Pukul 19.00
Kediaman keluarga Parulian"Ada yang mau brownies, ga? Buatan Kak Syarla, nih." Suara Salma yang baru saja memasuki ruang keluarga, memecah keheningan di ruangan tersebut
Setelah selesai makan malam, keluarga Parulian kini tengah berkumpul diruang keluarga untuk sekedar bersantai dan menonton tv. Ada Nabila yang duduk sambil bersandar pada Papi. Syarla yang tengah berbaring di sofa. Dan Rony yang duduk tenang sembari tangannya sibuk memainkan ponsel.
"Wahhh, anak Papi pinter bangett, si." Ucap Rony menatap sulungnya yang tengah berbaring di sofa yang berada di depannya.
"Lahh, Mi. Syarla kok ga denger suara ovennya si??" Tanya Syarla mengabaikan ucapan Papi
"Ngelamun mulu, si." Sahut Nabila sambil tangannya mengambil kue buatan Kakaknya itu
"Udah ni, cobain. Enak." Ucap Salma
Dengan semangat, Rony mengambil potongan brownies buatan putrinya itu. Meski sudah dalam keadaan kenyang, Rony tetap memakan potongan itu dengan lahap.
"Oh ya, Pi. Nabila diminta tampil di acara ulang tahun sekolah. Ada duetnya. Nabila kan belom pernah duet, Pi." Ucap Nabila
"Ini juga, anak Papi hebat bangett. Nanti latihan sama Papi, yaa." Balas Rony sambil tangannya mengusap puncak kepala bungsunya dengan gemas
"Ini kita boleh nonton, ga?" Tanya Syarla
"No. Ga boleh. Acara sekolah mana boleh ada orang luar masuk." Jawab Nabila. Dirinya benar2 tidak siap jika penampilan duetnya disaksikan oleh keluarganya ini.
"Yaudah gpp. Tuh nanti latihan dulu, sama Papi." Sahut Salma
"Ngomong2 masalah duet, kayaknya Papi mau ketemu deh, sama temen duet yang nyulik Kakak waktu itu." Ucap Rony menatap Syarla
Teman duet? Kak Jovan, maksudnya? Ini kenapa Papi mau ketemu Kak Jovan segala, si??
"Mau ngapain, Pi? Udah ga usah. Syarla udah bilang kan, Pi. Kak Jovan bukan mau nyulik Syarla. Kalau beneran diculik mah, Syarla ga disini sekarang. Udah ah, Syarla mau ke kamar. Mau nugas." Balas Syarla kemudian berlalu pergi menaiki tangga menuju kmarnya
"Kan,, emang si. Hobi banget cari gara2 sama anaknya." Ucap Salma
"Nabila juga ke kamar ya Pi, Mi." Sahut Nabila
"Sini, kiss dulu Papinya." Ucap Rony sambil menunjuk nunjuk pipinya dengan jari telunjuk
Nabila menurut. Dia mendekat pada Papinya, dan memberi Papinya itu kecupan di pipi kirinya.
"Yang kanan juga dong, tadi sama Kak Syarla belum di kiss." Ucap Rony membuat Salma geleng2 kepala
Setelah anak2nya pergi kekamar mereka masing2. Kini tinggal Rony dan Salma berada di dalam ruangan tersebut. Perlahan Salma mendekati suaminya, dan meletakkan kepalanya pada bahu suaminya itu. Nyaman. Satu kata yang menggambarkan perasaan Salma saat ini. Ditambah dengan Rony yang kini juga memberinya banyak kecupan dikepala. Ah, bahagianya.
Namun tiba2 saja Salma merasa ada yang berbeda dengan gestur suaminya. Salma merasa bahwa Rony sedang merasa tidak nyaman. Kenapa? Salma memutuskan untuk bangkit dari posisi bersandarnya, dan duduk dengan tegak. Dilihatnya Rony tengah serius menatap ponselnya. Mendadak banyak kerutan di dahinya. Menandakan bahwa dia begitu mencermati sesuatu di layar ponselnya.
"Ada apa, si?" Tanya Salma
"Ohh, enggak. Ini Bang Neyl ngirimin note nada buat lagu baru." Jawab Rony yang masih terfokus pada ponselnya, sementara Salma hanya memberi anggukan tanda mengerti
Karena tak ingin mengganggu suaminya, Salma menutuskan untuk menyimpan brownies Syarla di dalam almari es, didapur. Tapi setelah Salma kembali dari dapur, Rony masih dengan serius menatap ponselnya.
"Aku kekamar, ya." Ucap Salma yang hanya mendapat anggukan singkat dari Rony
Sebenarnya apa yang ada didalam layar ponsel Rony, hingga membuatnya begitu terpaku pada layar ponselnya? Apa dia sedang memperhatikan note nada dari Bang Neyl, atau apa? Perlahan Rony menarik nafas panjang. Kepalanya mendadak pusing. Telinganya juga tiba2 saja berdengung dengan keras. Belum lagi jantungnya yang berpacu menjadi lebih cepat. Rony merasa sesak.
Pada layar ponselnya muncul sederet nomor yang tidak Ronybkenali. Nomor asing itu baru saja mengiriminya sebuah foto yang membuatnya gelisah. Sebuah foto lama yang memperlihatkan senyum cantik seorang perempuan dan laki2 yang juga tersenyum. Mereka saling berpelukan dan terlihat bahagia. Didalam foto tersebut juga disertakan tanggal dan tempat dimana foto itu diambil.
Bali, 12 Desember 2003
Foto itu diambil tepat 1 bulan setelah acara pernikahan Rony dan Salma. Rony juga ingat betul latar tempat yang membingkai foto tersebut. Pada tanggal tersebut, Rony dan Salma tengah berada di Bali untuk honeymoon. Saat itu adalah masa dimana Rony merasa telah memiliki Salma seutuhnya. Namun yang menjadi masalah adalah.. bukan Rony yang berada di dalam foto tersebut. Bukan Rony yang memeluk Salma. Bukan Rony yang tengah tersenyum didalam foto itu.
Diman. Yah, nomor asing itu mengiriminya sebuah foto yang memperlihatkan Diman dan istrinya tengah berpelukan begitu mesra. Foto yang kemungkinan besar diambil pada saat ia dan istrinya itu tengah honeymoon di Bali belasan tahun silam. Dengan gelisah, Rony berusaha menghubungi nomor asing tersebut. Namun nihil. Nomor itu sama sekali tidak mengangkatnya.
Dengan hati dan pikiran yang tidak tenang, Rony berjalan memasuki kamar. Dilihatnya Salma tengah terlelap dengan tenang. Perlahan Rony mendekat. Mengusap lembut kepala istrinya itu. Rony menatap Salma yang tengah tertidur dengan tatapan sendu. Ada banyak kegelisahan yang ia rasakan. Bahkan tiba2 rasa takut juga hadir menemaninya. Tapi malam ini, Rony tidak akan memikirkan foto itu terlalu jauh. Bisa jadi itu hanya editan. Bisa jadi nomor asing itu hanya orang iseng yang ingin menganggunya. Maka setelah ia mendaratkan kecupan pada dahi istrinya, Rony memutuskan untuk ikut terlelap.
°°
Pukul 08.00
Studio Papi RonySetelah mengantar Syarla ke kampus, Rony langsung menuju studionya. Pagi ini semua berjalan dengan normal. Kecuali pikirannya. Bagaimana pun foto itu masih saja mengganggu pikirannya. Hingga tiba2 suara ketukan pintu mengagetkannya. Terlihat Adit, salah satu editornya masuk kedalam studio dengan membawa sebuah kotak.
"Dari siapa dit?" Tanya Rony
"Ga tau, Mas. Tiba2 ada di depan. Tapi karena ada tulisan nama Mas Rony, jadi aku bawa kesini." Jawab Adit, membuat Rony mengangguk
Setelah Adit meninggalkan ruang studio, dengan cepat Rony membuka kotak tersebut. Entah mengapa ada rasa tidak sabar untuk membuka kotak tersebut. Dan benar saja, setelah kotak itu terbuka.. Rony kembali merasa sesak. Tubuhnya lemas. Didalam kotak itu lagi2 ada foto Diman dan istrinya. Kali ini dengan pose saling menatap, yang sialnya terlihat begitu tulus. Ada banyak foto didalam sana. Semuanya foto Diman dan Salma yang juga di sertai tanggal foto itu di ambil. Dengan marah Rony melempar kotak itu, hingga seluruh isinya tercecer.
Aarghhhh.
Apalagi sekarang???Namun ditengah rasa marahnya itu, ada satu foto yang kembali mencuri perhatiannya. Dengan dipenuhi rasa takut, Rony mengambil foto itu. Bukan foto dengan pose beepelukan antara Diman dan istrinya. Bukan juga foto yang memperlihatkan adanya cinta antara Diman dan istrinya. Tapi di antara semua foto yang ada, foto itulah yang paling membuatnya takut. Dengan tangan bergetar Rony menatap foto itu. Tanpa terasa air matanya jatuh. Hatinya terluka. Mengapa foto itu harus ada disana?
***
Haii gaiss,, dikit dikit gpp yaa..
Aku sambil bagi waktu nih. Hehe
Semoga suka yaaa
Maaf kalau ceritanya agak ga jelas.
Enjoy guyss:))
KAMU SEDANG MEMBACA
Salmon Familia
FanfictionKeluarga bahagia. Selamat menikmati keseharian sebuah keluarga kecil yang mungkin hanya akan kalian temui di sini, hahaa.. Just for fun ya guys:)