Vote dulu sebelum baca✌
###
Note : Karena dlm gua/tambang itu gelap+banyak perangkap yang harus di beresin. Ashiel dkk butuh beberapa hari buat sampe di tempat yg ada batu mana.
###
Beberapa saat sebelum gempa bumi terjadi.
Tempat latihan para kesatria Ailos.
Sean menatap para kesatria yang tengah berlatih. Ia dan kesatria Ailos berada disebuah lapangan luas yang letaknya tidak jauh dari mansion. Sean dapat melihat ada peningkatan dari para kesatria namun Sean merasa semuanya masih belum cukup. Sean ingin para kesatria berlatih lebih keras lagi.
Namun, tiba-tiba, bumi berguncang dengan keras. Tanah di bawah kaki mereka bergoyang, dan beberapa kesatria terjatuh ke tanah dengan tubuh yang terpelanting. Sean terkejut, namun ia tetap berdiri tegak, mata melotot mencoba memahami apa yang terjadi.
Gempa itu menggetarkan seluruh tubuh Sean, tetapi ada sesuatu yang tidak biasa. Rasanya sangat akrab baginya. Sean mengingat dengan jelas bahwa gempa seperti ini pernah terjadi di masa lalu, dan itu menandakan monster yang akan datang.
Sean melihat sekelilingnya, dan dengan keputusan yang cepat, ia memanggil para kesatria yang masih berdiri di lapangan latihan. "Kalian semua, segera bersiap! Bagi menjadi beberapa kelompok. Sebagian dari kalian tetap disini untuk melindungi ini dan adikku. Sisanya ikuti aku untuk pergi ke perbatasan."
Para kesatria mengangguk dengan tekad yang kuat, memahami pentingnya situasi ini. Mereka mengambil senjata mereka, mengenakan perisai, dan bersiap-siap untuk menghadapi ancaman yang mendatang.
Sean melangkah maju menuju ke perbatasan diikuti kesatria yang berdiri di belakangnya.
Tiba di perbatasan, Sean mengeraskan rahangnya saat melihat banyak mayat para kesatria yang menjaga perbatasan. Tubuh mereka hancur, sebagian karena gigitan monster, sebagiannya lagi mati terkena cakar monster.
"Mereka... Mereka semua adalah monster yang tidak diketahui tingkatannya."
"Aku ingin pulang. Tidak ada gunanya aku melawan mereka dengan kemampuanku saat ini walaupun kita sudah diberitahu kelemahan mereka."
"Aku ingin kembali ke rumah lalu memeluk istri dan anakku sebelum aku mati disini."
"Tuan muda, apa yang harus kita lakukan?"
Mendengar kebisingan dari para kesatria membuat Sean menghela napas jengah.
"Berhenti mengeluh, kalian sudah diberitahu mengenai kelemahan mereka."
Sean mengangkat pedangnya tinggi-tinggi, memancarkan energi yang menandakan tekadnya yang bulat. Ia menatap tajam ke arah mayat-mayat para kesatria yang menjaga perbatasan tersebar di sekitarnya.
"Kalian semua mungkin telah kehilangan harapan, tetapi jika kita menyerah sekarang, kita tidak akan pernah mengetahui apa yang mungkin terjadi. Kalian adalah kesatria Ailos dan kita bertarung bukan hanya untuk melindungi rumah kita, tetapi juga keluarga dan orang-orang yang kita cintai!"
Para kesatria merenung, mendengarkan kata-kata Sean dengan penuh rasa hormat. Meskipun kekhawatiran dan kelelahan masih tampak di wajah mereka, mereka mulai memahami bahwa mereka tidak boleh menyerah begitu saja.
Sean melanjutkan, "Kelemahan mereka telah kita pelajari dengan susah payah. Kita tidak akan membiarkan mereka menginjak-injak tanah kekaisaran ini!"
Para kesatria mengangguk dengan semangat yang baru. Mereka tahu bahwa Sean benar, dan mereka merasakan semangat juang yang menyala di dalam diri mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Adik Protagonis Pria [END]
Fantasía#Story Transmigrasi Saat ia membuka mata, ia mendapati dirinya dalam tubuh anak kecil yang dikurung disebuah sel sempit. Sampai suatu hari, beberapa kesatria datang dan membawanya keluar dari tempat itu. ### ❗️UDAH END, TAPI JANGAN LUPA APRESIASI...