Please vote before you enjoy this chapter 🍵
.
.
.Diawali dengan pagi yang cerah setelah semalaman kota Seoul kembali diguyur hujan. Lalice tengah menikmati sarapan seorang diri, dilantai dengan alas tikar sederhana nya Lalice sarapan bersama potongan kimbab yang dia buat sendiri.
Meski terlihat berantakan asal dapat dimakan Lalice tidak masalah yang penting dia sudah sarapan.
Semalam penyakit Ji-hyun kambuh,dia terus meminta maaf pada Lisa karena harus menemani nya saat dia kesakitan semalaman dan menyusahkan Lisa.
Lalice terpaksa harus tertidur disamping bibi nya karena takut jika Ji-hyun merasakan sakit sendirian,rasa takut kehilangan benar-benar mencekik Lalice semalaman. Akan seperti apa dunianya jika Ji-hyun pergi meninggalkannya sendirian disini.
Orang mungkin mengira jika Lalice bisa tanpa nya,Lalice mungkin akan baik-baik saja karena gadis itu adalah gadis yang mandiri.
Tapi tidak,itu salah besar. Lalice tetap lah seorang gadis yang masih butuh kasih sayang dari keluarga nya, Lalice masih lah gadis yang cengeng jika dia mendapatkan kesakitan dihatinya.
Lalice akan merasa kehilangan sebagian jiwa nya,hidup Lalice dipastikan akan berantakan. Dan tidak ada lagi alasannya dia hidup.
Huek~
Lalice membulatkan matanya saat mendengar Ji-hyun yang sedang kesakitan dikamar mandi. Dia sedikit melempar dan menjatuhkan sumpit nya yang langsung menghampiri Ji-hyun.
Gelombang sakit diperutnya terus mendorong sesuatu yang ada di tubuh nya untuk dikeluarkan. Rasa mual tidak bisa Ji-hyun tahan sehingga dia terpaksa mengeluarkan sesuatu ditubuhnya.
"Pelan-pelan,Imo." Lalice mengusap tengkuk Ji-hyun dengan lembut yang sedang memuntahkan cairan bening,karena Ji-hyun belum memasukkan makanan apapun pada tubuhnya. Lalice mengeryit karena dipastikan jika itu sangat menyakitkan.
"...maafkan imo yang terus membuat mu susah." Bersama dengan tangisan kecil itu Ji-hyun mencengkram pinggiran wastafel dan menunduk meneteskan air mata.
Tidak menanggapi ucapan Ji-hyun,dengan telaten Lalice membersihkan bekas muntahan tadi lalu mengusap wajah Ji-hyun dengan air secara perlahan.
"Apakah imo sangat kesakitan?lebih baik kita pergi ke rumah sakit. Aku tidak akan berangkat sekolah hari ini---" ucap Lalice menahan tubuh Ji-hyun yang sangat lemas itu.
"Aniyo,Imo tidak ingin pergi ke rumah sakit disini saja sudah cukup,kau tidak boleh membolos sekolah,Lalice."
Lalice menggeleng. "Aku akan menemani mu disini kalau begitu."
"Tidak, kau harus pergi sekolah. Imo akan marah jika kau tidak pergi sekolah." Bahu Lalice melemas,jika sudah seperti ini maka sulit baginya untuk membujuk Ji-hyun pergi ke rumah sakit.
Lalice tidak ingin meninggalkan Ji-hyun sendirian dirumah,dia takut jika Ji-hyun akan kembali mengalami serangan jantung mendadak dan ketika itu tidak ada siapa-siapa disampingnya saat dia kesakitan.
Lalice membawa tubuh lemas Ji-hyun ke kamar. Kemudian pergi dan mengambil semangkuk sup samgyetang yang dia buat sendiri dengan melihat disitus Naver.
Entah bagaimana rasanya yang terpenting Ji-hyun sudah memasukkan makanan pada tubuhnya walaupun hanya sedikit.
"Apa Lalice membuat nya sendiri?" Tanya Ji-hyun yang melihat Lalice membawa semangkuk makanan kehadapan nya.
Lalice tersenyum lalu sedikit demi sedikit menyuapi Ji-hyun dengan lembut. Tak lama sembari menyuapi Ji-hyun Lalice sibuk berceloteh membicarakan banyak hal. Lalice akan menjadi seorang gadis manja pada Ji-hyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breath 'L'
RandomAku hidup untuk mempertahankan satu kebahagiaan. Tuhan memberi ku kesempatan untuk membalas kebaikan kalian. Jika sudah tak diinginkan aku memilih kembali bersama Tuhan.- L -Second story.