27

14.3K 836 142
                                    

Rony kehilangan dunianya. Hatinya. Cinta dan kebanggaannya. Semuanya hilang. Kini paginya terasa hampa. Tak ada lagi saapan manis dari istrinya di pagi hari. Tak ada lagi secangkir kopi favoritnya. Tak ada lagi si sulung yang selalu ia antar ke kampus. Semuanya berubah. Yahh, sudah genap 3 hari Syarla dan Salma meninggalkan rumah. Selama itu pula mereka tak saling berkabar. Hanya rindu dalam kebisuan yang kini memenuhi hatinya. Harus Rony akui, dia rindu Syarla. Terlebih Salma. Dia sangat rindu pada istrinya itu.

Pagi ini Nabila kembali tidak masuk sekolah. Bungsunya itu tengah sakit. Nabila demam dan terus saja mengigau memanggil Maminya. Hal itu tentu saja membuat Rony bingung. Tapi Rony tidak menyerah. Sebisa mungkin Rony akan berushaa menggantikan peran Maminya. Seperti menyiapkan roti panggang rasa coklat kesukaan Nabila dan memeluk Nabila sepanjang malam. Iya, Beberapa malam ini, Rony sengaja tidur di kamar Nabila. Rony tidak siap masuk ke dalam kamarnya sendiri. Kamarnya terlalu Salma untuk hatinya yang sedang kacau.

Tok.. tok..
Suara ketukan pintu utama rumah Rony. Membuat Rony segera membukakan pintu. Disana berdiri sosok perempuan yang memang ia minta datang kerumahnya hari ini. Dia adalah Novia. Temannya. Sangat jelas Novia marah kepadanya karena telah membuat Salma meninggalkan rumah. Tapi hanya Novia yang bisa membantunya saat ini. Setidaknya Novia bisa merawat Nabila untuk sementara.

"Kenapa ga kau panggil saja Melati untuk merawat anak kau?" Sungut Novia sambil berjalan ke arah kamar Nabila

"Tolonglah, Nov. Jangan membuatku semakin pusing." Balas Rony

"Justru penyebab pusingmu itu, ya kau sendiri. Dengar kau ya, kalau bukan karrna aku sayang pada Nabila, aku tidak akan pernah mau kemari." Ucap Novia

Rony diam. Dia tidak lagi menanggapi ucapan Novia. Entah bagaimana hatinya bekerja saat ini. Tapi Rony benar2 tidak ingin memikirkan itu sekarang. Dia hanya kahawatir pada Nabila. Nabila masih terlalu kecil untuk mengalami ini semua. Jujur saja, kejadian ini sangat membuat Rony terguncang. Apalagi Nabila? Tidak. Rony tidak bisa membayangkan apabila terjadi sesuatu pada putrinya itu.

Terlihat Novia memeriksa suhu badan Nabila. Raut wjaah Novia terlihat cemas. Sementara Nabila tengah berbaring dengan lemas diatas tempat tidur. Wajahnya pucat, bibirnya terus saja memanggil manggil Maminya. Rony memperhatikan dengan tatapan penuh rasa bersalah. Hingga ucapan Novia setelahnya, adalah bom yang seolah dengan sengaja meledakkan hatinya.

"Kita kerumah sakit, Ron. Nabila harus dibawa kerumah sakit." Ucap Novia panik

Sementara Rony langsung berlari meminta Pak Beno menyiapkan mobil. Dengan cepat pula ia membawa Nabila di dalam gendongannya. Rasa takut kembali menyerangnya. Rasa bersalah juga ikut membersamainya. Tidak. Nabila harus baik2 saja.

°°

Sementara di sebuah apartemen yang letaknya tak jauh dari kantor Salma, terlihat dua orang perempuan yang baru sjaa menyelesaikan sarapannya. Meski sudah sebisa mungkin melakukan aktifitas seperti biasa, namun mendung itu masih terlihat jelas diwajah keduanya.

"Mi, coba cerita sama Syarla, Mi. Apa benar Syarla bukan anak Papi?" Tanya Syarla memecahkan keheningan pagi itu

"Mami harus ke kantor, Syar. Kita bahas ini lain waktu, ya.." balas Salma

"No, Mami. Syarla mau dengar hari ini." Sahut Syarla menatap Mami

"Syarla, please. Kasih Mami waktu." Ucap Mami kemudian berlalu meninggalkan Syarla sendiri

Beberapa hari ini, Syarla tidak pergi ke kampus. Syarla mengabaikan chatt Anggis, bahkan Kak Jovan. Syarla benar2 ingin sendiri. Semua kejadian yang benar2 menghancurkan hidupnya itu, kini semakin terasa nyata. Buktinya, Papi benar2 tidak berusaha menghubunginya. Papi tidak merindukannya.

Salmon FamiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang