Sementara itu di dalam mobil Bang Edo..
"Ih, Om Rony bisa gitu yaa kalau sama cowok2 yang deketin kalian. Serremm.." Ucap Bang Edo
"Aduhh, Nabila jadi takut Paul kenapa2 deh, Kak. Apalagi sekarang harusnya kita ada GR disekolah. Tapi dia malah ditahan dirumah sama Papi. Gimana dong?" Sahut Nabila mengutarakan keresahannya
"Gapapa,, ntar kakak telfon Mami. Paling bentar lagi Mami juga pulang." Balas Syarla mencoba menenangkan adiknya
"Nah bener, tuh. Emang kudu pawangnya kalau begini2, mah. Lu tenang aja, Cil." Seloroh Edo sambil menatap Nabila dari spion mobil, karena Nabila duduk di jok belakang
"Jadi.. itu Paul yang sering kamu ceritain itu, dek?" Tanya Syarla
"Beberapa kali doang. Ga sering, ya.." Sungut Nabila
Yahh, Nabila memang menceritakan perihal Paul kepada Kak Syarla. Mulai dari Paul yang terus berusaha menganggunya. Paul menjadi teman duetnya, sampai ketika Paul salah tanggal untuk hari ulang tahunnya. Nabila memang selalu mencoba berbagi dengan kakaknya itu. Karena jujur saja Nabila sering merasa bingung dengan sikap Paul dan perasaannya sendiri. Tapi tidak sesering itu. Hanya beberapa kali saja. Ingat, beberapa kali saja. Bukan sering.
"Iyaa deh, beberapa kali. Tapi dia oke deh, dek. Cakep, kok." Balas Syarla
"Terus kenapa kalau cakep??" Sahut Nabila sekenanya
"Ya kali ga naksirr!??" Seloroh Bang Edo menimpali percakapan kakak beradik ini.
"Naksirr tuhh. Cuman belom ngaku ajaa. Haha.." Sambung Syarla
Sahutan Syarla menimbulkan tawa diantara Edo dan Syarla sendiri. Mereka merasa puas menjaili Nabila yang kini terlihat semakin kesal. Haha..
"Apasiii,, ga lucuu." Ucap Nabila
°°
SMA 02 Jakarta
Sudah 1 jam yang lalu Nabila tiba di sekolah. Tapi selama itu pula, Paul belum berada di dalam jangkauannya. Jujur saja Nabila khawatir pada laki2 itu. Beberapa kali Bu Rosalina menegurnya, karena Nabila sama sekali tidak fokus saat latihan. Bagaimana bisa Nabila dengan leluasa latihan, sementara ia sama sekali tidak tau keadaan Paul saat ini. Bagaimana jika Papi memarahinya? Aduhhhh.
Ditengah keresahannya, tiba2 saja Nabila melihat Paul yang sedang berjalan ke arahnya. Paul berjalan dengan langkahnya yang lebar. Terlihat seperti sedang terburu-buru. Jelas Paul buru2, dia terlambat 1 jam! Tanpa berpikir panjang, Nabila berlari ke arah Paul, memotong langkah laki2 itu. Ketika Nabila sampai tepat dihadapan Paul, laki2 itu sedikit terkejut. Sementara Nabila memberinya tatapan khawatir..
"Kamu gapapa? Di apain sama Papi?" Tanya Nabila menatap Paul
Posisi mereka yang berada ditengah lorong menuju ruang musik, akhirnya menjadi pusat perhatian para siswa yang berlalu lalang. Warga sekolah itu mendadak heran dengan pemandangan yang sedang terjadi. Sejak kapan Nabila menjadi se dekat itu dengan Paul? Bukankah selama ini Nabila memberi jarak pada Paul? Apa Nabila sudah mulai mau membuka hati?
Pertanyaan Nabila membuat Paul tersenyum. Ditatapnya gadis didepannya ini dengan sepenuh hati. Ahh, begini saja Paul sudah bahagia. Meskipun tadi ia harus melewati terkaman harimau yang sepertinya belum sarapan. Tapi tidak masalah, jika itu bisa membuat Nabila se khawatir ini padanya. Ohh, jadi begini rasanya di khawatirkan oleh Nabila.. hahah Paul suka.
"Haha.. aku gapapa. Nih, buktinya masih bisa sampai sekolah dengan selamat." Balas Paul sambil tersenyum
"Seriuss. Papi ada bilang sesuatu ga, sama kamu? Maaf yaa, aku tadi ninggalin kamu gitu aja." Sahut Nabila merasa bersalah
KAMU SEDANG MEMBACA
Salmon Familia
FanfictionKeluarga bahagia. Selamat menikmati keseharian sebuah keluarga kecil yang mungkin hanya akan kalian temui di sini, hahaa.. Just for fun ya guys:)