22

34.9K 4.6K 47
                                    

Vote dulu, baru baca✌

###

Malam tadi Ashiel mendengar bahwa ayahnya akan pergi ke istana besok. Dan disinilah Ashiel berada. Didalam kereta kuda yang sama dengan Xavier. Setelah merengek ingin mengikuti Xavier saat sarapan, Xavier akhirnya menyetujui kemauan putra keduanya. Mereka kini dalam perjalanan menuju istana. Sean tidak bisa ikut karena harus menjalankan tuganya di mansion menggantikan Xavier. Wajahnya tampak murung saat mengantar kepergian adiknya.

Dari yang Ashiel dengar, ayahnya harus menghadiri rapat bulanan untuk melaporkan apa saja yang terjadi diwilayahnya selama satu bulan ini.

"Waaahh!" Ashiel berdecak kagum melihat pemandangan khas abad pertengahan lewat jendela. Awalnya Xavier mengusulkan untuk berteleportasi namun ditolak dengan tegas oleh Ashiel. Selain jarak mansion dan istana tidak begitu jauh, Ashiel juga ingin menikmati pemandangan dunia ini dengan tenang.

"Kau menyukainya?" Xavier mengawali percakapan.

Ashiel mengangguk cepat. Mata bulatnya itu tampak berbinar. Ia mengalihkan tatapannya dari Xavier dan kembali menatap jendela.

Xavier memasang senyum diwajahnya. Rupanya tidak buruk membawa putra keduanya,ia justru merasa senang karena tingkah Ashiel cukup menghibur.

"Ayah, apa itu istana?" Ashiel menunjuk bangunan megah yang terlihat di jendela.

"Benar, sebentar lagi kita akan sampai." Jawab Xavier sambil mengangguk.

Ashiel dengan tenang duduk dikursinya. Ia kembali mengingat isi novel dimana putra mahkota yang seumuran kakaknya pernah menaruh perhatian pada Luna.

'Sebagai tokoh utama, kakakku pasti paling tampan. Tapi aku penasaran dengan wajah putra mahkota.'

"Ayah, apa aku boleh mengelilingi istana? Atau aku harus mengikuti ayah?"

Pertanyaan Ashiel membuat Xavier tampak bimbang. Seharusnya ia membawa pelayan Ashiel bersamanya. Ia takut hal buruk akan terjadi pada Ashiel jika ia membiarkannya mengelilingi istana.

Melihat Xavier yang terdiam, Ashiel yakin bahwa ayahnya tidak akan memberi izin. Lagipula siapa yang akan membiarkan seorang anak yang baru ditemukan berkeliaran bebas di istana?

Tidak ingin membuat Ashiel menunggu lama, Xavier memasang senyum diwajahnya. "Untuk saat ini, sebaiknya kau mengikutiku. Kita bisa mengelilingi istana lain kali."

Ashiel mengangguk sebagai jawaban yang membuat Xavier menghela napas lega.

Kereta terhenti karena mereka sudah tiba di istana. Beberapa kesatria berbaris menyambut kedatangan Xavier.

Saat Xavier mengulurkan tangannya untuk menggendong Ashiel, tatapan para kesatria tampak bingung. Siapa anak kecil yang dibawa Marquis?

Ashiel yang merasakan dirinya ditatap banyak orang mulai mencari sumbernya. Ia melihat para kesatria melebarkan matanya saat Ashiel menatap mereka.

Astaga, dia mirip sekali dengan Marciones

Rumor itu sepertinya benar, putra bungsu Marquis sudah ditemukan

Parasnya tampak seperti salinan Marciones

Bisik-bisik dari para kesatria memasuki telinga Ashiel.

'Bahkan kesatria sering bergosip? Waw.' Ashiel membatin sembari mendengus kesal. Ia menatap ayahnya yang tidak menampilkan ekspresi apapun.

Xavier tidak peduli dengan percakapan disekitarnya. Selagi itu bukan penghinaan bagi keluarganya, ia tidak akan mendengarnya. Ia berjalan memasuki istana dengan Ashiel digendongannya.

 (bener ga sih nulisnya digendong? Dibayangan aku tuh kaya gini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(bener ga sih nulisnya digendong? Dibayangan aku tuh kaya gini.)

"Salam Marquis, anda sudah tiba." Pria bertubuh gempal dengan wajah yang lebih tua dari Rien menyapa Xavier. Pria itu juga menatap Ashiel dengan wajah terkejut namun ia dengan cepat mengganti ekspresinya.

Ashiel memperhatikan pria itu dengan tatapan heran. Mengapa ia tampak terkejut melihatnya?

"Ya."

Xavier menjawab dengan singkat, ia meninggalkan pria itu dan berjalan menuju ruang rapat.

"Ayah, siapa paman itu?" Ashiel menatap Xavier dengan tatapan polos.

"Ashiel, jangan memanggilnya paman. Dia bukan adik atau kerabatku. Dia juga bukan orang penting."

Sepertinya suasana hati Xavier memburuk setelah melihat pria bertubuh gempal itu. Ashiel juga tidak ingin mendesak ayahnya jadi ia menganggukkan kepalanya.

~•~•~•~

Adik Protagonis Pria [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang