Ciee nyariin aku, ya?? Haha
Maafin, yaa✌️***
Sedari tadi Rony dihantui rasa tidak tenang. Pasalnya setelah Adit mengiriminya file cctv rumah, perasaan Rony menjadi tak karuan. Disana terlihat dengan jelas Melati datang kerumahnya. Duduk di ruang tamu bersama dengan istrinya. Bahkan Rony mendadak panik sendiri ketika melihat tangan Melati mengusap perut Salma. Tidak begitu jelas apa yang Melati bawa. Tapi sangat bisa dipastikan bahwa brownies itu dari Melati. Mbok Jum juga sudah mengonfirmasi hal itu. Maka kini Rony dengan gelisah duduk di kursi tunggu, di depan ruang rawat inap Salma. Rony tengah menunggu kedatangan Jovan dan Paul yang tengah mengambil sample brownies di bagian laboratorium.
Disampingnya juga ada Diman yang menemaninya. Sementara Salma, tentu saja dia masih berada di ruang rawat inap bersama kedua putrinya. Hanya ada mereka disana. Suasana masih hening. Hawa dingin juga masih menjadi yang paling mendominasi. Berikutnya sebuah tepukan mendarat di bahunya. Membuat Rony menoleh pada seseorang disampingnya.
"Apapun hasilnya.. gua akan bantu usut sampai selesai, Ron." Ucap Diman menatap Rony
"Thanks, Dim." Hanya itu yang bisa Rony katakan.
Tak lama kemudian, dari ujung lorong terdengar ketukan langkah yang saling beriringan. Mendengar itu Rony reflek menoleh dan bangkit dari duduknya. Sungguh ia tak sabar untuk mengetahui hasil lab dari brownies itu. Maka dengan tergesa Rony menyambut kedatangan Jovan dan Paul.
"Gimana?? Hasilnya apa?" Tanya Rony menatap dua pemuda di depannya
Sejenak terlihat Jovan menarik napasnya. Sementara Paul hanya diam. Dia malah memandang ke arah Jovan, seolah menyerahkan semuanya pada Jovan. Ekspresi tak sabar tercetak jelas di wajah Rony. Sementara dibelakangnya ada Diman yang juga menyiapkan telinga. Rasa ingin tau nya juga memuncak saat ini. Ia benar2 ingin tau siapa orang yang tega membuat Salma terluka.
"Hasilnya positif, Om. Brownies yang dimakan tante Salma positif mengandung racun." Ucap Jovan menatap Rony
Rony bungkam. Dia tidak bisa berkata-kata. Dengan cepat Rony merebut kertas hasil lab ditangan Jovan. Rony ingin membacanya sendiri. Meski ia tak begitu mengerti makna dari tulisan2 di kertas itu. Tapi kata 'positif' yang tertera di bagian atas kertas yang digenggamnya, telah menjawab semuanya. Berikutnya Rony menatap Diman. Sejujurnya Rony tidak tau harus berbuat apa. Kepalanya sedang tidak bisa berpikir dengan baik saat ini.
"Gua udah cek ke manager nya Melati. Hari ini dia berangkat ke L.A. Kita harus cepat, Ron." Ucap Diman
Rony memejamkan matanya. Sial!! Kenapa Melati selalu saja menganggunya? Mengapa Melati bisa berbuat hal sekejam ini padanya?? Ada apa sebenarnya dengan wanita itu?? Belum puaskah Melati menyulitkan hidupnya??
"Kita harus ke bandara, Om." Sahut Jovan
Secara serempak mereka mengangguk. Benar. Mereka harus secepatnya pergi ke bandara. Maka saat itu juga, tanpa berpamitan dengan Salma, Syarla dan Nabila, mereka berangkat menuju bandara. Harus ada yang di adili disini. Seseorang yang sudah jelas bersalah harus bertanggung jawab.
°°
Bandara Internasional Soekarno Hatta
Pukul 14.00Terlihat seorang wanita cantik yang tengah berjalan menuju lounge bandara. Tempat ia akan menunggu pesawatnya. Sedari tadi kaca mata hitam dengan setia bertengger di wajahnya. Membuat siapapun tidak bisa menebak binar di kedua matanya. Dia Melati. Wanita yang hari ini telah memutuskan untuk pergi dari segala kisah dari masa lalunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salmon Familia
FanfictionKeluarga bahagia. Selamat menikmati keseharian sebuah keluarga kecil yang mungkin hanya akan kalian temui di sini, hahaa.. Just for fun ya guys:)