31

13.9K 886 45
                                    

Salma menuruti perkataan Novia. Benar bahwa Salma harus istirahat. Paling tidak ia ingin merebahkan badannya sebentar. Disaat seperti ini Salma tidak boleh ikut sakit. Masih ada banyak hal yang harus ia selesaikan.

"Mami pulang dulu, ya. Nanti sore Mami kesini lagi nemenin Nabila. Okee??" Ucap Salma pada bungsunya

Nabila mengangguk. Meski ia ingin Mami terus berada didekatnya, tapi kali ini Nabila akan membiarkan Mami pulang. Entah 'pulang' seperti apa yang Mami maksud. Tapi yang jelas Nabila akan selalu bersama Mami. Ikut pada 'pulang' versi Mami.

"Nanti Kak Syarla juga kesini lagi, kan?" Tanya Nabila pada kakaknya itu

"Pasti dong." Jawab Syarla berusaha memberi senyuman pada Nabila

Baik Syarla maupun Nabila sangat jelas mengetahui bahwa keluarga mereka sedang tidak baik2 saja. Bahwa kehangatan yang selalu mereka rasakan itu kini seolah tiada. Mereka sama2 takut jika harus menyambut dingin pada hari2 selanjutnya. Nabila ingin Mami dan Kakaknya pulang. Nabila begitu menyesali mengapa Papi tidak menahan kepergian Mami dan Kak Syarla hari itu.

"Hati2 klean.." ucap Novia

Di depan ruang rawat Nabila

"Gua anterin, Sal. Gua ga mungkin biarin lu nyetir dalam keadaan kayak gini." Ucap Diman ketika Salma dan Syarla sudah berada di luar ruang rawat Nabila

"Nggak Dim. Gua aja yang anter." Sahut Rony

"Syarla mau kan pulang sama Papi?" Tanya Rony pada Syarla

Entah mengapa membahasakan dirinya 'Papi' kepada Syarla membuat hati Rony berdesir. Ada banyak kelegaan yang ingin Rony rayakan. Fakta bahwa Syarla adalah putri kandungnya benar2 membuat Rony bahagia. Dengan pandangan penuh haru Rony menatap putrinya itu. Bagaimana bisa ia tega menghapus ceria pada wajah putrinya sendiri? Bagaimana bisa Rony sejahat itu??

Rony sudah bersiap mengambil tangan putrinya itu, sebelum perkataan Syarla dengan sukses menikam jantungnya.

"Kita pulang sama Om Diman ya, Mi." Ucap Syarla tidak memperdulikan Papinya

Salma mengangguk. Dia benar2 tidak memiliki daya untuk merenspon apapun. Dia sedang lelah. Bukan hanya fisiknya, tapi juga hati dan pikirannya. Jika bisa Salma ingin sekali berteriak, berharap semua bebannya hilang.

Perlahan Salma, Syarla dan Diman berjalan meninggalkan lorong ruang rawat Nabila. Rony hanya bisa menatap nanar kepergian tiga orang itu. Terlihat Syarla dengan manja menggandeng tangan Diman. Membuat tubuhnya panas seketika. Mereka seperti sengaja menghukum Rony dengan memperlihatkan adegan itu. Sial!!!

°°

Di mobil Diman, dalam perjalanan pulang

Diman mengantar Salma dan Syarla pulang ke apartement Salma. Setelah pertemuannya dengan Rony, Diman merasa semuanya sudah jelas. Bisa dilihat bahwa baik Syarla maupun Salma benar2 kecewa dengan Rony. Diman pun begitu. Diman bahkan menyesal karena telah merelakan Salma untuk laki2 itu. Kini lihatlah, wajah yang selalu penuh tawa itu berubah muram. Ahh, Diman jadi merindukan hari2 penuh tawa dengan perempuan disebelahnya ini. Pada saat itu, tak pernah sekalipun Diman melukis sendu di wajah Salma. Harusnya Rony juga begitu.

"Makasih, Dim. Lu pulang aja." Ucap Salma begitu mereka sampai di basement

"Tapi mobil lu di rumah sakit, Sal." Balas Diman

"Gampang, gua bisa pakai taxi online. Thanks udah mau bantuin gua." Sahut Salma

Tanpa menunggu resnpon Diman, Salma membuka pintu dan turun dari mobil Diman yang kemudian di ikuti oleh Syarla. Mereka berdua perlahan meninggalkan basement dan naik ke lantai 15, tempat unit mereka berada. 

Salmon FamiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang