Hari berganti, minggu pun dengan cepat berlalu. Apa yang selalu menjadi harapan Rony sepertinya telah terkabul. Kebahagiaan yang ada di dalam keluarganya tidak pernah berkurang. Setiap harinya selalu ada warna baru yang menghiasi rumah mereka. Istana mereka.
Seperti pagi ini, disaat mereka tengah sarapan bersama di mejaa makan. Ada saja tingkah dua gadisnya yang meramaikan meja makan tersebut. Hemmh.. kedua buah hatinya itu adalah definisi puisi terindah didalam hidup Rony. Tawa bahkan perdebatan mereka berdua benar2 selalu bisa membuat hati Rony menghangat. Jika sudah begitu, maka Salma akan menengahi mereka berdua dengan sabar. Sementara Rony.. haha, dia hanya akan menonton.
Suasana di meja makan itu mendadak hening karena suara ketukan pintu pada ruang utama rumah tersebut. Sial! Rony mendadak trauma dengan ketukan pintu di pagi hari seperti saat ini. Maka dengan cepat Rony bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah pintu. Ia ingin melihat siapa yang mengetuk pintunya sepagi ini, dan mengacaukan sarapannya.
"Pagi, Om." Sapa Paul kikuk
Iya. Yang bertamu sepagi itu di rumah Bapak Rony Parulian adalah Paul. Kenapa Paul suka banget menyerahkan diri sii??
"Kenapa pagi2 kesini?" Tanya Rony dengan nada yang ketus
"Maaf sebelumnya, Om. Tapi saya mau minta izin jemput Nabila." Jawab Paul
Mendengar jawaban Paul, Rony menjadi semakin gusar. Berani sekali pemuda ini. Harus Rony akui bahwa Paul memiliki nyali yang besar. Padahal pada pertemuan mereka yang lalu, Rony sudah terang2an melarang Paul mendekati Nabila. Tapi pagi ini, pemuda itu malah berdiri di depan pintu rumahnya dan ingin menjemput putrinya. Hemmmhh, Rony benar2 membutuhkan body guard untuk kedua putrinya itu.
"Siapa, Pi?" Itu suara Mami
"Ohh, Paul. Udah sarapan? Yuk sarapan bereng. Hari ini tante masak enakk banget. Yukk.." Sambung Salma sambil menuntun Paul menuju meja makan
Maka dengan pasrah Rony mengikuti mereka dari belakang. Sesampainya Mami, Papi dan Paul di ruang makan sukses membuat Nabila tersedak. Membuat Syarla dengan tanggap memberikan gelas berisi air putih pada adiknya itu..
"Pelan2 dong, sayang." Ucap Mami memperingatkan Nabila
Nabila meringis. Sejujurnya dia benar2 kaget dengan keberadaan Paul di ruang makannya saat ini. Bagaimana bisa? Mau apa lagi laki2 itu?? Apa Paul tidak takut dengan Papi?? Aduhh, begitu banyak pertanyaan bermunculan di kepala Nabila. Belum lagi kini Nabila melihat adanya ekspresi tidak suka pada wajah Papi.
"Sini, Paul duduk. Sarapan yang banyak, yaa." Ucap Salma sambil tersenyum
"Makasih, tante." Balas Paul
"Paul pasti mau jemput Nabila, kan?? Cieee.. haha." Seloroh Syarla yang mendapat pelototan dari Nabila
"Ohh, iya?? Yaudah habisin dulu sarapannya. Baru kalian boleh berangkat." Sahut Mami
"No, ya. Ga ada berangkat bareng. Nabila ke sekolah sama Pak Beno." Ucap Rony
"Papi.. kenapa gitu, sih. Kasian Paul udah jauh2 kesini buat jemput Nabila, lohh." Balas Mami berusaha membujuk Papi
"Loh, ga ada yang nyuruh." Sahut Rony
"Papi mah, gitu ya dek. Ga asik." Ucap Syarla melirik Papi
"Nabila berangkat sama Paul, gapapa ya, Pi?" Tanya Nabila
Terlihat Rony membuang napasnya kasar. Bagaimana tidak? Sepagi ini ia sudah dibuat pusing dengan kedatangan bule kesasar ini dirumahnya. Ditambah lagi, Paul seperti mendapat banyak dukungan. Membuat Rony merasa kalah. Membuat Rony semakin merasa tidak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salmon Familia
FanfictionKeluarga bahagia. Selamat menikmati keseharian sebuah keluarga kecil yang mungkin hanya akan kalian temui di sini, hahaa.. Just for fun ya guys:)