Please vote before you enjoy this chapter 🍵
.
.
.18 Tahun yang lalu.
Hembusan angin kencang menyapa para manusia yang hendak melakukan aktivitas nya disiang hari ini. Didaerah yang cukup padat dipinggiran kota Seoul sepasang suami istri tengah beradu mulut disepanjang jalan.
"Aku mohon padamu yeobo,jangan pergi kita bisa bicarakan ini dengan baik." Ucap seorang pria pada wanita yang tengah membawa tiga orang putrinya yang masih kecil.
"Lepaskan,lepaskan aku!" Wanita tersebut terus berjalan menarik kedua anaknya yang masih kecil juga satu dalam gendongannya sekitar umur satu tahun.
"Yoona-ya tolong jangan pergi. Kenapa kau harus melakukan ini?" Pria tersebut terus mengejar wanita yang berstatus istrinya itu. Sembari menggendong anak ke empat mereka.
"Lepaskan aku brengsek." Wanita itu menghentikan langkahnya saat dia kesal dengan sang suami yang terus menariknya agar berhenti. Bahkan kedua anaknya pun ikut menangis melihat perdebatan diantara mereka.
"Aku tahu keadaan kita sedang sulit,tapi aku akan berusaha lebih baik dan bekerja lebih keras. Tolong jangan lakukan ini." Ucap pria itu sambil menenangkan bayi dalam gendongannya yang mulai merengek.
Mereka memiliki empat orang putri,tiga diantaranya tengah berada bersama wanita dihadapannya ini. Dan satu lagi tengah berada digendongan pria itu yang masih berusia empat bulan.
"Apa kau tahu, seberapa besar sikapmu yang membuatku kesal? Aku pergi bukan karena kau melakukan kesalahan. Aku merasa,aku ini tercekik!"
"Hidupku tidak seharusnya begini,aku hidup seperti dipenjara tanpa ada cahaya sedikitpun. Aku lahir dan besar dari keluarga terpandang lalu kau datang membawaku dan membuat hidupku menyedihkan seperti ini apa kau tidak sadar?"
"Bagaimana denganku? bagaimana dengan bayi kita ini yeobo." Wanita bernama Yoona itu memejamkan matanya lalu menatap wajah putri kecilnya itu.
"Anggap aku sudah mati,mereka akan aku bawa dan kau cukup besarkan anak bungsu kita." Pria tadi hanya terdiam mendengar ucapan istrinya. Yoona kembali berjalan menjauh namun langkah terhenti saat mendengar tangisan yang keluar dari bayi yang digendong oleh suaminya.
Matanya bergetar dan berkaca-kaca namun tidak sama sekali melirik pada putri nya itu. "Maafkan eomma sayang." Ucapnya dalam hati.
Wanita itu berjalan menuju mobil yang sudah parkir didepan rumahnya yang kecil bak gubuk itu.
Membawa masuk kedua anaknya kedalam mobil dan memasukkan koper nya ke bagasi. "Eomma kita akan kemana?mengapa Appa menangis?" Ucap putri sulung yang berusia 5 tahun itu.
"Cepat jalanankan mobilnya!cepat." Dia menangis dengan terisak, mengabaikan pertanyaan putri sulungnya yang kebingungan. Gadis kecil itu melirik ke belakang, melihat sang ayah yang menangis memeluk adik bungsunya.
"Lili-ya."
"Suatu saat nanti eomma akan membawa Lili sayang. Tumbuh lah menjadi anak yang baik." Hati kecilnya berkata tanpa beban,memeluk putri nya yang berusia lima tahun dan tiga tahun itu.
_________
Rabu,03 Mei 2023 🐣
KAMU SEDANG MEMBACA
Breath 'L'
RandomAku hidup untuk mempertahankan satu kebahagiaan. Tuhan memberi ku kesempatan untuk membalas kebaikan kalian. Jika sudah tak diinginkan aku memilih kembali bersama Tuhan.- L -Second story.