15. Breath : I feel blue

3.3K 424 15
                                    

Siang hari ini awan hitam terlihat menutupi sebagian wilayah kota Seoul. Perkiraan cuaca menginformasikan bahwa akan ada hujan deras yang mengguyur kota Seoul. Gemuruh petir mulai terdengar,awan hitam mulai berkumpul dan rintik hujan mulai turun.

Ketiga gadis Kim justru tengah berkumpul dibalkon rumah sakit,mereka tidak ada yang ingin pergi meninggalkan Lisa dalam waktu yang lama. Maka dari itu mereka sengaja membolos agar tetap bisa berada disekitar Lisa.

Hujan deras mulai turun namun tidak membuat mereka berteduh untuk masuk kedalam,petir pun mulai bersahutan.

Didalam ruangan,Lisa mulai sedikit menggeliat. Lalu dia mencoba untuk membuka matanya, nafasnya tiba-tiba memburu hingga dadanya turun naik dengan cepat. Lalice sedikit terbangun dan langsung menutup telinganya dengan penuh takut.

Ctar~

Suara petir bersama kilatan cahaya menyambar ruangan Lalice yang jendelanya tengah terbuka lebar. "Andwae, tolong hentikan. Lepaskan aku,Imoo..na museowo." Lalice menangis dengan keras dan histeris.

Kilatan sarua petir sama dengan suara tembakan yang memekakkan telinga Lisa. Dengan tangis yang keras itu ketiga gadis Kim belum menyadari jika adiknya sudah terbangun akibat suara yang menyeramkan baginya.

"Lalice!" Ji-hyun yang baru saja keluar dari kamar mandi langsung berlari kearah Lisa yang tengah ketakutan setengah mati,dengan memeluk lututnya dan menutup telinganya.

"Imoo..na museowo." Teriak Lalice dalam dekapan Ji-hyun.

"Tenang sayang,imoo disini. Kau aman,imoo sedang memeluk mu. Tenangkan dirimu nak." Ji-hyun berusaha menenangkan Lisa yang memeluknya sangat erat, tubuhnya bergetar hebat akibat tangisan yang keras.

Rosé yang tengah terduduk dikursi itu merasa ada sesuatu didalam ruangan,dia langsung melirik kearah belakang. Matanya membulat saat melihat Lisa yang sudah terbangun dipelukan Ji-hyun.

"Lisa sadar." Rosé langsung melompat masuk kedalam ruangan, diikuti oleh Jisoo dan Jennie. Mereka panik saat mendengar tangisan Lalice yang keras.

"Imoo ada apa dengan Lisa?" Tanya Rosé yang bingung harus berbuat apa pada adiknya.

"Tutup semua pintu dan jendela disana sayang. Lisa takut suara hujan dan petir." Ucap Ji-hyun yang membuat mereka semua terkejut dan langsung menutup semua pintu dan jendela dengan rapat.

"Mianhe imoo karena membuat Lisa menangis." Ucap Rosé yang terlihat sedih melihat Lisa menangis sesenggukan.

"Lalice,tenang sayang. Semuanya baik-baik saja,atur nafasmu agar kau tidak sesak." Ji-hyun melerai pelukannya namun tangan Lisa masih mencengkram erat baju Ji-hyun.

Jennie segera memberikan Lisa air dan anak itupun meminumnya hingga tandas,betapa hausnya Lisa saat ini dan setelah selesai minum Lisa mulai tenang. Tangisan nya sudah berhenti namun masih sesenggukan, membuat senyum ketiganya merekah.

Lalice tampaknya belum sadar dengan kehadiran mereka. Terlihat dari matanya yang tertutup dan terbuka dengan perlahan.

"Lalice~ Annyeong." Ucap Jisoo yang menyadarkan Lisa agar fokus padanya. Dengan tatapan yang sayu Lisa memandang mereka.

"Unnie?" Lisa terkejut dengan kehadiran mereka. Bukan apa-apa pasalnya dia hanya takut Ji-hyun mengusir mereka karena mereka sempat membantunya dan mencampuri kehidupan mereka berdua.

"S-Sedang apa kalian disini?" Tanya Lisa dengan debaran jantung yang berdetak kencang.

"Kami hanya ingin menemui mu---"

"Aniya,tidak perlu. Masih ada Ji-hyun imoo yang bisa menemaniku saat ini, terimakasih Unnie." Ucap Lisa melirik pada Ji-hyun yang hanya diam tak merespon apapun.

Breath 'L'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang