62

13.9K 1.1K 149
                                    

Suasana sore yang tenang di kediaman keluarga Parulian. Sedari tadi, Mami tengah fokus menulis beberapa catatan kebutuhan rumah untuk mbok Jum dan mbak Pur selama mereka ditinggal ke Bali. Memang tidak lama, tapi Mami tetap harus memastikan bahwa urusan rumah dalam keadaan aman. Mami juga mempercayakan urusan kantor dan rumah, yang sekiranya tidak bisa di handle mbok Jum pada asistennya, Lusi.

"Udah selesai packing, sayang?" Tanya Mami Salma ketika ia berjalan melewati putri sulungnya yang tengah bersantai di ruang keluarga.

"Belom, Mi. Nanti lagi, deh." Balas Syarla sambil matanya fokus pada layar ponsel di genggamannya.

Mendengar itu Salma tersenyum. Oke, biarlah nanti Salma yang membantu putrinya itu untuk packing.

"Mbok.. minta tolong jus mangga satu, buat non Syarla, ya." Ucap Mami sedikit mengeraskan suaranya agar di dengar oleh mbok Jum yang berada didapur

"Mi, Syarla gak.." perkataan Syarla dengan cepat dipotong Mami

"Tadi mbak Pur beli mangga, manis deh. Cobain, ya." Sahut Mami kemudian berjalan menuju kamarnya setelah mengusap kepala Syarla dengan singkat.

Tak lama kemudian, mbok Jum datang membawakan segelas jus mangga ke ruang keluarga dan menaruhnya di atas meja. Melihat itu Syarla tersenyum dan mengucapkan terimakasih pada mbok Jum, sebelum akhirnya mbok Jum kembali membiarkan Syarla sendiri di ruang keluarga. Detik berikutnya, terdengar pintu utama terbuka yang disusul ucapan salam dari dua orang yang suaranya sangat Syarla kenali. Iyaaa. Itu Papi dan Nabila yang baru saja sampai.

"Wahhh, ada juss. Mau ya, Kak?" Tanpa menunggu persetujuan Syarla, dengan cepat Nabila meraih gelas berisi jus mangga itu dan meminumnya.

"Jangan dihabisin, dek." Sahut Syarla memperingatkan Nabila

"Iyaa. Masih banyak, tuh." Balas Nabila sambil meletakkan gelas di atas mejaa.

"Oh ya, Kak. Tadi nemu sweater sama sepatu lucu. Nihh, kembaran kitaa. Kakak cobain, yaa.."  ucap Nabila dengan riang.

Dengan semangat, Nabila mengeluarkan belanjaannya dari dalam kantong. Ia bermaksud menunjukkannya pada Syarla. Namun ditengah kegiatannya itu, Papi datang dan ikut bergabung di ruang keluarga. Papi duduk di sofa, di seberang Syarla dan Nabila. Kedatangan Papi membuat tangan Nabila tiba2 berhenti mengeluarkan belanjaannya. Nabila reflek melihat Papi dan Kakaknya secara bergantian. Merasa bahwa Papi dan Kak Syarla perlu bicara, Nabila memutuskan untuk kembali memasukkan sweater dan sepatu itu ke dalam kantong belanjaan. Hal itu tentu saja membuat Syarla bingung. Lah, katanya suruh nyobain??

"Kakak nyobainnya nanti aja. Nabila mau ke atas. Mau packing. Bye, Pi. Makasih yaa, udah anter Nabila muter2." Ucap Nabila kemudian berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.

"Sama2, sayang." Sahut Rony terswnyum

Lalu hening. Syarla terlihat kembali fokus pada ponselnya. Sementara Rony terus memperhatikan putri sulungnya itu. Perlahan Rony bangkit dari duduknya dan mendekat ke arah Syarla. Kini Rony mengambil tempat tepat disebelah Syarla. Terlihat Rony mengusap rambut Syarla dengan sayang, sambil matanya terus memperhatikan sulungnya itu.

"Apa yang lagi Syarla pikirin?" Tanya Papi

"Nothing." Jawab Syarla singkat

"Yakin?" Tanya Papi lagi. Kali ini Papi berushaa mencari binar yang menjadi favoritnya di mata Syarla

Terlihat Syarla mengambil napas kemudian beralih menatap Papi.

"Syarla tau Papi khawatir." Ucap Syarla menatap Papi.

Papi diam. Seolah menunggu Syarla melanjutkan kata2nya.

"Selama Syarla tau maksud dan tujuan Papi adalah buat kebaikan Syarla.. Syarla ga akan ngelawan. Syarla akan selalu ikut apa kata Papi." Imbuh Syarla

Salmon FamiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang