Kasih Tak Berujung

8.5K 573 53
                                    

Siang itu, keramaian Jakarta tengah diguyur derasnya hujan. Aroma tanah basah kini merebak, menjadi candu bagi setiap hidung yang menghirup. Suasana juga terasa syahdu, meski keramaian masih menjadi yang paling mendominasi. Terlihat seorang gadis dengan seragam SMA nya berjalan ke arah parkiran sekolah dengan riang. Dia adalah Nabila. Gadis cantik yang super menggemaskan.

"Eitss, mau kemanaa?" Tanya seorang laki2 yang dengan cepat menghadang langkah Nabila.

Dia adalah Paul, kekasih Nabila.

"Mau pulang." Jawab Nabila sambil mendongak, menatap Paul yang berdiri menjulang di depannya

"Nanti dulu, lah. Ngapain juga buru2 pulang. Disini aja dulu, sama aku." Ucap Paul pada Nabila

"Mumpung Kak Syarla ada jam siang, jadi aku mau jemput Kak Syarla. Lagian, Pak Beno pasti udah didepan." Balss Nabila

Mendengar itu Paul mendesah kecewa. Padahal ia masih ingin berlama-lama Nabila. Hemmhh, akhir2 ini.. Paul merasa mereka semakin jarang menghabiskan waktu bersama. Nabila seolah lebih asik dirumah, atau pergi dengan Kakaknya. Tapi ya sudahlah, Paul sangat mengerti bagaimana peran keluarga bagi gadis kesayangannya itu. Om Rony jelas mendidik putri2nya untuk lebih mengutamakan keluarga.

"Paul? Gpp, ya?? Kita masih bisa ketemu besok." Ucap Nabila masih menatap Paul

Paul mengangguk dan mencoba tersenyum. Bagaimana pun kekecewaannya bukanlah apa2, jika dibanding dengan waktu berharga Nabila bersama keluarganya.

"Oh, besok temenin aku aja, gimana? Kita ke toko buku. Besok aku bilang ke Pak Beno, biar ga usah jemput. Oke?" Imbuh Nabila yang terlihat berusaha menghilangkan mendung di wajah Paul

"Oke, cantik. Besok kita pergi, ya." Balas Paul yang kini mulai tersenyum pada Nabila

Setelah berpamitan pada Paul, Nabila kembali meneruskan langkahnya menuju parkiran. Tempat Pak Beno biasa menunggunya. Setelah Nabila masuk kedalam mobil, barulah Nabila menyampaikan keinginannya untuk menjemput Kak Syarla. Tanpa ragu Pak Beno mengiyakan, menuruti permintaan Nona kecilnya itu. Hal itu tentu saja membuat suasana hati Nabila semakin baik. Iya. Entah karena apa, sedari pagi suasana hati Nabila benar2 baik. Ia bahkan menebar banyak senyuman selama di sekolah.

Nabila duduk di dalam mobil dengan rasa yang tak sabar. Gadis itu benar2 ingin segera bertemu dengan Kakaknya dan berbagi banyak cerita tentang hari ini. Tentang Luna yang baru saja putus dengan pacarnya dan Amel yang baru saja mengadopsi kucing. Juga tentang guru fisika nya yang tidak masuk hari ini. Haha, Nabila memang sedekat itu dengan Kak Syarla. Gadis kecil itu terbiasa meluapkan semua perasaannya baik sedih maupun senang pada Kakaknya terlebih dahulu. Setelah itu pada Mami, jika Mami sedang senggang dan berkunjung ke kamarnya pada malam hari. Harus Nabila akui bahwa Kak Syarla adalah penenang untuk segala ke galauannya, juga pemanis untuk semua kesenangannya.

"Kita sampai, Non." Ucap Pak Beno

Ucapan Pak Beno membuat Nabila dengan cepat mengamati parkiran kampus Kakaknya. Berharap melihat Kakaknya berdiri di koridor, dan tersenyum ke arahnya. Namun belum sampai Nabila menemukan Kak Syarla, suara Pak Beno lebih dulu menginterupsi..

"Itu Kak Syarla, Non." Ucap Pak Beno sambil tangannya menunjuk pada seorang gadis yang tengah berjalan dengan seorang laki2.

Iya. Itu Kak Syarla dan Kak Jovan. Kini terlihat Kakaknya itu berjalan menuju sebuah mobil dengan Kak Jovan yang tengah mengangkat tasnya, diatas kepala Kakaknya. Bermaksud menutupi kepala Kak Syarla agar tidak terkena hujan yang tinggal gerimisnya ini. Melihat itu Nabila mendadak tak lagi bersemangat. Suasana hatinya yang tadi begitu baik, kini berubah. Kak Syarla pasti berencana pergi dengan Kak Jovan. Tak bisa dipungkiri hal itu membuat wajah Nabila dipenuhi mendung.

Salmon FamiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang