Kasih Tak Berujung 3

5.5K 473 49
                                    

Pada akhirnya Paul harus pulang dengan rasa penyesalan yang teramat sangat. Laki2 itu sungguh menyesali keputusannya untuk membawa Nabila ke daerah yang berada dipinggiran Jakarta. Sederhana, Paul hanya ingin menikmati langit senja yang tenang.. bersama dengan Nabila. Gadis kesayangannya itu. Tapi ternyata acaranya itu malah membawa sesuatu yang buruk, yang sangat Paul takutkan. Bagaimana jika setelah ini, Om Rony kembali melarangnya bertemu dengan Nabila??

Sementara itu di kediaman keluarga Parulian..

Setelah Nabila masuk kedalam rumah dengan menangis, Syarla langsung mengajak adiknya itu untuk berganti bajy di kamar Nabila. Syarla khawatir adiknya akan sakit, jika terlalu lama memakai seragam basahnya. Sementara itu, dengan cepat pula Mami meminta Mbok Jum untuk membuatkan teh hangat.. sebelum akhirnya Mami menyusul kedua putrinya ke lantai atas. Ke kamar Nabila.

Disnaa, Mami melihat Nabila yang sudah berganti pakaian sedang menangis dipelukan Kakaknya. Melihat itu, Mami sungguh merasakan kelegaan yang luar biasa. Bungsunya sudah dirumah. Putrinya  yang sedari tadi membuatnya khawatir, sudah pulang. Meski sebenarnya Mami bertanya2.. mengapa Nabila baru pulang, dan tidak memberi kabar? Ponsel gadis kecil itu bahkan sama sekali tidak bisa dihubungi. Tapi nantilah. Yang terpenting adalah.. Nabila baik2 saja. Itu sudah sangat cukup membuat Mami merasa tenang.

Berikutnya, sebelum Mami sempat masuk ke dalam kamar Nabila.. Papi lebih dulu masuk. Papi berjalan dengan cepat. Mendahului Mami yang juga akan masuk ke dalam kamar Nabila. Melihat eskpresi Papi yang masih penuh amarah, dengan cepat Mami menyusul. Sebisa mungkin Mami akan mencegah Papi melukai hati putri kecilnya. Tapi yang terjadi setelahnya adalah.. dengan gerakan super cepat Papi memisahkan Nabila dari Kakaknya. Papi mendudukkan Nabila di atas kasur, dan menatap putrinya yang masih menangis iti dengan tatapan yang sulit diartikan. Sejenak, Papi terlihat mengatur napasnya sebelum berbicara.

"Sebenernya apa yang Nabila mau? Sengaja mau bikin Mami sama Papi khawatir? Seneng, lihat Mami nangis kayak gitu?? Hemh?" Rundung Papi dengan nada yang keras. Membuat tangis Nabila semakin keras juga.

"Ga kasihan, sama Pak Beno? Atau memang sengaja mau bikin semua orang susah? Iya? Jawab Papi!!" Bentak Papi

"Ron! Kamu ga perlu teriak2 kayak gitu. Nabila bisa ditanya pelan2. Kamu cuma akan bikin dia makin takut." Sahut Mami yang kemudian segera mengambil temoat di sebelah Nabila. Memeluk gadis yang masih menangis itu.

Sejenak semua terdiam. Suara tangis Nabila adalah satu2nya yang mengisi kesunyian di kamar serba tosca milik gadis itu. Mami yang tengah mati2an menahan emosinya pada Papi. Nabila yang menangis, dan Syarla yang tidak tau harus berbuat apa. Sejujurnya baik Syarla maupun Nabila sama2 sedang dalam keadaan takut. Mereka benar2 tidak siap melihat Papi yang penuh amarah seperti malam ini. Berikutnya, dengan cepat Rony mendaratkan kecupan dipuncak kepala Nabila.. kemudian berlalu. Tanpa sepatah kata, Papi keluar dari kamar Nabila.

Melihat itu, dengan cepat Syarla bangkit dari duduknya. Syarla berlari mengejar Papi yang sudaj terlebih dulu keluar dari kamar Nabila. Dengan melawan semua rasa takutnya, Syarla memeluk Papi nya dari belakang. Pelukan Syarla mau tak mau menghentikan langkah Rony. Perlahan, Rony berbalik memeluk sulungnya. Dengan napas yang masih memburu, Rony memberi kecupan pada puncak kepala putrinya itu. Bukankah Papi sudah pernah mengatakan, bahwa Syarla adalah sumber ketenangannya? Maka pelukan yang diberikan putri sulungnya saat ini.. benar2 menjadi hal yang paling Papi butuhkan.

"Papi takut, Syar." Ucap Papi masih dengan memeluk si sulung

Syarla mengangguk. Syarla mengerti tentang apa yang tengah dirasakan Papi saat ini. Mereka pernah mengalami banyak hal buruk sebelumnya. Pernah ada banyak air mata yang mengisi hari2 mereka. Hal2 buruk itu tentu saja membekas di ingatan bahkan hati mereka semua. Bagaimana pun, ketakutan itu nyata adanya. Bukan hanya untuk Mami, karena sangat jelas Papi juga merasakan itu. Maka kejadian hari ini, sudah pasti membuat Papi juga merasa takut. Papi takut terjadi hal buruk lagi pada Nabila. Pada putrinya.

Salmon FamiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang