46

23.9K 3.9K 79
                                    

Vote dulu sebelum baca✌

###

"Dewa mengatakan bahwa ia seorang anak yang berada di wilayah Ailos. Karena ia orang terpilih, saya yakin dia dapat membaca buku kuno dengan mudah." Astalan menjawab pertanyaan kaisar setelah Count Willem pergi.

"Ashiel?" Gumam Reinhart. Entah mengapa ia tiba-tiba memikirkan bungsu Ailos. Tunggu, dia di Ailos, apa mungkin?

Sama seperti Reinhart, Richard pun memikirkan hal yang sama.

"Apa itu tuan muda kedua Ailos? Saya pernah mendengar rumor bahwa ia menjalani yang penuh kemalangan selama tujuh tahun. Tidak heran jika Dewa mengasihinya." Ucap Astalan dengan suara pelan. Ia turut mengasihani bungsu Ailos itu.

"Aku dengar dia belum bisa membaca." Ucap Reinhart. Tentu saja ia tidak mengetahui bahwa Ashiel sudah bisa membaca dan menulis karena Xavier tidak memangil orang lain untuk menjadi gurunya.

'Jika tuan muda kedua Ailos belum bisa membaca, itu artinya orang lain lah yang menjadi orang terpilih.' Begitu pikir Astalan.

Ia menatap kaisar dan putra mahkota bergantian. "Yang mulia, tolong kabulkan permintaan saya untuk tidak menyebarkan hal ini pada semua orang. Biar saya yang mencari orang terpilih itu dengan cara saya." Ucap Astalan dengan yakin.

"Apa itu tidak masalah untukmu?" Kaisar bertanya dengan heran. Bukankah lebih mudah untuk mencarinya jika semua orang tahu?

"Tentu saja tidak masalah, saya juga ingin menemui orang itu secara langsung." Balas Astalan.

Reinhart tertarik dengan percakapan ini. Ia juga penasaran dengan petunjuk apa yang akan diberikan oleh orang terpilih itu. Apa ini berhubungan dengan munculnya monster diseluruh kekaisaran?

"Ayah, izinkan aku membantu pendeta agung melakukan pencarian orang terpilih itu."

Richard mengangguk mengiyakan kemauan putranya. Ia memberinya izin untuk melakukan pencarian itu bersama Astalan.

###

"Aku mendengarnya! Aku mendengarnya!" Ucap perempuan itu dengan suara bergetar. Keringat dingin membasahi tubuhnya, wajahnya memucat seperti kapas.

Luna merasa kekuatan suci dalam dirinya terkuras habis. Ia merasa lemas dan takut. Apa yang harus dia lakukan? Bagaimana dia bisa pergi ke wilayah Ailos dalam kondisi ini?

Derian dan Countess Vissel muncul di ruangan itu dengan raut khawatir di wajah mereka. "Luna, apa yang terjadi?" Tanya Derian.

Luna berusaha tersenyum padanya, meskipun ia merasa lemah. "Aku baik-baik saja." Jawabnya dengan suara gemetar.

Namun Derian melihat melalui senyum palsu itu. "Kau tidak baik-baik saja. Apa yang terjadi?"

Luna akhirnya memberitahu mereka tentang suara yang ia dengar dan pesan yang disampaikan oleh dewa. "Aku harus pergi ke wilayah Ailos," katanya.

Countess mengerutkan kening. "Apa kau akan pergi dalam keadaan seperti ini? Itu terlalu berbahaya untuk kau pergi sendiri."

Luna tahu itu, namun ia mengangguk cepat berusaha meyakinkan ibunya.

Derian dan Countess saling pandang. Mereka tahu mereka tidak bisa menghentikan Luna. "Baiklah." Kata Derian akhirnya. "Aku akan ikut denganmu." Countes Viseel mengangguki perkataan Derian.

Luna merasa lega, meskipun dia tidak yakin apakah itu akan cukup. Mereka perlu pergi sekarang. Waktu tidak menunggu. Luna mengambil napas dalam-dalam dan berteleportasi ke wilayah Ailos bersama Derian.

###

Reinhart dan Astalan tiba di wilayah Ailos sehari setelah Sean berulang tahun. Mereka memilih untuk mengunjungi Marquis Ailos terlebih dahulu.

Saat mereka berada di mansion Ailos, Luna dan Derian juga tiba diwaktu yang bersamaan.

"Salam yang mulia putra mahkota, salam pendeta agung."

Luna dan Derian sedikit menundukkan tubuhnya menyapa Reinhart dan Astalan.

Reinhart mengangguk singkat namun keningnya berkerut heran karena penasaran dengan tujuan kedua sepupu yang dirumorkan menjalin kasih itu.

"Saintess Luna, apa yang kau lakukan disini?" Tanya Astalan tanpa mengalihkan pandangannya dari Luna.

Luna tersenyum tipis sebelum menjawab. "Saya mendengar suara Dewa, pendeta agung."

"Apa itu? Apa yang kau dengar?" Tanya Reinhart. Apa ini kebetulan? Pendeta agung sudah mendengar suara Dewa, sekarang saintess juga mengatakan hal yang sama.

"Saya mendengar bahwa orang terpilih memiliki rambut biru gelap dan mata violet. Itu sebabnya saya dan Derian menuju kemari."

Hanya keturunan Ailos yang memiliki ciri-ciri yang disebutkan Luna.

Astalan terdiam mendengar jawaban Luna. Suara yang ia dan Luna dengar rupanya berhubungan. Sekarang, mereka sudah berada diwilayah Ailos. Itu artinya semakin mudah bagi mereka untuk menemukan orang terpilih itu.

"Mungkinkah itu Sean?" Gumam Derian namun masih terdengar oleh yang lainnya.

"Kita bisa memastikannya saat kita menemui tuan muda Sean." Balas Astalan yang diangguki semuanya. Mereka berempat kemudian berjalan bersama memasuki mansion Ailos.

~•~•~•~

Semangat puasanya bestie!

Adik Protagonis Pria [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang