63

12.9K 1K 66
                                    

Pukul 07.15
Bandara Internasional Soekarno Hatta

Pemandangan pagi ini adalah orang2 yang berlalu lalang sambil menarik kopernya, menunggu pesawat yang akan mengantar mereka pada tujuan. Begitu juga dengan keluarga Parulian. Mereka juga tengah menunggu pesawat yang akan membawa mereka ke Bali. Kedatangan mereka pagi ini cukup mencuri banyak perhatian. Pasalnya, setelah beredarnya kabar duka dari keluarga ini, kebersamaan mereka mulai jarang tereskpos oleh media. Maka munculnya keluarga Parulian dengan formasi lengkap, berhasil mengalihkan fokus banyak pasang mata.

Berusaha mengabaikan tatapan dan bidikan kamera para netizen, Nabila kini tengah asik memeluk manja lengan Mami. Diam2 ia merasa kesal pada asisten Mami yang memesankan penerbangan pagi untuk perjalanan liburannya. Terbukti pagi ini Nabila menampilkan wajah cemberutnya sepanjang perjalanan menuju bandara.

"Kenapa si, cemberut mulu??" Tanya Papi sambil tangannya mencolek pipi Nabila

"Masih ngantuk, ya?" Tanya Mami juga yang kini tengah memperhatikan bungsunya itu

Nabila diam. Dia benar2 tidak ingin diajak ngobrol sepagi ini.

"Nanti lanjut tidur dipesawat, yaa." Ucap Papi, memberi usapan pada kepala Nabila yang 'menempel' pada lengan Mami

Nabila mengangguk. Membuat Mami tersenyum.

"Okey. Kalau gitu, kita cari kopi, yuk." Ucap Papi, yang kini beralih pada Syarla

Dengan tanpa kata Syarla berdiri dari duduknya, dan mengulurkan tangannya pada Papi. Bermaksud meminta tangan Papi untuk di genggam. Detik berikutnya, dengan senang hati Papi memberikan tangannya dan mereka berjalan bersama mencari minuman favorit mereka. Sepagi ini, si sulung Syarla terpantau sudah se ceria biasanya. Sangat berbeda dengan Nabila yang masih mode merindukan kasur dan selimut. Kepergian Papi dan Syarla, tak sedikitpun lepas dari tatapan Nabila.

Sering kali Nabila merasa ingin menjadi kakaknya yang selalu ceria dan serba bisa memberi ketenangan untuk semua orang. Terkhusus Papi. Sangat jelas bahwa kakaknya itu adalah yang paling bisa diandalkan dalam hal meluluhkan hati Papi dan membuat Papi tenang. Tapi Nabila tau, bahwa memang semua mempunyai porsinya masing2. Bagaimana pun Papi juga tetap menomor satukan Nabila. Terbukti selama ini Papi tidak pernah memberinya kata tidak. Apapun yang Nabila mau, Papi akan senang hati memberinya. Papi juga selalu ada untuknya.

Jika Nabila sakit, Papi adalah orang yang paling terlihat khawatir. Papi akan datang ke kamarnya di malam hari, hanya untuk mengecek suhu badannya dan membenarkan selimutnya. Bahkan jika Nabila demam, Papi lah yang akan memeluknya sepanjang malam. Ah, bagaimana pun Papi memang tidak pernah membeda-bedakan kasih sayangnya.

"Kenapa? Adek mau kopi juga?" Tanya Mami

Nabila menggeleng.

"Kenapa ga semangat gitu, sih?? Ini mau liburan, loh. Ke Bali. Sesuai request Nabila. Hemm?" Tanya Mami lagi.

"Ngantuk, Mamiii.." Balas Nabila yang semakin mempererat pelukannya pada lengan Mami.

"Hahaha, okeey." Sahut Mami sambil mengusap puncak kepala Nabila dengan sayang

Tak lama kemudian, terlihat Papi dan Kak Syarla berjalan beriringan menuju ke arah Mami dan Nabila berada. Terlihat kedua tangan mereka yang penuh dengan cup yang entah berisi apa, dan sebuah kantong plastik.

"Nihh, susu coklat buat adek. Biar ga ngantukk." Ucap Papi sambil menyerahkan cup berisi susu coklat pada Nabila

"Baru tau, kalau minum susu bisa bikin ga ngantuk." Sahut Syarla

"Versi Papi itu, mah." Seloroh Mami

"Tinggal iya in, aja kenapa sih. Support lah." Ucap Papi menatap Mami

Salmon FamiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang