23

34.5K 4.7K 127
                                    

Vote dulu, baru baca✌

###

Xavier dan Ashiel tiba didepan pintu yang dijaga dua orang kesartia. Mereka membungkuk hormat pada Xavier kemudian salah satu dari mereka meneriakkan nama Xavier.

"MARQUIS AILOS MEMASUKI RUANGAN."

Teriakan itu membuat Ashiel sedikit tersentak. Selama ia tinggal di mansion Ailos, setiap ia memasuki ruangan manapun, ia tidak pernah mendengar teriakan yang menggelegar itu. Ia mengepalkan tangannya lalu meniupnya kemudian menempelkannya ditelinga.

'Apa ini lagi-lagi naluri seorang anak? Sepertinya aku trauma karena terlalu lama berada ditempat pelelangan budak.'

Tubuh Ashiel tampak bergetar pelan namun itu tidak berlangsung lama. Sebagai anak yang berjiwa dewasa, Ashiel tahu bagaimana cara menanganinya.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Xavier dengan khawatir. Ia melupakan fakta bahwa putranya terlalu lama ditempat budak dan pastinya selalu mendapat teriakan dari pemilik tempat itu.

Ashiel menganggukkan kepalanya. Namun Xavier tampak ragu. Raut wajah Xavier seperti akan menebas kepala orang yang membuat Ashiel terkejut. Ia melayangkan tatapan tajam pada kesatria yang berteriak itu lalu memasuki ruang rapat. Kemudian duduk ditempatnya yang sudah disediakan.

Ruang rapat itu sudah diisi banyak bangsawan yang hadir. Tatapan mereka tertuju pada Ashiel yang digendong Marquis Ailos. Beberapa dari mereka beranggapan bahwa Xavier ingin membenarkan rumor tentang putra keduanya yang sudah ia temukan.

Ashiel tidak tahu pasti berapa banyak bangsawan yang ada di kekaisaran. Dalam novel hanya dituliskan beberapa nama bangsawan yang bersinggungan dengan para tokoh utama. Ia cukup terkejut melihat banyaknya bangsawan yang ada diruang rapat.

Xavier mendudukkan Ashiel disampingnya. Biasanya, tempat disebelah bangsawan yang menghadiri rapat itu diisi oleh asisten, pelayan atau orang kepercayaan bangsawan tersebut. Kali ini, Rien sebagai asisten Xavier berdiri di belakang tuan dan tuan mudanya.

"Ayah, berapa banyak bangsawan di kekaisaran?" Suara imut dari sosok mungil disamping Xavier itu mau tidak mau membuat bangsawan lain memfokuskan pandangan mereka pada Ashiel.

Sebagai bangsawan yang dididik secara keras dan mendidik keturunan mereka dengan serupa, mendengar suara ceria Ashiel merupakan suatu hal yang langka. Anak-anak bangsawan biasanya mampu mengontrol ekspresi mereka dan berbicara secara formal pada siapapun.

"Seingatku ada tiga Duke, lima Marquis, tujuh Count, belasan Viscount baik yang memiliki wilayah atau hanya gelar dan puluhan Baron." Jawab Xavier.

'Kurasa aku harus membaca buku di perpustakaan. Ayah terlihat malas membahas hal ini.'

Ashiel mengangguk mengerti. Tatapannya memperhatikan para bangsawan lain yang juga tengah memperhatikannya.

"BARON CORBIN MEMASUKI RUANGAN."

Pintu kembali terbuka, menampilkan sosok bertubuh gempal yang sebelumnya menyapa Ashiel. Tatapan pria itu jatuh pada Ashiel sesaat kemudian ia berjalan menuju tempat duduknya yang berada dipaling ujung.

Ashiel menyipitkan matanya, ia penasaran mengapa Baron itu terkejut saat menatapnya?

"DUKE TIRRE MEMASUKI RUANGAN"

"COUNT VISSEL MEMASUKI RUANGAN"

"DUKE GREY MEMASUKI RUANGAN"

Teriakan itu terus terdengar. Satu persatu dari mereka mulai memasuki ruangan lalu duduk ditempat masing-masing.

"BAGINDA KAISAR, RICHARD DE AGLORIA MEMASUKI RUANGAN"

"YANG MULIA PUTRA MAHKOTA, REINHART DE AGLORIA MEMASUKI RUANGAN"

Ashiel terdiam menatap kaisar dan putra mahkota.

'Apa-apaan? Ini terlalu silau!'

Kakaknya seorang tokoh utama, bagaimana bisa figuran seperti kaisar dan putra mahkota tampak lebih tampan dari Sean?

"Hoo, lihat. Siapa anak ini?" Bukannya duduk, kaisar menghampiri Ashiel yang menatapnya tanpa berkedip.

Ashiel tersadar dari lamunannya. Ia berkedip cepat kemudian menoleh pada Xavier. Seakan mengerti, Xavier memperkenalkan Ashiel pada kaisar. "Ini putra kedua saya, yang mulia. Namanya Ashiel Ailos." (Ko aku baru ngeh, nama Ashiel ga nyambung sama Ailos?Mohon dibuat nyambung aja temen-temen.)

"Dia tampak seperti Lavina." Ucap kaisar yang masih memperhatikan Ashiel.

"Tentu yang mulia, aku putranya." Balas Ashiel dengan tenang. Bangsawan lain dan juga kaisar tampak terkejut namun setelah itu kaisar tertawa pelan sambil mengelus rambut Ashiel.

"Berikan dia cemilan." Kaisar memberi isyarat pada pelayan yang segera dituruti oleh pelayan tersebut.

Tindakan kaisar membuat bangsawan lain mengerutkan keningnya. Kaisar yang dianggap tiran itu tertawa pada anak kecil?

Kaisar duduk di kursinya kemudian memulai rapat bulanan. Disampinya ada putra mahkota yang sedari tadi juga memperhatikan tindakan ayahnya pada sosok kecil disamping Xavier. Putra mahkota tidak iri, tapi ia juga merasa heran dengan tindakan ayahnya.

Rapat kali ini membahas banyak hal, beberapa diantara mereka juga mendapatkan solusinya dengan cepat. Ashiel mengayunkan kakinya sambil menorehkan tinta pada kertas yang sudah tersedia sejak awal ia memasuki ruangan.

Karena dikehidupan sebelumnya Ashiel memiliki hobi menggambar, saat ini ia juga melakukan hal tersebut. Ashiel menggambar macaron juga gelas teh yang dihidangkan pelayan untuknya.

 Ashiel menggambar macaron juga gelas teh yang dihidangkan pelayan untuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rien yang memperhatikan Ashiel dari belakang menarik sudut bibirnya. Tuan muda kecilnya ternyata pandai menggambarkan bahkan hanya dengan menggunakan tinta. Ingin sekali ia mengabadikan karya Ashiel.

Sama seperti Rien, Xavier juga tidak memperhatikan rapat bulanan ini, ia lebih tertarik melihat putranya yang menggambar di kertas.

'Sepertinya aku harus menbeli peralatan melukis untuk Ashiel.' Xavier mengangguk samar menyimpulkan semuanya. Ingatkan ia untuk membeli peralatan melukis nanti.

Rapat berlangsung singkat, tidak ada masalah yang begitu mendesak dibulan ini. Kisar juga mengangguk puas kali ini.

"Baiklah, kita akhiri saja sampai sini. Rapat selesai." Ucap kaisar yang bangkit pertama kali kemudian meninggalkan ruangan.

~•~•~•~

Adik Protagonis Pria [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang