42

17K 951 108
                                    

Pukul 19.00
Kediaman Keluarga Parulian

Malam ini kediaman Parulian masih saja terlihat sepi. Suara televisi diruang tengah adalah yang paling mendominasi. Disana hanya ada Nabila yang entah sedang menonton apa. Sejauh ini Nabila hanya melihat Mami dan mbok Jum yang sibuk di dapur. Nabila belum melihat Papi. Iya. Papi tidak jadi menjemputnya hari ini. Setelah selesai GR petang tadi, Nabila harus mendesah kecewa karena melihat mobil yang biasa digunakan Pak Beno sudah terparkir di halaman sekolah. Itu bukan mobil Papi. Hemhhh kemana Papinya itu?

Perlahan Nabila memperhatikan jam dinding yang terpajang di atas televisi. Sudah jam segini Kakaknya juga belum pulang. Ahh, pasti acara jalan2 Kakaknya dengan Bang Edo sangat menyenangkan. Karena bosan, Nabila memutuskan untuk menghampiri Mami di dapur. Disana terlihat Mami dan mbok Jum entah sibuk membuat apaa..

"Mi, sepi banget. Papi mana, si?" Tanya Nabila begitu ia sampai di dapur

"Papi sakit, sayang. Tuh, ada dikamar." Jawab Salma

Belum sempat Nabila membalas perkataan Mami, dari arah depan terdengar suara Syarla yang mengucapkan salam.

"Haii.. lagi pada sibuk apa didapur??" Sapa Syarla sambil berjalan mencuri cium dari pipi Mami

"Ga ada, sayang. Ini cuman lagi bikin bubur sum2 buat Papi." Balas Salma sambil tersenyum

"Bang Edo ga mampir, Kak?" Imbuh Salma

Syarla menggeleng. Pasalnya Bang Edo tadi terlihat buru2 karena harus latihan dengan teman2 basketnya.

"Lah,, Papi mana?" Tanya Syarla

"Papi sakit, Kak. Yuk ke kamar Papi." Sahut Nabila

"Adek duluan deh. Kakak mandi dulu bentar." Ucap Syarla

Papi sedang sakit, dan Syarla tidak ingin membawa kuman ke kamar Papi. Maka ia harus mandi terlebih dahulu. Lagian dia juga sudah cukup berkeringat karena berada diluar rumah sedari pagi. Maka dengan cepat Syarla berjalan menaiki tangga dan masuk ke dalam kamarnya untuk membersihkan diri.

Sementara Nabila perlahan berjalan menuju kamar Papi dan masuk kedalamnya. Disana terlihat Papi yang sedang bersandar pada kepala kasur sambil memangku laptop. Melihat itu Nabila dengan cepat mendekat ke arah Papi. Dengan cepat pula Papi mengalihkan fokusnya pada bungsunya itu.

"Hai, little girl." Sapa Papi begitu Nabila tiba tiba disamping kasur.

Segera diraihnya Nabila kedalam dekapannya. Kiss attack Papi kemudian menghujani wajah Nabila. Membuat gadis itu tertawa.

"Papi sakit, yaa?" Tanya Nabila

"Haha.. Papi kecapean aja, sayang." Balas Papi tersenyum

Melihat Papi tersenyum, Nabila juga ikut tersenyum. Dengan cepat Nabila mengalungkan kedua tangannya pada leher Papi. Membuat wajahnya sangat dekat dengan Papi. Dengan begitu Nabila bisa dengan bebas memainkan hidung, mata, pipi dan mulut Papi. Haha.. ini memang favoritnya. Nabila memang sangat suka begitu jika sedang manja pada Papi. Dia akan bercerita panjang lebar sambil tangannya sibuk membuat gerakan pada wajah Papi.

Diperlakukan begitu Rony hanya tersenyum. Satu kebiasaan Nabila sedari kecil yang belum juga hilang. Jika sudah mengeluarkan jurus itu, bisa dipastikan bahwa bungsunya ini sedang menginginkan sesuatu.

"Hemmn, Papi tau nih, kalau udah begini." Ucap Papi menatap Nabila gemas

Hal itu membuat Nabila tertawa. Haha.. Papinya ini memang paling tau. Iyaa. Papi adalah yang paling peka di seluruh dunia.

"Kenapa? Kali ini Nabila mau apa? Ponsel baru??" Tanya Papi

Pertanyaan itu membuat Nabila dengan cepat memeluk Papi. Nabila bahkan nyaris berteriak. Bagaimana bisa Papi tau apa yang Nabila inginkan, padahal Nabila belum mengutarakannya?? Tuh, kan. Benar apa yang tadi Nabila katakan, bahwa Papinya ini adalah yang paling peka di seluruh dunia. Haha.. Nabila sayang Papi.

Salmon FamiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang