36. Breath : Friendly

2.3K 328 26
                                    

Please vote before you enjoy this chapter 🍵
.
.
.

Setelah jam pelajaran selesai,Lisa segera beranjak menarik tangan Seulgi untuk pergi menuju kantin. Karena dia tidak sarapan membuat Lisa harus menahan lapar sejak jam pelajaran berlangsung.

Keadaan kantin mulai ramai dan mulai dipadati oleh siswa-siswi yang baru saja keluar dari dalam kelas. Seulgi bertugas untuk memesan dan membawa makanan dan Lisa bertugas untuk menunggu dimeja agar tempat mereka tidak ada yang mengisi.

Untuk sekarang,tidak ada yang berani mengusir ataupun mengganggu Lisa selain Nayeon. Karena mereka tahu sedang berhadapan dengan siapa jika mereka sampai mengusik ketenangan Lisa.

Berita kematian Ki-joon mulai tersebar di seluruh penjuru sekolah. Bukan karena kasus pembunuhan yang ibunya lakukan namun dalam berita yang beredar jika Ki-joon mati akibat bunuh diri karena terlilit hutang dengan seorang mafia.

Sejak tadi Lisa memikirkan bagaimana kekuatan media yang ibunya pegang hingga mereka bisa membuat Ki-joon berada dalam skandal dan berakhir dengan bunuh diri.

"Lisa-ssi gwenchana?"

Seorang siswa duduk dihadapan Lisa tanpa permisi karena melihat Lisa yang melamun kencang tanpa menghiraukan suaranya yang terus memanggil nya.

"Eoh Mingyu-ssi. Nee,aku baik-baik saja." Ujar Lisa yang terlihat canggung melihat pria tinggi itu. Lisa melirik kearah Seulgi yang masih sibuk menunggu pesanan nya datang.

"Bolehkah aku duduk disini, sepertinya meja sudah mulai terisi penuh." Tanya Mingyu yang membawa nampan berisi makanan juga air mineral.

Lisa yang melihat Mingyu kesusahan membawa nampan itu pun lantas mengangguk memperbolehkan untuknya duduk bersama dalam satu meja.

Entah mengapa Lisa sangat canggung dengan ketua kelas itu,Lisa ingin mencairkan suasana namun Seulgi datang tepat waktu bersama seorang ahjussi yang membawakan pesanan mereka.

"Khamsahamnida." Ucap Seulgi pada Ahjussi tersebut.

"Mingyu-ya,ternyata kau duduk disini." Tanya Seulgi yang mulai menyamankan duduknya. Seulgi memang sudah akrab dengan Mingyu sejak kecil namun persahabatan mereka tidak diperlihatkan dengan jelas karena mereka sudah seperti kakak adik.

"Tidak ada meja lain,Lisa memberiku tempat duduk jadi aku duduk disana saja, benarkan Lisa-ssi?" Ucapnya sambil menyuapkan makanan pada mulutnya yang mulai penuh.

Lisa celingak-celinguk gagal menyuapkan makanan karena ucapan Mingyu padanya. "Ah nee."

"Kalian adalah teman sekelas, berhenti memanggil dengan panggilan canggung seperti itu." Seulgi menimpali mereka yang saling memanggil dengan panggilan yang kurang akrab.

"Apakah boleh?" Tanya Mingyu pada Lisa yang sedang mengunyah makanan. Mingyu sedikit menarik bibirnya saat melihat pipi Lisa yang menggembung karena makanan yang Lisa makan.

"Jika kau tidak keberatan, aku pun tidak apa-apa." Ucap Lisa yang selesai menelan makanannya lalu Lisa sedikit memberikan senyuman pada Mingyu.

"Nee Lisa-ya." Seulgi sedikit terkekeh mendengar panggilan yang Mingyu buat untuk Lisa. Panggilan itu mungkin belum terbiasa bagi mereka sehingga terdengar sangat canggung.

"Mingyu-ya. Apakah kau tidak mempunyai teman laki-laki? Mengapa kau selalu sendirian saat berada disekolah?" Tanya Lisa.

"Jika disekolah ini temanku hanya Seulgi. Apakah kau ingin mengajakku berteman?"

Breath 'L'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang