Mendadak suasana didalam studio menjadi tegang. Seperti dikomando, semua yang berada diruangan tersebut dengan kompak bungkam. Semua orang tengah menunggu Diman melanjutkan perkataannya. Hal itu membuat Syarla dan Nabila saling pandang. Nomor asing apa? Karena penasaran, mereka dengan tak sabar menanti informasi dari Om Diman. Namun belum sempat Diman membuka suara, tiba2 saja pintu studio terbuka lebar. Menampilkan putra tunggal Neyl dan Novia disana. Yahh, Bang Edo datang dengan hebohnya.
"Wahhh,, rame banget nih.. ada acara apaan Om?" Tanya Edo sambil menyalami orang2 yang ada di dalam ruangan itu
Rony membalas pertanyaan Edo dengan gumaman yang tidak jelas. Dia benar2 ingin segera mengetahui informasi dari Diman.
"Edo, ajak Syarla sama Nabila keluar dulu." Ucap Neyl
Ucapan Om Neyl mendapat protes dari Syarla dan Nabila. Mereka juga mau tau. Mereka juga penasaran. Mereka ingin dengar. Tapi anggukan Mami mau tak mau membuat Syarla dan Nabila beranjak dan keluar dari ruangan itu bersama Bang Edo. Ahh, andai saja Bang Edo tidak datang.
Di dalam ruang studio.
Setelah kepergian Syarla, Nabila dan Edo, suasana kembali hening. Diam2 Diman memberi tatapan tak biasa pada seorang perempuan yang kini duduk di hadapan Rony. Ditatap begitu, membuat si perempuan merasa tidak nyaman. Dia seperti merasa terintimidasi. Mendadak tubuhnya panas dingin. Apa maksud Diman menatapnya seperti itu?
"Sorry, tapi kenapa lu liatin gua kayak gitu?" Tanya Melati pada Diman
Iya. Sedari tadi tatapan Diman yang tak biasa itu, seolah tak lepas dari Melati. Diman tersenyum. Tapi bukan senyuman ramah yang biasa ia tampilkan.
"Apa tujuan lu, ngirimin foto gua sama Salma ke Rony?" Tanya Diman menatap Melati
Melati diam. Dia bingung harus apa. Apakah ini saatnya menyerah? Tapi setelah semua yang Melati lakukan, apa iya harus berakhir seperti ini? Apa itu artinya Melati harus benar2 melepaskan Rony?
Pertanyaan Diman pada Melati membuat semua orang terkejut. Jadi Melati orangnya? Melati adalah pemilik nomor asing itu??
"Jawab Mel!!"
Tubuh Melati bergetar ketika mendengar bentakan itu. Bukan. Bukan Diman yang membentaknya. Tapi Rony. Laki2 yang sangat Melati cintai. Mendadak tubuhnya lemas. Hanya mendengar bentakan Rony saja, ia seperti tidak punya tenaga.
"Sini, lihat aku, Mel!! Lihat aku!! Tega kamu ngelakuin itu???" Serbu Rony dengan tangannya yang menarik paksa tangan Melati agar perempuan itu berdiri dari duduknya.
"Maafin aku, Ron. Aku minta maaf." Ucap Melati sambil meringis menahan sakit pada pergelangan tangannya
"Jahat!! Kamu sadar ga, kalau kelakuan kamu itu bikin aku hancur, Mel. Kamu bikin orang2 yang aku sayangi kecewa sama aku. Kamu sadar, ga???" Bentak Rony lagi
Kini Rony tengah dikuasasi amarah. Wajahnya memerah. Matanya tajam menatap Melati. Cengkraman tangannya juga belum terlepas dari pergelangan tangan Melati. Rony marah. Bagaimana bisa ada orang sejahat itu??
"Aku cuma mau kamu balik sama aku, Ron. Itu ajaa. Aku cuma minta itu." Ucap Melati yang kini sudah berlinang air mata
"Gila kamu!!" Pungkas Rony
Lalu, Bruaakkkk..
Dengan keras Rony menendang satu set drum didekat keyboardnya. Tendangan kakinya itu membuat beberapa alat musik diruangannya ikut berantakan. Tapi Rony tidak peduli. Persetan dengan alat2 musiknya yang mungkin rusak. Rony butuh pelampiasan untuk amarahnya yang kian memuncak. Dengan kasar Rony mengacak rambutnya sendiri. Andai saja Melati bukan seorang perempuan, pasti pukulan Rony sudah melayang sedari tadi. Bagaimana bisa Melati melakukan itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Salmon Familia
FanfictionKeluarga bahagia. Selamat menikmati keseharian sebuah keluarga kecil yang mungkin hanya akan kalian temui di sini, hahaa.. Just for fun ya guys:)