60

13.5K 1K 93
                                    

Begitu masuk ke dalam rumah, dengan cepat Syarla menepis tangan Papi yang kini melingkari pundaknya. Syarla benar2 tak habis pikir dengan sikap Papi pada Kak Jovan. Padahal sudah jelas bahwa ini bukan salah Kak Jovan. Dia ga salah, Pi. Sikap Syarla sudah jelas membuat Rony paham. Rony jelas tau maksud dari putrinya itu. Syarla pasti tengah kesal saat ini. Tapi tak maslaah, Rony akan membujuknya nanti. Sulungnya itu pasti akan mengerti.

Berikutnya, dengan tanpa kata.. Syarla memeluk Mami. Syarla menangis disana. Dengan cepat pula Mami menyambut pekukan putri sulungnya itu. Usapan lembut juga Mami berikan pada punggung Syarla yang kini bergetar karena tangisnya. Salma jelas tau apa yang kini dirasakan oleh kedua putrinya. Terlebih Syarla. Disaat rasa takutnya belum sepenuhnya hilang, Papi malah berusaha memberi luka baru pada hatinya.

Nabila juga tengah bertanya-tanya dengan sikap Papi. Apa Papi juga tidak memperbolehkan Nabila dekat dengan Paul? Perlahan Nabila mencoba melepaskan diri dari rengkuhan Papi. Tapi Papi menahannya. Papi malah memberinya pelukan yang erat.

"Papii.." panggil Nabila pelan

Ada banyak pertanyaan didalam kepala Nabila. Tapi rasa takut itu masih ia rasakan. Bayangan ruangan gelap dan teriakan orang2 berbaju hitam masih jelas terekam di ingatannya. Sebenarnya Nabila juga ingin menunjukkan rasa kesalnya pada Papi karena secara tidak langsung, Papi mengusir Paul, tadi. Tapi Nabila tidak memiliki energi lebih untuk itu. Maka yang ia lakukan sekarang adalah membalas pelukan Papi dengan erat juga.

Sementara Rony.. kini perasaannya benar2 dipenuhi rasa lega yang luar biasa. Rony memang amat sangat terkejut dengan kemunculan Lingga malam ini. Ditambah dengan seluruh kesedihan di dalam rumahnya, yang ternyata juga ulah campur tangan Lingga. Rony masih tidak mengerti apa sebenarnya tujuan Lingga, membuat keluarganya harus menerima banyak luka. Tapi yang paling penting adalah.. Rony bisa membawa kedua buah hatinya itu pulang kerumah. Mereka selamat.

Meski Salma belum mengetahui kejelasan peristiwa yang menimpa kedua putrinya malam ini, tapi Salma sudah bisa merasa tenang. Ketakutan yang sedari tadi ia rasakan, kini perlahan meluap dengan sendirinya. Putrinya sudah dirumah. Disini, didalam pelukan Mami dan Papinya. Namun kini pandangannya lurus menatap suaminya yang tengah menenangkan si bungsu. Salma mencoba menerka sikap Rony malam ini. Karena selain rasa emosi dan rasa takut, Salma juga melihat sesuatu yang berbada di dalam diri suaminya. Mengapa juga Rony harus bersikap tidak mengenakkan pada Jovan dan Paul?

"Nabila udah aman, oke? Ga perlu takut lagi." Ucap Rony masih memeluk Nabila

Nabila mengangguk. Namun kalimat Syarla berikutnya adalah kalimat yang mampu membuat Rony dan Salma terkejut.

"Semua ini salah Papi, Mi. Ini salah Papi!" Ucap Syarla sambil melepaskan pelukan Mami dan beralih menatap Maminya

"Sayang.. jangan gitu, dong." Balas Mami.

Disini Salma semakin bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya terjadi. Siapa yang menculik putrinya? Dimana penculiknya? Dan mengapa Syarla tiba2 saja menyalahkan Papinya?

Mendengar perkataan Syarla. Rony melepaskan pelukannya dengan Nabila yang berjalan mendekat pada putri sulungnya itu. Ada sebaris luka terlihat di kedua matanya. Rony tidak menyangka putrinya akan menyalahkannya seperti ini.

"Maafin Papi, sayang." Ucap Rony sambil mengambil tangan Syarla untuk digenggam

Syarla diam. Namun detik berikutnya Syarla menepis tangan Papi.

"Kalau Papi udah ngerasa salah, harusnya Papi ga usah kayak gitu sama Kak Jovan. Dia ga salah, Pi. Kak Jovan bahkan kesana buat bantuin Papi." Balas Syarla menatap Papi. Air mata masih mengalir dipipinya

"Sekarang lihat Nabila. Papi juga mau ngelarang Paul deket2 sama Nabila? Iya??" Imbuh Syarla

"Udah. Udah, sayang. Papi pasti mau yang terbaik buat kalian." Sahut Mami menenangkan Syarla

Salmon FamiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang