilan dari Ashiel. Dagunya sedikit terangkat, apalagi melihat Sean yang tampak kesal. "Jangan iri Sean, aku dan kau sama-sama kakaknya Ashiel. Seharusnya kita akur."
Sean menatap Chasire dengan ekspresi yang tampak jijik. Sejak kapan ia bersaudara dengan mahluk itu?
"Kakak, ayo belikan sesuatu untuknya!" Seru Ashiel. Ia juga sebenarnya merasa tidak tega pada Chasire.
Sean menghela napasnya. Ia memberikan pelototan pada Chasire sementara yang disinggung tengah tersenyum lebar.
"Lihat, Ashiel ingin membeli sesuatu untukku. Kemari Ashiel, kita bisa oergi berdua." Chasire mengulurkan tangannya berharap Ashiel mau ia gendong.
Sayangnya, sebelum tangan Chasire mengenai Ashiel, Sean segera menepis tangan itu. "Terakhir kali adikku bersamamu, ia kembali tidak sadarkan diri." Sindir Sean yang membuat Chasire kini tampak murung.
"Tentang itu, aku minta maaf. Sungguh, aku tidak berniat meninggalkan Ashiel saat itu." Sesal Chasire.
'Huft! Mereka seperti ini lagi.'
Ashiel juga merasa kasihan pada Chasire, terkadang kakaknya terus menyinggung hal itu saat Chasire ingin Ashiel bersamanya. Padahal tidak semuanya salah Chasire."Kakak, ayo!" Ajak Ashiel. Ia turun dari gendongan Sean kemudian tangan kanannya meraih tangan Sean lalu menggenggamnya sementara tangan kirinya menggenggam tangan Chasire.
Hahhh~
Sekali lagi Sean menghela napasnya. Ia tidak bisa menolak keinginan Ashiel. Sementara itu, Chasire tersenyum tipis dengan tingkah Ashiel yang sepertinya tidak ingin melihat Chasire dimarahi Sean. Ugh! Lihatlah, Ashiel membelanya walaupun secara diam-diam. Chasire semakin ingin mendesak ayahnya mengurus surat adopsi Ashiel.
![](https://img.wattpad.com/cover/333555995-288-k521532.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Adik Protagonis Pria [END]
Fantasy#Story Transmigrasi Saat ia membuka mata, ia mendapati dirinya dalam tubuh anak kecil yang dikurung disebuah sel sempit. Sampai suatu hari, beberapa kesatria datang dan membawanya keluar dari tempat itu. ### ❗️UDAH END, TAPI JANGAN LUPA APRESIASI...