11. Breath : She know

3.4K 398 15
                                    

Hari ini adalah hari ketiga Ji-hyun dirawat diruang inap itu. Keadaannya belum benar-benar pulih namun dirinya memaksa pada dokter ingin pulang dan sudah tidak ingin dirawat kembali.

Melihat keinginan yang kuat dari Ji-hyun,Lalice tidak bisa berbuat apa-apa. Jika Lalice memaksa Ji-hyun untuk tetap berada dirumah sakit,Ji-hyun akan balik memarahi Lalice dan membuat keadaan Ji-hyun kembali drop.

"Wajahmu tidak usah ditekuk seperti itu. Imo sudah baik-baik saja." Dengan perasaan yang campur aduk,Lalice tetap membantu Ji-hyun membereskan barang-barang yang akan dibawa pulang.

"Tapi imo,yang benar saja kau bahkan baru keluar dari ICU belum lama ini. Mana mungkin kondisimu baik-baik saja,jika kau khawatir tentang biaya rumah sakit tenang saja semua sudah lunas imo."

Lalice sebenarnya masih tidak bisa membiarkan Ji-hyun pulang. Tapi mengapa dia sangat bersikeras untuk pergi dari penjara sakit ini.

"Mwo?siapa yang membayar ini semua, Park Bogum?" Ji-hyun balik bertanya, ternyata memang itu salah satu alasan Ji-hyun ingin segera pulang. Kerena biaya dirumah sakit ini pasti akan sangat mahal. Bahkan untuk ruang kelas 3 saja tinggi sekali biayanya.

"Ani,t-temanku yang membayarnya." Jawab Lalice takut-takut.

"Apa?temanmu?kau dikasihani oleh seseorang?" Suara Ji-hyun terdengar tinggi ditelinga Lalice.

"Bukan begitu. Mereka gadis yang baik,hanya ingin membantuku tidak bermaksud apa-apa imo." Lalice berusaha menjelaskan pada Ji-hyun yang selalu marah jika ada seseorang yang membantu kehidupan mereka.

Ji-hyun merasa jika mereka hanya mengasihi dirinya dan juga Lalice yang tidak mampu. Beberapa orang kaya pernah membatu kehidupannya dan juga Lalice namun berakhir dengan caci maki yang Ji-hyun dapatkan dari orang tersebut.

Dia tidak ingin kembali mendapatkan kejadian seperti itu. Makanya Ji-hyun sangat sensitif jika ada yang ikut campur dalam kehidupannya.

"Lalice dengar,imo tidak suka jika ada seseorang yang ikut campur dengan kehidupan kita. Entah itu orang baik atau jahat imo tidak suka,kita masih bisa berdiri sendiri tanpa harus mendapatkan kasihani dari orang lain."

"Tapi mereka---"

"Sekarang beritahu imo berapa total biaya yang sudah imo keluarkan saat dirawat disini. Tabungan imo masih cukup untuk membayar uang temanmu itu. Kembalikan uang tersebut padanya."

Lalice hanya diam melihat Ji-hyun yang terlihat kesal padanya,setelah selesai dengan membereskan barang-barang. Lalice mengambil kartu kredit yang Ji-hyun berikan padanya untuk kembali membayar biaya rumah sakit.

Lalice merasa tidak enak pada Jennie jika dia mengembalikan semua pembayarannya. Bahkan dia belum berterimakasih pada Jennie. Tapi Ji-hyun akan kembali marah jika tidak mengembalikan itu semua. Hah Lalice menjadi bingung.
.
.
.

Lalice kembali ke ruang rawat Ji-hyun setelah dirinya selesai dengan semua urusan pembiayaan nya. Lalice membawa sebagian barang-barang Ji-hyun dan kini mereka sedang berada di lobi rumah sakit.

Memesan sebuah taksi dan setelah dapat mereka masuk lalu pergi meninggalkan rumah sakit. "Mianhe imo jika aku membuat mu kecewa. Aku sungguh tidak berniat membuat seseorang mengasihani kita."

Sejak tadi Lalice merasa bersalah pada Ji-hyun yang terus mendiaminya sejak keluar dari ruangan inap. Ji-hyun melirik pada Lalice yang menundukkan pandangannya dengan deraian air mata itu.

"Tidak sayang imo tidak kecewa. Imo hanya tidak ingin kau sakit hati jika orang tersebut ternyata hanya kasihan pada hidupmu." Ji-hyun mengusap air mata Lalice.

Breath 'L'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang