34

14.5K 898 96
                                    

"Ada urusan apa kesini? Mau culik anak saya lagi?" Tanya Rony dengan ekspresi wajah yang tanpa senyum

Hal itu sontak membuat Syarla melotot ke arah Papi. Berusaha memberi kode 'Jangan gitu, Pi' pada Papinya. Tapi Papi tetap pada aksinya, menyerang Kak Jovan. Serangan Papi tentu saja membuat Kak Jovan semakin mati gaya.

"Enggak, dong. Kalau mau nyulik mah, ga perlu bertamu dulu, Pi." Sahut Salma bersamaan dengan datangnya mbok Jum yang membawakan minuman dan beberapa cemilan.

Jawaban Salma membuat Rony mendengus tidak suka. Pasalnya disaat seperti ini, istrinya itu harus mensupportnya, kan??

"Maaf sebelumnya kalau saya sudah memberikan kesan ga baik. Tapi saya ga pernah ada niatan jelek sama Syarla, Om. Tante." Ucap Jovan se sopan mungkin

"Lagian Pi, yang waktu itu salah Syarla. Bukan salah Kak Jovan." Sahut Syarla

"Udah, gapapa. Kalau pas pagi ya ga bisa ngobrol kan, Pi. Takut telat ke kampusnyaa." Ucap Salma menengahi

Rony terdiam. Jika sedari tadi fokus Rony adalah Syarla dan Jovan, kali ini fokusnya beralih pada Salma. Entah mengapa Salma begitu ramah pada 'penculik' satu ini. Apa Salma tidak memiliki rasa khawatir pada putrinya? Bagaimana kalau Jovan benar2 memiliki rencana yang buruk untuk Syarla? Bagaimana kalau ternyata Jovan sudah memperngaruhi putrinya?

Sejauh ini percakapan hanya di dominasi oleh Salma dan Jovan, serta Syarla yang sesekali menyahuti. Sementara Rony masih dengan setia mengeluarkan tatapan sinisnya pada Jovan. Oh, ayolahhh. Keluarganya baru saja berbaikan. Setidaknya Rony masih ingin menghabiskan waktu dengan Salma dan putri2nya.

"Tunggu, jadi urusan kamu datang kesini tuh, apa?" Sahut Rony memotong pembicaraan Salma dan Jovan

"Emm.. ga ada si, Om. Cuma mau ketemu Syarla aja." Jawab Jovan dengan gaya nya yang menurut Rony sangat menyebalkan

Beda lagi dengan Syarla. Jika menurut Papi kedatangan dan gaya Kak Jovan itu menyebalkan, bagi Syarla tidak. Sedari tadi Syarla malah dibuat terkagum2 pada sosok laki2 yang duduk disampingnya ini. Bagaimana tidak? Seorang Kak Jovan yang hampir menyerupai kulkas 2 pintu itu, bisa terlihat begitu santai menanggapi setiap argumen Mami. Bahkan bisa dibilang mereka terlihat akrab untuk ukuran orang yang baru pertama kali bertemu. Hal itu tentu saja yang membuat senyum di wajah Syarla terus mengembang. Ah, Syarla suka.

Tapi kalimat Papi setelahnya, adalah kalimat yang sukses membuat senyumnya luruh seketika. Oke, kali ini Papinya itu benar2 tidak asik.

"Nah, udah ketemu, kan? Berarti sekarang waktunya pulang. Syarla harus istirahat." Balas Rony yang langsung berdiri dari duduknya dan memberi gerakan seolah menyuruh Jovan segera pulang.

"Oh. Ah, iya, Om. Ini juga mau pulang." Sahut Jovan

"Hahahahah.. Papi ni suka banget bercanda, deh. Haha." Seloroh Salma dengan kikuk

Pasalnya mengusir seorang tamu tidak pernah ada di dalam kamus hidup Salma.  Seorang tamu wajibnya dimuliakan, bukan diusir.

"Bercandanya ga lucu, Papi." Ucap Salma penuh penekanan

"Aku ga lagi bercanda, sayang." Balas Rony yang malah menampilkan senyum manisnya

Melihat itu, membuat Jovan semakin tidak tau harus berbuat apa. Maka ia memutuskan untuk berpamitan

"Gapapa, Tante. Om, saya pamit dulu." Ucap Jovan

"Besok2 main lagi ya, Jovan. Syarla, antar Kak Jovannya ke depan, ya.." Balas Salma

Belum sempat Syarla meresnpon ucapan Mami, suara Papi sudah lebih dulu memotong..

"No, Syarla. Ayo masuk sama Papi." Sahut Rony sambil berjalan mendekati Syarla, bermaksud untuk menarik putrinya itu

Salmon FamiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang