37

13.5K 901 99
                                    

Pukul 14.00
Kantor Mami Salma

Terlihat seorang perempuan cantik dengan tergesa masuk kedalam ruangan Salma. Hal itu membuat sekertaris Salma tergopoh mengikuti perempuan tersebut masuk ke dalam ruangan Salma.

"Maaf, Bu. Saya tidak bisa menahannya." Ucap sekertaris Salma

Salma mengangguk lalu mempersilahkan sekertarisnya itu untuk keluar. Sejujurnya Salma merasa terkejut dengan kedatangan Melati di kantornya. Tapi Salma tetap menyambut Melati dengan senyuman. Meski Salma tau, dari cara perempuan itu membuka pintu saja.. sudah terlihat bahwa kedatangannya bukanlah sebuah kabar baik.

"Silahkan duduk, Mel. Lu mau minum apa?" Sapa Salma

"Kita udah ga perlu basa-basi, Sal. Gua balik lagi ke Indonesia, karena gua mau ambil apa yang seharusnya jadi milik gua. Harusnya lu ngertii." Balas Melati

Salma terdiam.

"Dari dulu lu juga tau kalau Rony cuma sayang sama gua, Sal." Imbuh Melati

"Sorry, bagian mana yang harus gua ngerti? Bagian kalau lu cuma mantan Rony? Atau bagian kalau Rony udah lupa, sama lu?" Sahut Salma

Salma sudah benar2 tidak tahan dengan perempuan ini. Salma muak. Jika boleh, Salma ingin perempuan ini menghilang dari hadapannya sekarang juga. Kedatangannya yang tanpa permisi ini, hanya akan membuat kacau suasana hatinya.

"Sal, please. Kebaliin Rony. Gua bener2 ga bisa tanpa Rony." Ucap Melati menatap Salma

Salma menbuang nafasnya kasar. Pasalnya perempuan didepannya ini benar2 sudah gila. Dia benar2 tidak punya malu. Bisa2 nya dia memohon sepeti itu kepada istri sah dari mantan pacarnya. Hahh?? Kira2 perempuan mana yang dengan suka rela melepaskan suaminya untuk orang lain??

"Hahaha.. Mel, segitu nya lu suka sama suami gua? Tapi sayangnya, bukan lu yang jadi tokoh utama di hidup Rony." Balas Salma sambil tersenyum

"Melati, sampai kapanpun gua ga akan pernah ngelepasin Rony buat siapapun. Karena gua tau, Rony ga akan bisa hidup tanpa gua." Imbuh Salma menatap Melati

"Lu belum tau apa yang bisa gua lakuin buat bikin lu hancur." Sahut Melati kemudian pergi berlalu dari ruangan Salma.

Setelah Melati pergi dari ruangannya, Salma termenung. Dia berpikir, mengapa Melati terus saja menganggunya? Memang benar bahwa Salma telah berjanji tidak akan meragukan Rony. Tapi jika Melati sampai nekat melakukan sesuatu yang lebih parah bagaimana??

Ditengah pikirannya yang kacau itu, suara ketukan pintu tiba2 terdengar. Terlihat Diman berdiri disana dengan senyum manisnya yang tidak pernah berubah. Mau tak mau, Salma juga ikut tersenyum. Perlahan ia bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Diman. Masih di depan pintu, Salma masuk kedalam dekapan Diman. Salma merasa perlu memenangkan pikirannya sejemak. Pelukan Diman memang masih sama, tapi rasanya berbeda. Pelukan Rony tetap nomor satu.

Salma mempersilahkan Diman duduk di sofa yang ada di dalam ruangannya. Lama mereka bercengkrama bahkan bercanda. Ah, berbicara dengan Diman memang selalu se asik itu. Sudah sangat jelas bahwa Diman adalah orang yang selalu bisa menanggapi setiap argumen dan bahan candaannya. Menyadari itu, Salma merasa benar2 bersyukur memiliki Diman sebagai sahabatnya.

"Aku udah tau siapa orang dibalik nomor asing itu, Sal." Ucap Diman menatap Salma

Tiba2 saja suasana di dalam ruangan itu menjadi tidak asik. Raut wajah dan gestur Salma mendadak berubah. Bagaimana pun Salma tidak akan pernah lupa tentang sakit hatinya, yang disebabkan oleh nomor asing itu. Hal itu masih saja membuat Salma merasa sesak.

"Langsung kasih ke Rony aja, Dim. Kalau pun aku harus tau, aku mau tau dari Rony." Balas Salma pelan

"Oke, aku ngerti." Sahut Diman mengangguk

Salmon FamiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang