65

13.9K 1K 80
                                    

Pukul 05.20

Suasana pagi yang tenang dengan matahari yang masih sedikit malu2 menampakkan diri. Deburan ombak juga ikut menambah kesyahduan nyanyian alam yang tengah bersiap menyambut hari. Salma bangun dengan perasaan yang luar biasa baik. Matanya perlahan terbuka dan menatap sekeliling. Seketika senyum manisnya mengembang sempurna. Didepannya, kini ada kedua putri dan suaminya yang masih tertidur. Sungguh sebuah kebersamaan yang akan Salma beli, berapapun harganya. Dia hanya berharap, semoga kebahagiaan terus membersamainya. Membersamai keluarganya.

Dengan sangat peelahan Salma melepaskan pelukan tangan Syarla yang melingkari perutnya. Iya. Sepanjang malam, sulungnya itu tidur dengan posisi memeluknya bak guling. Melihat Syarla yang sama sekali tidak terusik, Salma kembali tersenyum. Di singkirkannya helaian anak rambut yang menutupi wajah putrinya itu. Ah, sudah lama sekali Syarla tidak bermanja padanya seperti ini. Kemudian tatapan Salma tertuju pada Nabila yang tengah tertidur dengan memeluk Kakaknya dari belakang. Perlahan Salma juga memberi usapan pada puncak kepala bungsunya itu dengan sayang.

Berikutnya Salma bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan keluar kamar, menuju dapur. Segelas teh hangat menjadi pilihannya untuk menyambut pagi. Begitu teh nya telah tersaji, sebuah suara tiba2 saja mengagetkannya.

"Aku mau kopi, dong." Ucap Rony yang tiba2 saja sudah berada didapur

"Ngagetin, ih." Balss Salma menatap suaminya

Rony tertawa. Berikutnya Rony melingkarkan tangannya dipinggang istrinya itu dan mendaratkan sebuah kecupan tepat dipelipis istrinya. Ah, sungguh sebuah definisi awali hari dengan sesuatu yang manis. Haha..

"Tumben banget udah bangun, pak?" Seloroh Salma sambil tangannya sibuk menyiapkan kopi untuk Rony

"Semalam aku ga bisa tidur." Ucap Rony

"Emang iya? Kenapa?" Tanya Salma memperhatikan suaminya

"Kamu nya jauh." Jawab Rony tersenyum sambil menatap Salma

"Gombal banget." Sahut Salma yang merasa sedikit kesal dengan jawabn suaminya itu.

Ekspresi Salma membuat Rony tertawa. Kopi buatan Salma sudah berada di tangannya. Kini mereka tengah duduk di sebuah kursi yang berada di bagian belakang villa, yang berhadapan langsung dengan pantai. Sejenak keduanya terdiam. Mereka seperti tengah menikmati saat2 matahari akan menampakkan diri seutuhnya. Hingga perlahan Rony melingkarkan tangannya pada kedua pundak Salma. Bermaksud membawa istrinya itu masuk ke dalam rangkulanya.

"Bahagia terus ya, Sal. Kita harus sama2 sampai tua." Ucap Rony setelah mendaratkan kecupan pada puncak kepala istrinya

Salma tersenyum. Sejenak Salma mengambil napas dan menghembuskannya dengan penuh kelegaan.

"Jujur, aku bener2 ga bisa bayangin kalau harus ngelewatin ini semua tanpa kamu, Ron. Makasi banget, kamu udah nemenin aku sampai sejauh ini." Balas Salma

"Kamu tau, aku beneran pengen nyerah, pas Rai pergi dari kita. Aku ngerasa gagal dan hancur. Rasanya aku pengen pergi juga. Tapi support kamu buat aku sadar, kalau sedari dulu aku ga pernah sendiri. Akan selalu ada kamu di samping aku." Sambung Salma dengan posisi yang masih bersandar pada suaminya

"Bahkan aku sempet ga mikirin gimana perasaan kamu, padahal kamu juga lagi hancur. Makasih, karena kamu selalu bisa jadi yang terhebat buat aku dan anak2 aku, Ron." Pungkas Salma

"Aku cuma mau kalian baik2 aja." Balas Rony menatap Salma dalam

"Mau peluk." Sahut Salma menatap Rony

"Haha.. sini. Aku mau peluk kamu selamanyaa." Balas Rony kemudian membawa Salma kedalam pelukannya.

"Kayaknya emang harus bangun pagi terus deh, biar bisa berduaan sama kamu tanpa diganggu." Ucap Rony lagi, membuat Salma tertawa.

Salmon FamiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang