Please vote before you enjoy this chapter 🍵
.
.
.Lisa baru saja menyelesaikan operasi pada kepala bagian belakangnya. Para dokter membawa brankar Lisa menuju ruang ICU,semua keluarga Kim masih dilarang untuk menjenguk Lisa karena para dokter akan berada di ruangan itu selama 24 jam penuh menunggu kondisi Lisa.
Mereka sempat tak terima namun saat melihat kondisi Lisa yang memang masih rentan membuat mereka terpaksa menerima jika Lisa tidak boleh dijenguk oleh siapapun.
Mereka menitipkan Lisa pada dokter-dokter yang menangani bungsunya. Karena mereka akan mengurus Rosé sejenak yang tumbang dan dirawat diruang lain.
Ruang ICU adalah tempat dimana jiwa seseorang sedang beristirahat sementara ditempat milik Tuhan. Jika orang tersebut terlena dengan ketenangan ditempat itu maka jiwanya tidak akan pernah kembali.
Dan ICU adalah tempat pertama dimana tangis dan jeritan kesedihan seseorang terdengar. Tempat dimana orang terkasih pergi menghadap Tuhan dan meninggalkan kerabatnya.
Didalam ruangan yang begitu dingin,Lisa masih terbaring dengan ditempeli berbagai kabel ditubuhnya. Entah mimpi apa yang datang pada Lisa, hingga membuat Lisa mengeluarkan suara-suara tidak jelas dari mulut nya.
Suara mesin disampingnya terdengar begitu nyaring. Gadis berponi itu sedikit membuka matanya walau nihil itu sangatlah berat.
"Eomma.." Batinnya memanggil Yoona saat dirasa jika udara disekitar Lisa begitu dingin. Lisa tidak mampu membuka matanya dengan jelas dan hanya bayangan kabur yang terlihat dari manik indahnya.
Sangat berat untuk Lisa membuka matanya,hingga yang ingin Lisa lakukan adalah menutupnya kembali.
"Unnie.." Dalam bayangan kabur itu,Lisa menatap sekelilingnya saat dirasa tidak ada siapapun yang menemaninya.
"Lisa sayang." Mendengar suara yang tak asing itu,matanya membuka perlahan dan tetap yang terlihat hanyalah bayangan kabur.
"Lisa, bangun sayang..kau harus bangun." Siluet wanita itu tergambar oleh pandangan Lisa yang buram.
"Imo?ini tidak mungkin. Mengapa dia bisa ada disini?aku yakin ini pasti mimpi." Batinnya bertanya saat pandangan nya melihat sosok wanita kesayangannya. Wajahnya sangat mengkhawatirkan keadaan Lisa.
"Kau harus bangun..Imo akan segera membawamu pergi. Kau harus hidup bahagia dan tidak boleh merasakan sakit lagi." Ji-hyun mengusap lembut pipi Lisa yang terasa sangat nyata baginya usapan itu.
"Imo tidak punya banyak waktu lagi. Lisa harus bangun.." Suara itu semakin menjauh dan semakin mengecil,tetesan air mata mengalir dari sudut mata Lisa.
Namun bersamaan dengan itu,Lisa kembali tertidur tak sadarkan diri.
.......Malam hari yang begitu dingin dikota Seoul ini menambah kesan mengharukan bagi semua keluarga Kim. Diruang rawat mewah itu, akhirnya bungsu Kim sudah bisa melewati masa kritisnya. Alat-alat yang menjadi penunjang hidupnya pun sudah terlepas dari tubuh Lisa yang mulai membaik.
Mereka semua berkumpul dan mengharapkan mata indah Lisa cepat terbuka. Seperti yang sedang Jennie lakukan,dia masih tetap mengusap dengan lembut tangan Lisa yang terbebas dari infusan dan terus bergumam maaf didalam hatinya atas sikapnya pada Lisa akhir-akhir ini.
"Kembalikan jiwa Lisa,Tuhan." Batin Jennie berkata dengan begitu yakin pada Tuhannya yang membawa adiknya sementara.
Tidak ada yang menyalahkan Jennie atas kecelakaan yang terjadi pada Lisa. Mereka hanya ingin fokus pada kesembuhan Lisa dan enggan mengungkit masalah yang begitu sensitif ini. Namun Jennie masih benar-benar menyesali perbuatannya yang lalai menjaga Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breath 'L'
RandomAku hidup untuk mempertahankan satu kebahagiaan. Tuhan memberi ku kesempatan untuk membalas kebaikan kalian. Jika sudah tak diinginkan aku memilih kembali bersama Tuhan.- L -Second story.