3

21.8K 790 10
                                    

06.45
SMA 02 Jakarta

"Makasih, Pak Beno. Nanti Nabila ada ekskul yaa.." Ucap Nabila pada sopir keluarganya

"Iya, Non. Siap. Nanti Pak Beno jemput jam 4 yaa.." Balas Pak Beno sambil tersenyum

"Okee, pak.." sahut Nabila

Nabila meninggalkan parkiran sekolahnya dan berjalan pada lorong2 sekolah menuju kelasnya. Sepanjang ia berjalan, banyak sekali siswa atau siswi yang menyapanya. Tentu saja Nabila menanggapinya dengan ramah. Hingga tanpa terasa sampailah ia di depan pintu bertuliskan "XI IPA 2", kelasnya. Tanpa menunggu lagi, Nabila melangkahkan kaki ke dalam kelas, menuju tempat duduknya.

"Paagii bilbil.." sapa Luna, teman sebangkunya yang lebih dulu datang

"Kantin, yuk.. kayaknya jamkos nihh. Guru2 kan mau rapat persiapan ujian kelas XII." Sahut Nabila, mengabaikan sapaan Luna.

"Boleh, tuh. Siapa tau kan,, pagi2 kita ketemu cogan kelas sebelahh." Balas Luna, antusias

"Mulai deh,, yuk ah. Amell, yuk kantin.." Sahut Nabila, memanggil temannya yang lain sambil beranjak dari tempat duduknya

Mereka bertiga pun berjalan beriringan menuju kantin, melewati kelas2 IPA dan lorong kelas IPS.

°°

Kantin sangat ramai untuk jam sepagi ini. Mungkin karena berita jamkos sudah menyebar luass, sehingga siswa dan siswi memutuskan untuk memadati kantin.

"Bil, lu mau pesen apaa? Sekalian gua pesenin." Ucap Amel

"Emm.. gua mau siomay sama es jeruk deh. Thanks yaa." Balas Nabila

"Okee,, lu apa Lun..?" Tanya Amel
"Gua samaain sama Nabila aja deh, Mel." Jawab Luna

"Sip." Sahut Amel, kemudian berlalu meninggalkan meja teman2 nya menuju Abang Jali, si pedagang siomay.

Sambil menunggu Amel memesankan pesanan mereka, Nabila dan Luna asik berbincang dan sesekali tertawa karena lelucon dari Luna. Namun tiba2.. seseorang menghampiri meja keduanya.

"Masih pagi udahh nge gosipp aja nihh??" Ucap seseorang itu

"Sok tau lu." Balas Luna

" Yeee, gua mah udah tau gerak geriknya orang nge ghibah. Ghibahin siapa si neng?? Selorohnya

"Aziz, apaan dah. Bilang aja lu kepo." Sahut Nabila

"Nanya doang kalii.." balas Aziz.

"Btw, gua gabung yaa.." sambung Aziz lagi

"Demen banget lu, gabung sama cewek2,," Sahut Luna

"Suka2.. nongkrong di pinggir jalan." Aziz menjawabnya dengan nyanyian

"Nohh,, nongkrong sana lu, dipinggir jalan. Biar dikira pengemis sekalian." Sungut Luna

"Jahat amat, lu." Sambung Aziz

"Udah, deh. Pasti kalian tu yaa.. tiap ketemu ributtt mulu. Capek nih dengerinnya." Ucap Nabila, berusaha menengahi Luna dan Aziz

Tak lama kemudian.. Amel datang dengan Bang Jali yang membawakan pesanan mereka.

"Yokk,, makan makan.." ucap Amel

Ditengah mereka asik memakan makanan mereka, datang lagi 2 orang laki2 yang dengan lancangnya duduk bergabung dengan mereka.

"Nabila, masih pagi ga boleh makan siomay banyak2, ntar sakit perut." Ucap seseorang bernama Paul. Dia adalah siswa dari kelas XI IPA 1

"Mana sambel nya banyak lagi.." sambung seseorang lainnya, yang bernama Danil

"Ngapain si,, dateng2 ngerecokin Nabila?" Sembur Luna yang merasa tidak terima dengan kedatangan Paul dan Danil

"Kalau cuman mau iseng, sana deh.. jauh2." Sambung Amel

"Pada galak2 bnget si.. gua tu cuman mau nyapa Nabila doang. Kemaren kan gua ga masuk, kangen tau." Jawab Paul. Sambil matanya lurus menatap Nabila yang tengah sibuk mengunyah siomay nya. Seolah tidak terganggu sedikitpun dengan kericuhan di sekitarnya.

"Sebagai teman Nabila, kalian tu mestinya support dong. Biar Nabila segera mendapatkan kebahagiaan dengan bersanding dengan abang Paul ini." Ucap Danil

"Ga ada support2 yaa.. yang ada temen gua makin kurus kering deket2 sama Paul." Ucap Luna masih tidak mau kalah

"Eh jangan salah.. temen gua Paul, harta kekayaannya ga bakal abis tujuh turunan. Dijamin Nabila bahagia dunia akhirat." Papar Danil yang juga masih membanggakan sahabatnya

Sementara Paul.. dia masih asik memandangi Nabila mengunyah siomay. Entah apa bagusnya melihat seorang gadis mengunyah siomay.

Lalu detik berikutnya, pandangannya sekaan terkunci ketika Nabila berbalik menatapnya. Dia tidak tersenyum, tidak juga mengeluarkan satu kata pun. Tapi Paul tetap suka.

"Temenin ke perpus yuk, Ziz. Gua udah selesai makan. Luna sama Amel, habisin dulu aja. Ntar nyusul.." Ucap Nabila tiba2, membuat Paul sedikit tergagap

"Eh, aa, ayok Nabila.. aku aja yang temenin." Sahut Paul

"No, thanks. Sama Aziz aja." Jawab Nabila kemudian menarik tangan Aziz agar segera berdiri dari duduknya dan berlalu

Begitulah.. sudah lama Paul menyimpan rasa suka pada Nabila. Bahkan Paul sudah menunjukkannya secara terang2an. Tapi entah mengapa, Nabila belum juga membuka hati. Jangankan membuka hati.. menjawab sapaannya saja, susah.

***

Hehe.. sabar ya Paull. Ingat usaha tidak akan menghianati hasil
Btw, selamat membaca yaaa..
Enjoy guyss:)

Salmon FamiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang