Minggu pagi di kediaman Parulian yang tak kalah sibuk dengan hari2 lainnya. Sepagi ini, para pekerja terlihat sudah sibuk melakukan pekerjaan mereka. Mbak Pur yang terlihat tengah menyapu halaman depan rumah. Mbok Jum yang sibuk di dapur, dan Pak Maman yang tengah membersihkan taman belakang serta kolam renang rumah tersebut. Pun dengan Mami yang sudah duduk manis dengan secangkir teh manisnya, sambil sesekali membantu Mbok Jum menyiapkan sarapan.
Pagi ini terasa sedikit berbeda. Jika biasanya Syarla dan Nabila mengawali Minggu pagi mereka dengan jogging bersama, hari ini tidak. Kedua putri Parulian itu bahkan belum menampakkan diri. Sejujurnya, Mami juga tidak tau.. mengapa kedua putrinya itu melewatkan rutinitas jogging mereka hari ini.
"Non Syarla sama Non Nabila gak jogging, Buk? Tumben?" Tanya Mbok Jum
"Iya, Mbok. Kesiangan kali, ya? Saya ke atas dulu, deh." Jawab Mami, kemudian berjalan menaiki tangga menuju lantai dua. Tempat dimana kamar Syarla dan Nabila berada.
Setibanya Mami dilantai dua, kamar Nabila menjadi tujuan pertamanya. Namun setelah pintu kamar itu terbuka, Mami tidak mendapati putri bungsunya disana. Meski merasa keheranan, dengan cepat Mami berjalan menuju kamar si sulung. Berharap menemukan dua putrinta disana. Dan, yahh.. begitu pintu kamar Syarla terbuka, sebuah senyuman juga ikut merekah di wajah Mami. Disnaa, diatas kasur serba pink milik sulungnya.. Mami melihat dua kesayangannya masih terlelap sambil berbagi peluk. Ah, pemandangan pagi ini manis sekalii.
Masih dengan senyuman yang menghiasi wajahnya, Mami berjalan mendekati kasur. Berusaha melihat lebih dekat kehangatan antara dua kakak beradik itu. Rasa haru mendadak hadir. Ada banyak pertanyaan, yang kini sangat mengganggunya. Bagaimana jika Syarla tetap ingin pergi? Bagaimana jika sulungnya itu tetap ingin mempertahankan keinginannya? Lalu,, bagaimana dengan Nabila? Akan se sedih apa, gadis kecilnya itu.. jika harus jauh dari Kakaknya? Duh, Syar. Mami ga akan bisa melihat ada banyak kesedihan lagi dirumah ini.
"Mami?" Suara khas bangun tidur milik Nabila, akhirnya membuat Mami tersadar.. dan dengan cepat kembali memasang senyumannya.
"Morning, sayang. Kenapa tidur dikamar Kakak? Hemm?" Balss Mami sambil berjalan mendekat ke arah putri bungsunya, dan mengusap puncak kepala putrinya itu dengan sayang
Ditanya begitu, Nabila malah terdiam. Tiba2 sjaa ada mendung yang hadir, membingkai wajah gadis cantik itu. Kemudian dengan tanpa kata, Nabila metentangkan tangannya. Nabila sedang meminta peluk pada Mami. Melihat itu, dengan cepat Mami membungkus tubuh si bungsu dengan pelukannya. Sungguh Mami tau betul apa yang tengah dirasakan putri kecilnya itu. Segala resah tergambar jelas pada sorot mata Nabila pagi ini.
"Kak Syarla ga akan pindah ke Jogja kan, Mi?" Tanya Nabila dengan pelan dan penuh pengharapan
Semalam, karena terlalu lama menangis dan membujuk Kakaknya.. Nabila akhirnya menyerah dan memutuskan untuk memeluk Kak Syarla sepanjang malam. Nabila takut Kak Syarla tidak mempertimbangkan permohonannya. Nabila benar2 takut jika Kak Syarla akan tetap pada pendiriannya.
"Mi, kita bujukin Papi, ya. Bilang ke Papi buat larang Kak Syarla pergi." Imbuh Nabila, masih di dalam pelukan Mami
"Kita bahas nanti lagi ya, syaang. Sekarang bangunin Kak Syarla, kita sarapan dibawah. Oke?" Balas Mami sambil tanyannya mengusap2 punggung Nabila. Mami berushaa menenangkan si bungsu yang tengah gelisah itu.
°°
Pukul 07.10
Ruang makan, kediaman Parulian"Good morning, Papi." Sapa Nabila dengan nada cerianya. Entah apa yang membuat si bungsu se ceria itu. Diam2 Mami merasa heran. Kemana perginya mendung yang menghiasi wajah putrinya itu? Tapi Mami memilih diam. Mami juga berharap akan ada kabar baik yang sebentar lagi ia dengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salmon Familia
FanfictionKeluarga bahagia. Selamat menikmati keseharian sebuah keluarga kecil yang mungkin hanya akan kalian temui di sini, hahaa.. Just for fun ya guys:)