28

13.8K 744 31
                                    

Kini hening kembali mendominasi ruang kamar inap Nabila. Neyl dan Novia sudah sedari tadi pulang, karena mereka sudah berjanji untuk hadir di acara turnament putranya. Terlihat Rony duduk di sofa yang ada di dalam ruangan tersebut dengan gelisah. Dia merasa tidak nyaman dengan suasana saat ini. Mengapa untuk mengobrol dengan istrinya saja terasa begitu sulit?

Sementara Salma belum juga beranjak dari tempat tidur Nabila. Ya, kini Salma tengah ikut berbaring di atas tempat tidur dan memeluk putrinya dengan sayang. Salma rindu pada putrinya. Dia merasa bersalah karena meninggalkan Nabila begitu saja. Dia merasa tidak bertanggung jawab sebagai Ibu. Bagaimana bisa Salma lebih mementingkan egonya, daripada putrinya sendiri??

"Syarla dimana, Sal? Siapa yang jemput dia di kampus hari ini?" Tanya Rony menatap Salma

"Syarla bukan anak kamu, Ron. Kamu ga perlu mengkhawatirkan apapun tentang Syarla." Jawab Salma dengan wajahnya yang tidak menampilkan ekspresi apapun

"Sal, bagaimanapun aku.." ucapan Rony terpotong oleh Salma

"Aku bisa rawat anak aku sendiri, Ron." Sahut Salma

"Kalau kamu ga bisa rawat Nabila, aku juga akan bawa Nabila. Kasihan dia sampai sakit begini." Imbuh Salma yang masih menatap Nabila dengan sendu

"Bukan ini yang aku mau, Sal. Aku ga pernah mau kita rebutan anak kayak gini." Balas Rony menatap Salma

"Adanya kita disini, adalah bukti kalau kamu ga bisa merawat Nabila dengan baik." Sahut Salma yang masih enggan menatap Rony

Terdengar hembusan nafas Rony yang kasar. Bukan ini yang Rony mau. Bukan sesak seperti ini yang Rony inginkan. Rony memang sangat kecewa apabila benar bahwa Syarla bukan putrinya. Tapi mau bagaimanapun, Rony tidak akan bisa membuang rasa sayangnya pada gadis itu. Gadis yang beberapa hari lalu mendekapnya sambil menangis. Gadis yang memiliki rasa takut smaa seperti yang ia rasakan. Papi rindu, Syar.

Dan tentang Salma, Rony jelas tidak mau kehilangan istrinya itu. Berniat melepaskannya saja Rony tidak akan pernah mau. Salma adalah bahagianya. Segalanya bagi Rony. Kemarin Rony hanya sedang marah. Rony hanya merasa tidak terima dengan kenyataan yang harus ia hadapi. Rony hanya belum siap untuk semua rasa takutnya. Tapi bagaimanapun, yang jelas.. Rony tidak akan pernah bisa berpisah dengan Salma.

"Kita masih perlu bicara, Sal. Kita ga bisa kayak gini. Aku ga bisa." Ucap Rony

"Ga ada, Ron. Semuanya udah selesai." Balas Salma

"Kita masih bisa memperbaiki semuanya, Sal. Kamu masih harus jujur sama aku, tentang siapa ayah Syarla." Ucap Rony

Salma tertegun. Rony benar2 tidak mengerti situasi. Nabila sedang sakit. Tapi dia masih saja mempertanyakan sesuatu yang akan memicu perdebatan.

"Lebih baik kamu keluar, Ron. Nabila bisa keganggu." Sahut Salma tak ingin menanggapi Rony

Dengan terpaksa Rony keluar dari ruang rawat inap Nabila. Dadanya sesak. Pikirannya kacau. Putrinya sakit. Istrinya pergi dari rumah, dan bahkan pernikahannya sedang berada di tepi jurang. Sementara Syarla, ah Rony hanya merindukan putrinya itu. Rony sangat ingin melihatnya. Harus Rony akui, disaat seperti ini, Rony sangat membutuhkan Syarla. Gadisnya yang selalu ceria itu. Hahh!! Apa yang harus Rony lakukan saat ini??

°°

Di sebuah coffeshop dekat dengan apartement Salma.

Kini Diman dan Syarla tengah duduk berhadapan. Pesanan mereka sudah datang. Tapi pertemuan mereka kali ini terasa sedikit berbeda. Diman dibuat heran dengan sikap Syarla yang tak seperti biasanya. Gadis itu kehilangan senyumannya. Membuat Diman bertanya-tanya, masalah apa yang sedang ditanggung oleh gadis manis didepannya itu. Gadis yang sedari dia pertama kali hadir di dunia ini, membuatnya jatuh cinta. Gadis yang membuat jantung Diman berdetak cepat ketika pertama kali mendengar tangis nya.

Salmon FamiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang