19

14K 721 60
                                    

"Papi??" Ucap Syarla terkejut

Pasalnya Syarla benar2 terkejut dengan kedatangan Papi di cafe itu. Bagaimana bisa Papi menyusulnya? Dan dari mana Papi tau kalau..

"Sorry Syar, gua yang kasih tau Om Rony." Sahut Anggis disertai dengan cengiran tanpa dosanya itu

Oh God!! Syarla benar2 dibuat jengkel dengan sahabatnya itu. Belum lagi kini dia melihat Nabila juga berada disana. Berjalan dengan penuh senyuman ke arah meja Syarla. Tanpa sadar Syarla mengamati sekitar, menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Dia ingin memastikan apakah Maminya juga ikut serta menyusulnya?

"Duetnya bagus, Kak. Keren." Ucap Nabila begitu ia sampai di meja kakanya, dan mengambil tempat duduk di sebelah Papi

Whatt?? Jadi Papi dan Nabila melihat duetnya dengan Kak Jovan?? Oh Tuhan, Syarla ingin menghilang dari hadapan semua orang sekarang juga. Syarla sangat malu mengingat moment dirinya diatas panggung, saling menggenggam bersama laki2 yang kini mulai memenuhi hati dan pikiran Syarla. Dia benar2 tidak sanggup untuk memikirkan bagaimana ekspresi dan reaksi Papi ketika melihatnya tadi.

"Oh, hallo, om. Saya Jovan. Kebetulan saya senior Syarla dikampus." Sapa Kak Jovan berusaha sesopan mungkin pada Rony

"Dan kamu yang menculik anak saya tadi pagi." Sambar Papi Rony membuat Syarla benar2 ingin menghilang sekarang juga.

Siapapun.. tolong bawa Syarla pergi. Syarla sungguh tidak sanggup menyaksikan peristiwa di depannya ini.

"Bukan begitu, om. Tadi sebenarnya saya.." belum sempat Kak Jovan menyelesaikan ucapannya, Papi sudah dengan tidak sabar kembali mendesak Kak Jovan

"Apa? Saya kenapa?" Sahut Rony

Dari cara bicaranya, Papi seperti sedang menahan sesuatu. Syarla takut Papi akan marah, karena ulahnya tadi pagi. Mendadak semua yang berada di meja itu diam. Tidak berkutik. Bahkan untuk bergerak sedikit saja, mereka tidak berani. Suasana tiba2 berubah menjadi tegang.

Padahal jika dilihat, Rony seperti tidak sedang marah. Dia masih duduk bersandar pada sandaran kursi dengan tenang. Dengan tangannya yang bersedekap di depan dada. Namun tatapan matanya sungguh mengintimidasi. Juga intonasi nada yang digunakan saat berbicara, persis seperti orang yang mengintrogasi. Duhh,, kenapa jadi panas dingin gini, sihh??

"Pi. Udah yuk.. kita pulang aja. Nanti Syarla jelasin dirumah." Ucap Syarla berusaha menengahi

"Yahh, Nabila kan baru aja pesen." Sahut Nabila membuat Syarla benar2 ingin berteriak sekarang

Bagaimana tidak? Papinya belum memberi renspon, dan Nabila malah dengan polosnya tidak bisa di ajak bekerja sama. Ayolahh. Syarla benar2 ingin pulang sekarang.

"Bungkus aja." Sahut Syarla

°°

Di mobil, pada saat perjalanan pulang..

Syarla kini tengah sibuk bertukar pesan dengan Kak Jovan. Syarla sungguh merasa tidak enak pada pria itu. Yang membuat gara2 adalah Syarla. Dia yang memaksa Kak Jovan untuk tidak menyapa Papi. Tapi sekarang malah Papi menyalahkan Kak Jovan. Bahkan Papi menyerang Kak Jovan dengan kata 'menculik'. Ih, Papinya ini benar2 membuat Syarla semakin merasa bersalah sama Kak Jovan.

"Itu kan, yang culik kamu tadi pagi?" Tanya Rony

"Namanya Jovan, Pi." Sahut Syarla

"Ya, terserah siapalah itu. Tapi yang jelas, Papi ga suka ya kamu deket2 sama model berandalan gitu." Balas Papi

What?? Berandalan dari mananya, si? Kak Jovan ganteng tau.

"Kak Jovan baik, Pi. Masalah tadi pagi juga Syarla yang salah. Syarla yang narik2 Kak Jovan biar ga ngobrol sama Papi." Ucap Syarla berusaha meyakinkan Papinya

"Ya karena deket sama dia, kamu jadi kayak gitu sama Papi." Balas Papi

"Ih Papi, mah. Gak asik." Sahut Syarla

"Gini, ya. Papi sebenernya boleh2 aja Kakak mau deket sama cowok, tapi yang dandanannya bener gitu, loh. Bukan yang kayak berandalan itu." Ucap Papi

"Namanya Jovan, Papi. Jovan. Lagian ya, Pi. Kayak gitu tu namanya style. Ah. Tau deh. Papi mah ga ngerti." Balas Syarla penuh penekanan

"Tapi Kak Syarla bener deh, Pi. Kak Jovan keren kok. Ganteng lagi." Sahut Nabila membela Kakanya

"Ekhem, Nabila. Jadi siapa laki2 yang paling keren dan paling ganteng di dunia ini?" Tanya Papi merasa tidak terima dengan ucapan kedua putrinya

"Papi dong, hehe.." Jawab Nabila

Membuat Syarla semakin cemberut.

°°

Pukul 18.15
Rumah Bang Neyl

"Yuk, turun. Kita jemput Mami." Ucap Rony begitu mobilnya telah terparkir di halaman rumah Bang Neyl

Terlihat ada mobil Bang Neyl dan satu mobil yang terlihat asing bagi Rony. Apa ada tamu? Dengan tanpa ragu, Rony berjalan menuju pintu utama rumah tersebut dengan di ikuti kedua putrinya. Namun baru saja mau mengetuk pintu, Rony mendengar gelak tawa dari dalam rumah. Bisa dipastikan salah satu suara gelak tawa itu adalah milik istrinya.

Karena penasaran Rony memutuskan untuk langsung masuk tanpa mengetuk pintu. Membuat Nabila dan Syarla saling pandang. Kok Papi asal masuk aja si? Tapi mau tidak mau mereka juga ikut masuk kedalam rumah, mengikuti Papi. Hingga tibalah mereka diruang keluarga milik Bang Neyl sang tuan rumah. Disana ada pemandangan yang membuat hati Rony serasa dicubit.

Kini Salma tengah tertawa bersama seseorang yang 'kabarnya' pernah dekat dengan istrinya itu. Bagaimana pun Rony tidak rela jika istrinya dibuat tertawa se begitu lepasnya oleh laki2 lain, selain dirinya. Belum lagi tingkah kedua putrinya yang langsung berlari ke arah laki2 itu, seolah sedang melepas rindu. Ah, Rony mendadak gerah sendiri melihatnya.

"Om Dimaaann.." sapa Syarla dan Nabila secara bersamaan, sambil berlari mendekat pada om Diman.

Yah, laki2 yang membuat Rony gerah itu.. adalah Diman. Teman seperjuangannya di ajang pencarian bakat yang sama dengan istrinya, Bang Neyl dan Novia. Alasan Rony bisa berasumsi bahwa Diman pernah dekat dengan istrinya adalah karena mereka berdua memang terlihat sangat dekat saat masih di karantina. Mereka bahkan sering menghabiskan waktu bersama. Ah, sial. Selain Rony harus melihat istrinya dibuat tertawa oleh Diman, dia juga harus melihat keakraban kedua putrinya dengan pria itu. Double kill ya, Ron!?

"Woyy, bengong aja lu. Sini. Gimana2? Makin banyak duit nih, gua lihat2." Sapa Diman pada Rony yang sedari tadi masih berdiri dengan kaku

"Hahah.. bisa aja, lu." Balas Rony sambil berjalan duduk di dekat istrinya

"Eh, mana istri lu? Ga di ajak?" Tanya Rony

"Lah,, gua kan masih nungguin Salma. Gimana si, lu." Balas Diman dengan di sertai tawa, yang mengartikan bahwa dia sedang bercanda

"Wahh,, cari masalah lu." Balas Rony

***

Aku up sedikit aja yaa.. haha
Maafkan kalau banyak typo nya✌️
Terimakasih buat kalian yang udah vote dan komen,, love banyak2 buat kalian
Selamat membaca yaa
Enjoy guyss:))



Salmon FamiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang