2

78.5K 7.7K 25
                                    

Tetep apresiasi walaupun udh end ygy

Tetep apresiasi walaupun udh end ygy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Revisi : 31.08.2023

###

"Tidak ada siapapun disini."

"Sepertinya tempat ini sudah lama dibiarkan kosong."

Samar-samar telinga Ashiel menangkap suara beberapa orang berbicara. Kedua natanya perlahan terbuka dan mendapati dirinya masih berada ditempat yang sama. Keningnya mengernyit merasakan sakit diperutnya yang kembali muncul.

Ashiel berusaha mendekati jeruji besi dihadapannya.

"Tolong..."

Anak itu berteriak namun suara yang dikeluarkannya begitu pelan. Beruntung, salah satu pria berpakaian kesatria yang tidak jauh darinya segera mendekati asal suara.

Mata Kayle melebar melihat keadaan anak dihadapannya. Ada jejak darah yang hampir mengering di dagu dan juga pakaian anak itu.

"Jesse! Ada anak disini." Teriaknya lalu memotong gembok dengan pedangnya. Ia menghampiri Ashiel yang menatapnya dengan tatapan sayu kemudian segera menggendongnya.

'Anak ini sangat ringan. Betapa malangnya.' Kayle membatin sambil menatap anak yang setengah sadar itu.

"Dia masih hidup?" Jesse menghampiri Kayle lalu memeriksa denyut nadi Ashiel.

"Sa-kit." Anak itu mengerang pelan. Tangannya yang terkulai kini kembali mencengkram perutnya.

Kayle dan Jesse tersentak pelan mendengar erangan Ashiel. Mereka dapat melihat bulir keringat dikening Ashiel.

Ashiel membuka kedua matanya, ia merasakan dirinya tengah di gendong.

"Hei, kau bangun. Jangan khawatir, kami akan merawatmu." Ucap Jesse menghibur Ashiel.

Ashiel mengangkat pelan tangan kanannya lalu menunjuk dinding dibelakang Kayle.

"Ada apa? Disana hanya ada jalan buntu." Ucap Jesse.

Ashiel menggeleng pelan. "Dinding itu... Hancur..." Ucapnya tidak jelas.

Jesse mengerutkan kening lalu menatap Kayle yang juga terlihat tengah berpikir.

"Apa yang kalian lakukan disini?" Suara lain yang terdengar membuat Kayle dan Jesse mengalihkan pandangan mereka dari dinding yang ditunjuk Ashiel.

"Tuan muda Sean, kami menemukan seorang anak dipenjara bagian ujung. Dia masih hidup."

Read my stories on wattpad, https://www.wattpad.com/story/333555995-adik-protagonis-pria
Sean menatap anak kecil yang digendong Kayle. Anak itu sangat kecil, kemungkinan anak itu berusia lima tahun. Dia menatap Sean dengan tatapan sayu nya. Entah mengapa, Sean merasakan perasaan asing yang masuk kedalam hatinya.

"Lalu? Kenapa kalian masih disini? Cepat bawa anak itu agar ia mendapat perawatan."

"Ah itu, anak ini menunjuk dinding dibelakang, tapi kami tidak mengetahui apa yang ia maksud." Jesse menjelaskan.

Sean mengerukan kening mendengar penjelasan Jesse. "Apa yang dikatakan anak itu?"

"Dinding itu, hancur." Jawab Kayle.

Sean berdecak sebal karena jawaban Kayle. "Terkadang kalian sangat bodoh." Ucap Sean dengan sinis. Ia melangkah mendekati dinding yang ditunjuk Kayle kemudian mengeluarkan pedang daru sarungnya. Aura biru memancar dari tangan Sean kemudian menyelimuti pedangnya.

Sring!

Desing pedang milik Sean menghancurkan dinding yang ditunjuk Ashiel. Baik Sean, Kayle maupun Jesse sendiri terdiam melihat pemandangan dihadapannya.

Bau busuk dan menyengat mulai memasuki indera penciuman mereka. Dibalik dinding itu, ada banyak mayat yang bertumpuk.

"Sialan! Apa-apaan ini!?" Kayle menatap marah pemandangan yang ia lihat.

"Kay, berikan anak itu padaku. Kau dan Jesse, urus ini." Sean mengambil alih Ashiel kemudian meninggalkan kedua bawahannya.

Sean Ailos, anak sulung dari Marquis Ailos mendapat perintah dari ayahnya untuk memberantas pelelangan budak ilegal. Sayangnya, saat ia menuju tempat pelelangan itu, tempat itu sudah kosong dan menyisakan seorang anak yang dikurung di penjara yang paling ujung.

Ia terkejut merasakan anak yang ia gendong begitu ringan. Sean berteleportasi menggunakan sihirnya untuk kembali ke mansion. Para pelayan menatap heran Sean yang membawa anak kecil namun mereka tidak menyuarakan keheranan mereka.

"Selamat datang tuan muda." Rien, kepala pelayan yang lebih tua dari Marquis Alios datang menyapa Sean.

"Rien, rawat dia. Ah, siapkan juga kamar untuknya. Dia budak yang tersisa di pelelangan. Kita perlu menanyakan banyak hal padanya." Sean menyerahkan Ashiel yang kini tertidur.

"Baik tuan muda." Jawab Rien yang langsung melaksanakan perintah dari Sean.

~•~•~•~

Adik Protagonis Pria [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang