Ini Apa?

3.3K 336 14
                                    

"Biar Nabila aja, Mami.." Rengek Nabila sambil merebut loyang berisi margarin dari tangan Mami. Gadis kecil itu sedang ingin membantu Kakak dan Mami yang tengah asik membuat kue di dapur.

"Pelan2, adek." Sahut Mami sambil perlahan memberikan loyang tersebut pada Nabila

"Bolehnya bantuin, ya. Bukan ngerecokin." Ucap Kak Syarla yang tengah sibuk mengaduk adonan dengan mixer

"Apaa?? Nabila ga denger, nih. Coba diulang." Balss Nabila, berniat menggoda Kakaknya

Syarla diam.

"Ihh, Kak Syarla ngomong apa tadi??" Tanya Nabila lagi, karena melihat Kakaknya dengan sengaja tidak merensponnya

Meski mendengar perkataan adiknya, Syarla memilih diam. Semakin ditanggapi, Nabila malah akan semakin menjadi. Jadi biarlah ia mendiamkan adiknya itu. Hari sudah semakin malam, mengingat besok adalah hari Senin.. maka kegiatan baking mereka harus segera selesai. Iya. Ke tiga bidadari keluarga Parulian itu secara mendadak mempunyai ide untuk baking, pada malam yang hampir larut. Selain menghasilkan kue yang pastinya enak, tujuan dari kegiatan itu belum diketahui pasti. Tapi ya sudahlah, toh mereka senang melakukannya. Terlebih Mami. Betapa Mami merasa bahagia, bisa melakukan banyak hal sederhana seperti ini bersama kedua putrinya. Ditambah melihat Nabila yang sedari tadi mencari-cari perhatian Syarla dengan menggoda Kakaknya itu. Ahh, hangat sekali rasanya.

"Cantiknya Papi bikin apa, sih? Malem2, loh. Hem?" Tanya Papi yang tiba2 masuk ke dapur dan mencuri cium dari pipi putri sulungnya

"Papi ihh,, ganggu." Balas Syarla

"Papi cuma tanya, sayang." Sahut Papi yang masih saja berushaa mencuri cium dari sulungnya itu

"Mamiiii, Papi ganggu nihh." Rengek Syarla, bermaksud mengadukan Papi pada Mami

"Papi.. mending temenin Nabila tidur aja, deh." Ucap Mami

"Mami, ihhh. Nabila belom mau tidurr." Sahut Nabila yang menunjukkan aksi protesnya

Sengaja tidak menghiraukan ucapan Nabila, dengan telaten Mami menarik Nabila mendekat ke arah wastafel. Perlahan Mami menyalakan kran dan membasahi kedua tangan bungsunya itu agar bersih dari noda tepung dan margarin. Meski protes, tapi Nabila tidak memberontak. Berikutnya, Mami menjatuhkan kecupannya di pipi kanan gadis kecil itu dan tersenyum.

"Good night, sayang." Ucap Mami pada Nabila.

Sebuah ucapan yang seolah mengharuskan Nabila untuk bergegas tidur. Meski dengan menampilkan wajah tanpa senyuman, Nabila tetap mengangguk. Mau bagaimana pun, ini memang sudah terlalu malam. Apalagi besok ia harus sekolah. Hh! Ayo kita salahkan Kak Syarla yang memilih baking pada jam2 tidak normal seperti ini. Berikutnya, Nabila berjalan ke arah Papi yang sudah berjongkok membelakanginya. Papi bermaksud menggendong Nabila, diatas punggungnya.

°°

Pukul 09.45
SMA 2 Jakarta

Bel tanda istirahat sudah berbunyi. Terlihat para siswa berhamburan keluar kelas, dan berlarian memenuhi kantin. Setelah mengikuti pelajaran yang membuat pusing, kantin seolah menjadi obat yang selain menenangkan.. pun menyembuhkan. Apalagi bagi perut yang kelaparan. Seperti halnya Nabila. Gadis cantik itu juga tengah berada dikantin bersmaa dengan kedua sahabatnya. Amel dan Luna.

"Kalian ada yang lihat Paul ga, sih?" Tanya Nabila pada kedua sahabatnya. Iya. Sampai jam istirahat seperti ini, gadis itu sama sekali belum melihat kekasihnya. Paul sama sekali belum menampakkan diri. Padahal biasanya, sebelum bel masuk berbunyi, laki2 jangkung itu pasti sudah menunggunya di depan kelas. Menyambut kedatangannya. Tapi hari ini tidak. Laki2 itu bahkan tidak membalas pesannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Salmon FamiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang