15

15.5K 779 63
                                    

Sepanjang perjalanan Syarla hanya diam. Sementara Jovan terus saja memperhatikan gadis cantik itu dari spion motornya. Jovan sangat yakin bahwa ada yang tidak beres dengan Syarla. Pasalnya Jovan sangat tau bagaimana gadis itu sangat ceria dalam menjalani hari2nya. Baru kali ini Jovan melihat wajah Syarla begitu sendu. Ah,, mendadak Jovan merindukan senyuman gadis yang sedang ia bonceng ini.

"Yuk, turun." Ucap Jovan membuyarkan kepingan2 puzzle didalam otak Syarla

Karena terlalu asik memikirkan Maminya, Syarla sampai lupa bahwa sekarang ia sedang bersama dengan Kak Jovan. Dan yang lebih membuatnya bingung, Syarla tidak mengetahui kejelasan tempat ia berada sekarang.

"Tenang aja, aman kok. Ada aku." Ucap Kak Jovan, begitu melihat raut kebingungan pada wajah Syarla

Perlahan Syarla mengikuti langkah Jovan memasuki sebuah taman yang ada di depannya. Mereka pun hanya berjalan-jalan menyuri setapak ditengah2 taman. Sunyi menguasai mereka. Syarla yang kembali memikirkan Mami, dan Kak Jovan yang sibuk mencari bahan percakapan.

"Aku sengaja bawa kamu kesini. Disini tenang. Hawanya juga enak. Bisa bikin pikiran adem." Ucap Kak Jovan

"Kakak tau aku lagi banyak pikiran, ya?" Tanya Syarla

"Kelihatan." Sahut Kak Jovan

"Maaf ya Kak, aku jadi ngerepotin Kakak." Balas Syarla mendongak, berusaha menatap Kak Jovan yang jauh lebih tinggi darinya

Kak Jovan tersenyum. Berusaha menyelami binar pada kedua mata Syarla

"Kakak ga mau tanya aku kenapa?" Tanya Syarla

Mengapa dengan berani Syarla bertanya begitu, karena biasanya kebanyakn orang akan bertanya 'kenapa' jika melihat seseorang itu terlihat sedih atau sedang berada dalam masalah.

"Aku ga punya hak untuk sesuatu yang mungkin ga ingin kamu bagi, Syar. Tapi kalau kamu mau cerita, aku dengan senang hati mendengarkan. Karena dari tadi kamu diam, aku memutuskan untuk membawa kamu kesini. Ini adalah satu2nya cara yang bisa aku lakukan buat kamu. Biar pikiran kamu tenang." Papar Kak Jovan masih menatap Syarla

Demi apapun. Itu adalah kalimat terpanjang dari seorang Kak Jovan yang pernah Syarla dengar. Mau tidak mau, Syarla terharu dan merasa tersanjung. Tuhan,, bolehkan Syarla jatuh cinta sekarang??

°°

Karena hari sudah semakin sore, Nabila memutuskan untuk pulang. Bercanda dengan Bang Edo sedikit bisa mengalihkan pikirannya yang mulai lelah. Karena jujur saja, seharian ini Nabila benar2 tidak bisa fokus pada pelajarannya di sekolah. Yang ada dipikirannya hanya Mami. Tapi Nabila terlalu takut untuk pulang, hingga akhirnya ia menemui Bang Edo terlebih dahulu.

Sesampainya di rumah, Nabila belum melihat mobil Papi ikut berbaris dengan mobil Maminya. Jadi bisa dipastikan, bahwa Papi belum pulang. Hemm,, dimana Papinya itu sekarang??

"Assalamualaikum.. Nabila pulang. Mii, Mami.." Ucap Nabila sambil memanggil manggil Maminya

Karena tidak mendapat jawaban, Nabila memutuskan untuk pergi ke kamar Mami. Sebelum menuju kamar Mami, pandangan Nabila tertuju pada banyaknya makanan yang ada di atas meja. Tanpa pikir panjang, Nabila berjalan ke arah meja makan. Dilihatnya makanan itu satu persatu. Ada kue, buah dan beberapa snack yang masih berada di kantong plastik.

"Tadi Ibu Novia datang, Non. Tuh bawain makanan banyak bnget." Ucap mbok Jum yang tiba2 muncul dari arah dapur

Ohh dari tante Novia.

Salmon FamiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang