Final!

4.8K 364 21
                                    

"Satu. Om akan kasih kamu satu kesempatan lagi." Ucap Papi menatap Paul

"Yesss!!!! Huuuuuu!! Makasihh, Om. Makasiih. Iyesss!!" Teriak Paul yang kini reflek bangkit dari duduknya dan menubruk tubuh Om Rony

Siapa sangka Paul akan bersorak begitu hebohnya. Bahkan, bisa dibilang euforia yang Paul berikan melebihi euforia ketika Nabila menerima pernyataan cintanya waktu itu. Wahh!! Tapi sungguh. Perkataan Om Rony benar2 membuatnya bahagia. Ini adalah sesuatu yang benar2 Paul inginkan. Iya. Kepercayaan Om Rony adalah segalanya. Karena, yahh.. siapaun pasti tau, bagaimana susahnya mengambil hati Om2 satu ini.

"Ekhem. Ga usah peluk2 saya, bisa?" Sahut Om Rony

"Ohh. Aduh. Maaf, Om. Maaf. Saya.. ga sengaja." Balas Paul dengan canggung

Lalu hening. Mereka smaa2 terlihat canggung untuk memulai obrolan. Entah karena renspon Paul yang kelewat heboh. Atau karena pelukan yang baru sjaa terjadi? Hahah.. entahlah. Tapi beruntungnya, tak lama dari itu Syarla datang dengan wajah yang penuh senyuman. Gadis itu jelas tau apa yang sudah terjadi. Yahh, meski sudah bisa dipastikan bahwa rencananya akan selalu berhasil. Bagaimana pun, Syarla amat sangat mengerti Papi. Tinggal dipancing sedikit, nanti juga luluh. Eitss, tapi itu hanya berlaku untuk Syarla yaa. Hahaa. Kalau yang lain, aduhh ga tau deh.

"Yuk, berangkat." Ucap Syarla pada Paul

Dengan cepat Paul mengangguk.

"Yakin ga mau smaa Papi, aja?" Tanya Papi menatap putri sulungnya itu

"Enggak, Papi. Syarla sama Paul, aja. Lagian Paul pasti mau ketemu Nabila juga, kan? Jadi biar sekalian. Baii, Pi." Balas Syarla kemudian berjalan mendahului Paul yang terlihat tengah berpamitan dengan Papi.

Sesampainya di mobil Paul..

"Kak, makasih banget, ya. Makasih udah bantuin aku ngomong sama Om Rony." Ucap Paul yang kini tengah menjalankan mobilnya keluar dari pelataran kediaman Parulian

"Traktir es krim, ya." Balas Syarla

"Siap 86." Sahut Paul sambil memberi sikap hormat pada Syarla yang duduk disampingnya

"Hahah.. lest go." Ucap Syarla riang

°°

Pusat perbelanjaan.

Sebelum menyusul Mami dan Nabila, Syarla beserta Paul memilih untuk singgah disebuah store es krim terlebih dahulu. Iya. Paul benar2 mentraktir Kak Syarla sebagai ucapan terimakasih. Namun ketika mereka tengah menunggu pesanan, tiba2 saja Nabila datang seorang diri dengan wajah bingungnya. Gadis kecil itu tidak lagi bersama dengan teman2nya.

"Loh, Kak Syarla? Kok bisa sama Paul?" Tanya Nabila begitu ia berada dihadapan
Kakak perempuannya

"Bisa, dong. Mami mana?" Balss Kak Syarla

"Ihh,, jawab dulu. Kenapa bisa sama Paul." Rengek Nabila

"Iya. Nanti Kak Syarla jelasin, tapi jawab dulu Mami dimana." Sahut Kak Syarla tak mau kalah

"Mami lagi di butik Teh Nendy sama Tante Novia." Jawab Nabila menatap Kakaknya

"Oke. Kakak ke Mami dulu. Paul, makasih ya." Sahut Kak Syarla sambil mengangkat es krim strowberry yang sudah berada di genggamannya, kemudian berlalu.

"Kak Syarla!! Jelasin dulu, ihhh." Panggil Nabila namun hanya dibalas lambaian tangan dari Kakaknya. Yahh, Syarla memang sengaja melakukan itu. Selain ia memang senang menggoda adiknya, Syarla juga merasa bahwa hal ini akan lebih baik dijelaskan oleh Paul sendiri.

"Sini, aku aja yang jelasin. Waitt. Aku pesenin es krim dulu." Ucap Paul pada Nabila

Nabila mengangguk, kemudian duduk dislaah satu bangku di depan store es krim. Rasa penasaran benar2 menghantui nya. Bukan. Nabila sama sekali tidak cemburu. Nabila hanya penasaran dengan kebersamaan Kak Syarla dan Paul, yang tanpa sepengetahuannya.

Salmon FamiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang