Dengan penuh senyuman, Nabila berjalan memasuki kelas. Kedatangannya sontak membuat 2 sahabatnya, Luna dan Amel berteriak histeriss. Oh, jangan lupakan Aziz yang seketika berlari mendekati bangku yang diduduki Nabila. Haha, Nabila rindu teman2nya.
"Beneran udah sembuh, Bil?" Tanya Aziz
Nabila mengangguk sambil tersenyum. Sangat jelas bahwa Nabila sudah sembuh. Jika belum sembuh, pasti dirinya masih terbaring di rumah sakit. Oh yaa,, hari ini Nabila juga sangat bersemangat. Karena selain ia bisa bertemu teman2nya, Nabila juga bisa mulai latihan dengan Bu Rosalina untuk persiapan acara ulang tahun sekolah. Entah mengapa, dengan membayangkannya saja Nabila menjadi bersemangat.
"Gilakkk, ga ada lu, ga asikk banget, Bil." Ucap Amel
"Jadi maksud lu, gua ga asik??" Sahut Luna
"Yeee, mbaknya sensi amat. Ga gituu. Ya kan berdua doang mana ramee." Balas Amel membuat Nabila tertawa
"Gua udah sembuh gaiss. Udah oke banget. Sorry yaa gua ga sempet kabarin kalian. Gua ga dikasih pegang hp sama Papi." Ucap Nabila sambil tersenyum
"Yaa, syukur deh kalau lu udah sehat. Dari kemaren Bu Rosalina nyariin lu mulu." Sahut Aziz
"Uhhuyyy,, artis kita nih boss." Seloroh Luna membuat Nabila tertawa
"Eh, lu beneran duet sama Paul si tengil itu?" Tanya Amel
Nabila mengangguk
"Tiati cinlok, lu." Sahut Amel
"Jangan sampek ya, Bil. Bener2 deh. Tiati lu sama modelan buaya kek Paul." Ucap Luna
Nabila mengangguk. Cinlok? Haha.. yang benar saja? Mana mungkin? Tapi tunggu, bukankah sedari awal Paul sudah terdeteksi oleh radarnya? Iya. Sikap dingin Nabila selama ini hanyalah benteng untuk menutupi salah tingkahnya. Selain itu juga Nabila terlalu gugup, sampai tidak tau harus berbuat apa. Maka ia putuskan untuk diam saja. Yahh.. tapi entahlah. Nabila juga takut untuk membuka hati. Kak Syarla saja belum mendapat restu Papi. Apalagi Nabila yang masih sekolah??
Suasana kelas yang ramai, tiba2 saja berubah senyap. Hal itu tentu saja membuat Nabila, Luna, Amel dan Aziz keheranan. Perlahan mereka mengikuti arah pandang teman2 sekelasnya. Disana terlihat dua siswa laki2 sama tinggi, yang tengah melangkah masuk kedalam kelas Nabila dengan gaya yang terkesan dibuat2. Ohh, jangan lupakan barang bawaan mereka. Yap. Mereka adalah Paul dan Daniel. Entah apa maksudnya, mereka berdua datang ke kelas Nabila dengan membawa sebuah boneka teddy bear dan kue tart coklat bertuliskan 'Happy Birthday Nabila'. Nabila terkejut. Begitupun teman2 sekelasnya.
Suasana masih hening hingga Daniel dan Paul sampai di depan bangku Nabila. Mereka berdua dengan kompak menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Nabila. Hal itu membuat Nabila mengangkat sebelah alisnya. Bingung. Hingga tak lama kemudian riuh tawa mulai terdengar. Di mulai dari Luna, Amel dan Aziz. Mendadak ekspresi bingung juga tercetak di wajah Paul. Sementara Daniel masih setia menampilkan senyumnya yang tidak menawan itu. Mau tidak mau Nabila juga ikut tertawa. Karena entah bagaimana ekpresi pada wajah Paul saat ini terlihat lucu.
"Siapa yang ulang tahun? Gua tanya." Ucap Luna di sela tawanya
"Heh.. kalau cari info tuh, yang valid, dong. Hahaha" sahut Amel
Suara tawa masih mendominasi kelas itu. Hah? Ini gimana si? Paul jadi bingung.
"Sorry Paul, tapi aku ga ulang tahun hari ini." Ucap Nabila tersenyum pada Paul
Paul membeku. Kebingungan dan rasa malunya mendadak hilang. Kini kedua matanya seolah tidak bisa berpindah dari wajah jelita milik Nabila. Sungguh, Paul berani bertaruh demi apapun. Senyum milik Nabila benar2 menawan. Paul sungguh tidak ingin berkedip. Ia tidak ingin melewatkan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salmon Familia
FanfictionKeluarga bahagia. Selamat menikmati keseharian sebuah keluarga kecil yang mungkin hanya akan kalian temui di sini, hahaa.. Just for fun ya guys:)